Thursday, February 16, 2006

melbourne..., here i am!!!

Melbourne… here I am!!

Friends, jessie udah di Melbourne! Beradaptasi lagi dengan kehidupan yang baru. Everything looks new, smells new, tastes new, and sounds new. Pertama kalinya menginjak negeri selain Indonesia. Keluar dari zona nyaman Surabaya, ke tempat baru yang benar-benar asing. Meskipun tidak sampai setahun di kota ini, aku akan berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya. Sungguh. Ini suatu hadiah dan kesempatan yang sudah Dad berikan padaku. Ia pasti tahu aku begitu menanti-nantikan saat ini.

Kota yang bersih dan teratur. That’s Melbourne. Begitu berbeda dengan Surabaya. Begitu berbeda dengan Indonesia. Kau bilang aku cerewet? Yah… aku terus bertanya pada erwin apa ini dan apa itu. Aku berusaha melihat sebanyak-banyaknya dan menyimpan sebisa-bisanya di memori otakku yang kecil ini. Aku begitu pelupa, dan sebelum aku melupakannya, ijinkan aku menuangkannya dalam tulisan.

Tram adalah salah satu kendaraan terunik di seluruh dunia. Karena kau hanya bisa menemukan kendaraan ini di Melbourne dan London. Kau bisa pergi kemanapun kau mau dengan tram. Kau harus membayar seratus dolar untuk satu bulan dan kau bebas naik kemanapun, asal tak lupa membawa kartunya. Sisanya? Kau bisa jalan kaki. Tak usah khawatir soal polusi atau udara yang kotor dan panas seperti Surabaya. Disini kebanyakan orang menggunakan tram sebagai sarana transportasi mereka, mobil yang mesinnya tidak bising dan tidak menciptakan polusi, sepeda (Sungguh!! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa jalur untuk pengendara sepeda disediakan di semua jalan) dan kaki! Karena itu, tak perlu punya sandal atau sepatu hak tinggi, karena mereka tidak diperlukan disini. Kau hanya perlu sandal saja atau sepatu olah raga. Pokoknya sesuatu yang membuat kakimu tetap nyaman untuk kau ajak jalan kemana-mana. Kalau kau ingin membayangkan tram, jangan membayangkan bis di Indonesia. Buat orang jawa tengah yang tahu kereta kaligung, mungkin seperti itulah tram. Hanya tram disini lebih bersih dan tidak bikin eneg. Tidak ada genangan air, bekas puntung rokok yang dibuang (ada tanda dilarang merokok dalam tram itu dan semua penumpang mematuhinya!!), sisa-sisa makanan yang (pura-pura) lupa dibuang oleh pemiliknya atau coretan-coretan macam: ‘Dina was here’ atau kelas II-3 SMP X pernah disini atau Joni loves Sinta.

Sepanjang hari ini aku pergi ke pusat kota. Pusat kota adalah tempat dimana kau bisa menemukan apapun disitu. Toko-toko besar dan kecil berjejer disana-sini. Lebih asyik berjalan kaki jika kau sedang berada di pusat kota. Dan jangan lupa membawa kamera. Banyak hal yang menarik yang bisa kau simpan dalam memori kameramu untuk kau lihat-lihat kembali. Pengamen jalanan, uhm…, mungkin lebih tepat kalau mereka kubilang musisi jalanan. Mereka tidak hanya memakai gitar atau beberapa logam uang receh dan tutup botol coca cola yang disatukan dengan paku di sebuah lempengan kayu untuk menyanyi mencari uang. Mereka bisa menggunakan terompet, atau bahkan keyboard kecil dan juga ketipung. Dan sebenarnya mereka lebih tepat dibilang entertainer ketimbang street musician. Ada pula yang pamer kebolehannya membuat benda-benda mungil dengan menggunakan kawat. Kawat-kawat tembaga lempeng warna oranye yang lurus-lurus dan kaku itu, ditangannya bisa jadi sebuah sepeda, anjing, orang-orangan. Very interesting. Toko-toko dihias seatraktif mungkin. Sebuah toko baju dan kosmetik (oh, cik nety… dimanakah dikau??) menggelar thematic display. Sulit untuk menggambarkannya, tapi aku sedang mencobanya. Uhm... patung-patung yang mengenakan gaun-gaun mode baru dan di sebelah patung-patung itu berdiri majalah raksasa menuliskan tentang seasonal fashion. Erwin bilang, beberapa waktu yang lalu toko itu didekorasi seperti istana boneka. Aku tak sabar menanti tema apalagi yang bakal mereka gelar setelah season ini berlalu.

Ah… akhirnya hari ini salah satu impianku terpenuhi. Walking around a park. Taman yang ada di pusat kota di Melbourne ini sangat impressive. Mungkin hampir sama dengan yang kau lihat di televisi. Lengkap dengan kolam bebek, kursi2 taman, pohon-pohon rindang, gazebo dan area rumput yang cukup luas buatmu untuk beradegan India dengan pacarmu. They are very clean, don’t worry. Ketika aku dan erwin makan siang disitu, beberapa unggas menghampiri kami. Aku begitu terkejut ketika sadar bahwa mereka tidak takut pada manusia. Di Indonesia, kami tidak pernah bisa mendekati burung (yang tidak di sangkar) atau bebek atau ayam. Tapi disini, mereka yang mendekatimu. Hanya saja, meskipun kau ingin memberi mereka makan, kau dilarang oleh pemerintah setempat untuk melakukannya. Akan sangat menyenangkan kalau bisa melakukannya, tapi mereka bilang, kalau kita melakukannya maka kita sama saja merusak daerah yang liar terpelihara itu. Rupanya mereka membiarkan unggas-unggas itu mendapatkan makanan dari alam. Udara yang sejuk, pemandangan yang indah, tempat-tempat yang asyik (macam plant craft house, glass houses, myer music bowl, observatory café, mini long island, museum, etc) dan bermacam-macam orang membuat aku lupa kalau aku sudah berjalan begitu jauh dan kakiku mulai berteriak-teriak kesakitan dan perutku menuntut extra makanan karena aku sudah membuang energi begitu banyak. Ketika aku berjalan keluar dari taman itu, aku berpaling dan berjanji pada diriku sendiri bahwa perjalanan hari itu tidak akan hanya sekali. Aku pasti akan kesana lagi.

Well, sebenarnya masih banyak yang ingin kuceritakan. Flat yang kutempati ini memang kecil, tapi aku menyukainya. Seperti yang kuimpikan. Aku hanya ingin bilang pada adikku, Tian, bahwa disini rambut keriting seperti rambutnya bukan sesuatu yang lucu dan jadi bahan tertawaan orang banyak, tapi sesuatu yang common bahkan cool. You must be proud of your hair, just wait until you go out from Indonesia.

Masih banyak yang bisa dilihat, dan aku akan berusaha untuk menterjemahkan isi otakku yang penuh itu menjadi tulisan.


- jessie -
Thursday, 16 February 2006
01:39 am

1 komentar ajah:

Justin said...

Howdy! Ternyata sudah disana ya, wah berarti nututi visa-nya dan bisa berangkat bareng Erwin? Selamat ya. Kalau aku ada kesempatan sebelum kamu pulang aku bisa mampir, kalau gak sempat ya jangan lupa oleh-olehnya! Kembalinya ke Surabaya kan?