Monday, September 26, 2005

otoritas keilahian

Dahulu kita berkelahi melawan 'revolusi' dan kini melawan 'Tuhan'. Jauh lebih sulit yang sekarang dan hanya orang-orang yang berani sajalah yang dapat membuka kedok kaum munafik. Seolah-olah hanya mereka sajalah pemilik Tuhan, dan kita semua orang-orang yang tidak tahu apa-apa.
- Surat Soe Hok Gie kepada Herman Lantang, 18 Februari 1968 -

Membaca surat Soe Hok Gie itu membuatku berpikir bahwa negeri ini mungkin memang sedang dibungkus oleh kemunafikan. Yah... maksudku setelah penutupan beberapa tempat-tempat ibadah itu. Aku hanya tidak mengerti mengapa orang-orang yang sengaja melakukan itu bukannya melakukan sesuatu yang lebih berguna untuk membuat negeri ini jadi lebih baik tapi lebih sibuk dengan elemen spiritualisme yang sebenarnya bukan hak mereka atau kami sebagai manusia untuk menyentuh.

Kenapa aku bilang itu bukan hak mereka? Bolehlah kau protes, tapi tiap orang boleh mengemukakan pendapat masing-masing kan? Kemarin aku mendengar dari seseorang, bahwa peristiwa penutupan tempat-tempat ibadah itu terjadi karena manusia sudah menyentuh sesuatu yang bernama otoritas keilahian. Aku setuju. Absolutely. Maksudku, kalau sampai kau mendengar satu atau beberapa orang berpindah keyakinan, berpindah dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya, biarkanlah ia. Bukan ia atau orang-orang yang membujuknya untuk berpindah itu yang punya kuasa penuh sehingga ia bisa melompat dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya. Ada kuasa yang lebih besar dari itu. Otoritas Sang Pencipta yang mana terkadang tak pernah bisa kau pahami dan kau lawan.

Aku hanya ingin kita semua sama-sama belajar bahwa Tuhan tak perlu dibela. Bahwa manusia hanyalah makhluk-makhluk mungil yang karena kemurahan-Nya diberi sesuatu yang namanya otak dan hati untuk berpikir dan juga punya perasaan, tapi bukan untuk menyentuh otoritas-Nya. Bahwa manusia bukanlah robot yang tidak punya emosi dan hanya punya mesin penghancur untuk saling menghancurkan. Hidup tidak hanya sekedar itu.

Ijinkan aku bermimpi sejenak tentang kedamaian, tentang persatuan, tentang persahabatan, tentang cinta, tidak usah di negeri asing nun jauh disana, tapi di negeri ini.


Monday, 26 September 2005
10.44 am

... praying for Indonesia

0 komentar ajah: