Wednesday, November 21, 2007

mengapa saya tidak suka sinterklas


Tanggal 1 Desember nanti, kantor saya mengadakan Natal untuk anak-anaknya pegawai. Saya berencana membawa Vinn ikutan acara itu karena oh karena... TIDAK ADA SINTERKLAS. Yup, saya satu dari sedikit orang yang tidak suka sinterklas. Mengapa oh mengapa? Gini nih ceritanya....

(musik mengalun, kembali ke masa lalu *ceilah*)

Saya sudah berdandan cantik *kata mami saya*. Baju kuning berenda, sepatu fantofel anak kecil kaus kaki selutut. Sebenarnya saya tidak suka baju saya, karena: 1. warnanya kuning; 2. berenda. Saya tidak pernah suka baju berenda. Bikin gatal dan gerah. Tapi mami saya sudah membelikannya dengan harga mahal jadilah saya pakai. Waktu itu, kami hendak pergi melihat sinterklas di gedung pertemuan. Yang saya tahu, gedung itu biasanya dipakai buat pesta pengantin. Mereka bilang, sinterklas itu didatangkan sebagai puncak acara Natal yang diadakan di gedung tersebut. Tidak seperti anak-anak lain, saya tidak pernah suka bertemu dengan sinterklas. Biarpun mami saya bilang, sinterklas itu baik hatinya dan suka bagi-bagi kado, tapi ada yang ia tidak tahu. Saya pernah diberitahu pembantu bahwa sinterklas hanya memberikan kado pada anak-anak yang baik alias tidak nakal alias tidak suka mengganggu adiknya. Lagipula, sinterklas selalu bepergian dengan orang-orang hitam yang biasa disebut swartepit *saya gak tahu ejaan yang benar*. Nah si swartepit ini suka bawa karung. Pembantu saya bilang, biasanya anak-anak yang nakal itu dimasukkan ke karung. Jadi sebenar-benarnya saya tidak suka sinterklas karena ia selalu ditemani para swartepit yang suka bawa karung! Sore itu, saya inginnnn sekali tidak ikut, tapi saya tidak mengatakannya pada mami saya. Jadi saya tetap ikut, namun sesampainya disana, saya tiba-tiba memutuskan untuk lari begitu melihat sinterklas berbadan besar itu dari kejauhan didampingi swartepit-swartepit dengan karung dan sapu lidi di tangan kanan kiri. Ide untuk melarikan diri itu tidak hanya di pikiran saja, ramainya tempat itu oleh orang-orang memudahkan saya memisahkan diri dari papi, mami, adik, dan emak saya untuk keluar dari gedung. Saya mau PULANG! Saya TIDAK MAU ketemu sinterklas dan orang-orangnya yang hitam! Saya TIDAK MAU dimasukkan ke karung biarpun saya suka sekali mengganggu adik saya. Untungnya waktu itu saya diikuti anak perempuan pendeta saya. Dia melihat saya jalan sendiri pulang dan mengikuti saya dari belakang untuk memastikan saya pulang dengan aman sampai di rumah. Kemudian, kata mami belakangan, mereka panik bukan main begitu melihat saya tidak lagi bersama dengan mereka. Dan tentu saja saya dimarahi karena pulang sendirian. Tapi saya tidak peduli, yang penting saya tidak ketemu sinterklas dan orang-orang hitam yang bawa karung dan sapu lidi itu....


(musik mengalun, kembali ke masa sekarang *ceilah*)

Nah lho pada nggak nyangka yak kalo jessie yang bisa so snappish ama om-om yang ngerokok di deket anaknya bisa takut sama sinterklas dan swartepit? Kalo sekarang saya ketemu ama sinterklas dan swartepitnya sih saya udah ga lari lagi. Palingan saya godain tuh, "Panas ya mas?" Hehehehehe. Tapi saya penasaran juga sih, kira-kira Vinn nurun dari saya ga ya konsep tentang sinterklas dan swartepit-nya itu, hehehehehe.

Anyway, sampai sekarang sebenernya saya masih ga suka sih dengan sinterklas, tapi bukan karena dia bawa swartepit, tapi karena dia berjanggut dan gendut! Basically, saya ga suka PRIA BERJENGGOT hehehehe *padahal papi saya berkumis tuhh...*. Makanya saya tidak pernah encourage erwin buat numbuhin kumis atau jenggot wehehehehehehe. Saya encourage dia buat ngecilin perut!

Jadi, karena Natal anak nanti ga pake sinterklas segala, ga papa kali saya bawa Vinn datang. *Tapi kalo ada sinterklas juga kaga apa-apa sih, kali Vinn ga nurun dari saya soal yang itu...*

Wednesday, 21 November 2007
1:51 pm

3 komentar ajah:

Ika Devita Susanti said...

waw..... o.o.... kamu ketahuannn.... (bacanya sambil menyenandungkan lagunya Matta yaa.... :D)
Ternyata vicious (bener ga ya tulisannya) mother juga bisa takut ama sinterklas yah? wakakakkkak....

Aku juga ga seberapa suka sinterklas. bukan karena kumis atau perutnya yang endut (soalnya papaku juga gitu) tapi karena buat aku, sinterklas itu ga nyata. cuma dongeng, sama seperti cinderela atau barbie. fiktif.

~ jessie ~ said...

Wa wa wa... aku bukannya takut sama sinterklas... aku ga suka sama sinterklas karena ada swartepit itu tadi hehehehehehehe...

Anonymous said...

wah... harusnya bencinya sama swaterpitnya donk, koq malah sama sinterklasnya. hihihihihi... lam kenal ya...