Thursday, September 27, 2007

gigi


Sebenernya posting ini udah lumayan basi, karena ini kejadian minggu lalu. Tapi karena keterbatasan waktu dan kualitas koneksi internet yang tidak terlalu bagus, hari ini saya baru bisa menuliskannya.

Hari Sabtu, seperti biasanya, adalah hari dimana saya bisa menghabiskan waktu seharian bermain dengan Vinn. Pikir punya pikir, ternyata anak saya sudah hampir 7 bulan! Kemana waktu-waktu berlari? Rasaya baru kemarin saya keluar dari ruang operasi dalam keadaan setengah tak sadar karena pengaruh obat bius yang masih terasa sambil menunggu kentut yang tak kunjung datang sementara tenggorokan sudah kepingin digerojoki air. Rasanya baru kemarin saya bawa pulang bayi saya sambil terus berdebat dengan hubby tentang mirip siapakah wajah bayi ini (perdebatan yang tidak penting dan buang-buang waktu). Rasanya baru kemarin saya masih berkutat dengan bagaimana memandikan dan merawat bayi dengan benar. Tahu-tahu Vinn sudah sebesar ini. Sudah bisa duduk (walaupun belum bisa stabil). Sudah kepengen berdiri. Sudah bisa mengomel dengan bahasanya sendiri (apalagi kalau dicuekin). Dan yang paling baru: sudah tumbuh satu gigi di bagian bawah!


Saya terbahak kencang sekali waktu menemukan tonjolan keras di gusi depan Vinn bagian bawah. Pantas akhir-akhir ini dia suka sekali menggigit-gigit bibir bawahnya. Mungkin berasa gatal dan tidak nyaman. Lucu sekali. Beberapa waktu setelah terbahak itu saya sadar, munculnya gigi ini bisa menimbulkan masalah lain, yaitu: rasa sakit dan luka pada puting saya. Karena Vinn masih minum ASI dari saya, sudah bisa dibayangkan bagaimana ia nanti menyusu. Mungkin ada waktu-waktu dia sedang gemas atau jengkel dengan saya, puting saya bisa digigit dan ditarik. Tapi saya tidak ambil pusing. Lebih tepatnya, saya males mikir sesuatu yang belum terjadi. Motto saya masih tetap: kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Jadi biarpun orang-orang lain menakuti-nakuti saya, saya tidak takut. Saya malah kepengen tahu seperti apa sakitnya.

Sampai hari ini, gigi Vinn sudah mulai kelihatan. Tidak perlu harus meraba. Dan dia semakin gencar mengambil barang apapun di sekitarnya (buku, kertas, koran, handphone, remote AC, teether, meja highchair-nya, lutut mommy-nya, baju daddy-nya) untuk dimasukkan ke mulutnya. Supaya ia punya sesuatu untuk melampiaskan rasa gatal dan tidak nyaman karena gigi pertamanya menyembul dari dalam gusi.

Biarpun orang lain banyak yang sibuk membanding-bandingkan Vinn dengan bayi mereka atau dengan cucu mereka atau dengan keponakan mereka, bagi saya Vinn tetap tidak ada duanya. Yang tidak bisa dibandingkan. Kalian mau membandingkan bayi kalian dengan bayi saya? Monggo... tapi saya tidak akan menanggapi kalian. Biarpun kalian bilang bayi saya bayi raksasa, bayi gendut... saya tidak peduli. Itulah sebabnya, kalau kalian ketemu dengan saya dan kalian sibuk menanyakan berat dan panjang anak saya untuk kalian bandingkan dengan anak kalian, saya malas bertanya balik. Buat apa? Yang penting, dia sehat, dia tumbuh jadi anak yang cinta Tuhan dan keluarganya. Lagian, udah banyak yang bilang dia ganteng kok, putih dan halus kulitnya pula. Dan aku juga yakin, dia anak yang pintar. Apa lagi yang harus aku keluhkan ke Tuhan?

Thursday, 27 September 2007
11:29 am

0 komentar ajah: