Tuesday, February 21, 2006

my flat

Aha!!! Tempat tinggalku yang pertama. Hanya aku dan erwin. Dan sungguh! Yang seperti ini yang aku inginkan sejak dulu.

Flat tempat tinggalku ini kecil. Dan memang bukan rumah. Kalau kau pertama kali masuk ke flat ini, kau cuma melihat sepetak kecil ruang tamu yang merangkap ruang menonton tivi. Hanya ada dua sofa berlengan, satu meja, satu televisi, rak buku dan satu rak sepatu. Setelah ruang tamu ini, sudah ada dapur di seberang sana, dengan meja makannya. Meja makan itu seharusnya punya dua kursi. Kursi bersandar dan kursi biasa. Kupikir, cukuplah untuk kita berdua. Tapi ternyata terjadi insiden kecil yang menyebabkan kaki kursi bersandar itu patah dan jadilah kami hanya punya satu kursi untuk meja makan. Yang kusuka dari dapur ini adalah peralatannya yang cukup lengkap. Rupa-rupanya istri dari pemilik flat yang lama doyan memasak, yang menyebabkan ia punya beberapa macam pisau dapur, beberapa macam wajan untuk memasak beserta sutilnya, adonan kue dan agar-agar, parutan, setumpuk piring, gelas dan cangkir yang bervariasi, microwave (yang kemudian kami ketahui tidak bisa dipakai L), toaster, dan kompor listrik lengkap dengan oven bersama exhausted fan, juga lemari es yang masih bisa bekerja dengan sangat baik. Disini, ada dua macam air yang mengucur dari ledeng – dingin dan panas. Kau bisa minum air yang dingin tapi tidak yang hangat, karena yang hangat sudah dicampur dengan bahan kimia. Lucu, kupikir. Di Indo, air hangat malah baru boleh diminum karena biasanya sudah direbus terlebih dahulu.

Berbeloklah ke kanan antara ruang tamu dan dapur, ada sebuah space kecil penghubung antara kamar mandi, ruang tidur dan ruang tidur utama. Kamar mandi ini pun sudah lengkap dengan mesin cuci, beberapa ember dan juga gayungnya (pemilik sebelumnya orang Indonesia, karena itu mereka memerlukan gayung!), wastafel, toilet dan bath tub. Disini kau tidak akan menemukan bak mandi dengan gayung. Jadilah aku tiap hari mandi berendam atau dengan shower. Kami tidak menggunakan ruang tidur di seberang kamar mandi ini, tapi kami menggunakan kamar tidur di sebelah kiri kamar mandi. Itulah kamar tidur utama. Disini sebagian aktifitas kami lakukan. Tidur. Ganti baju. Menyeterika. Mengisi baterai alat-alat komunikasi kami dan kamera. Bermain komputer. Membaca buku. Menulis. Mengerjakan tugas. Jadi jangan heran kalau kamar ini menjadi kamar yang paling berantakan dibandingkan dengan ruangan-ruangan lainnya. Lemari pakaiannya tertanam di dinding, bukan berupa lemari kayu seperti lazimnya di indo. Dan ohya, perlu kau ketahui, seluruh ruangan di flat ini kecuali dapur ditutup dengan karpet. Jadi kami tak perlu repot-repot menyapu dan mengepel setiap hari. Hanya menggunakan vacuum cleaner.

Kemana kami harus menjemur? Dalam satu blok ini ada empat flat dan di belakang deretan flat ini ada tempat khusus untuk menjemur pakaian. Flat pertama ditempati orang bule yang suka menyetel musik keras-keras di siang hari. Kami menempati flat yang kedua. Yang ketiga ditempati bule tua dan yang keempat kebetulan ditempati orang Indonesia, teman erwin. Namanya pak Ali dan bu Salma. Bu Salma ini termasuk wanita yang rajin memasak. Ketika kami pertama kali datang ke Melbourne dan langsung menuju flat ini, ia mengirimi kami sepiring bakwan (atau ote-ote) yang digantungkan di pegangan pintu flat kami. Malamnya kami mampir untuk mengucapkan terima kasih. Esoknya, ia mengirimi kami lagi empat potong cake coklat kacang yang ia bikin sendiri. Astaga…. Erwin bilang, karena istri yang punya flat sebelum kami ini juga suka memasak, mereka berdua sering sekali bertukar kirim penganan buatan masing-masing. Nah. Apa pula yang bisa diharapkan dari jessie?

Menyenangkan juga tinggal di flat daerah ini. Dekat dengan stop-an tram dan juga bus. Dekat pula dengan supermarket. Lagipula, flat inilah satu-satunya tempat yang kurindukan kalau aku sudah terlalu lama dan lelah berjalan-jalan di luar sambil merasakan hembusan angin yang dingin dan matahari yang panas. Home sweet home.


- jessie -
Monday,
20 February 2006
11:37 pm

0 komentar ajah: