Wednesday, April 30, 2008

to serve, to be faithful

"Saya tidak dipanggil untuk berhasil, tetapi untuk setia...."
~ Bunda Theresa ~

Saya dapat quote ini pada waktu saat teduh kemaren pagi. Buat kalian yang pake Renungan Harian sebagai panduan untuk saat teduh, pasti tahu. Dan kata-kata ini tiba-tiba jadi kekuatan baru buat saya. Saya sudah mulai pelayanan sejak kecil, bahkan sejak masih orok, mami saya bawa saya ikutan paduan suara gerejawi. Mulai dari nyanyi *saya suka nyanyi lohhh... tapi sayangnya orang lain ga suka denger suara saya... hiksss*, nari *ga percaya???*, jadi sie acara *paling sering nih!*, pemain musik dan sekarang terlibat di teater gereja. Saya bersyukur Tuhan udah pake talenta-talenta yang Dia beri buat jadi berkat bagi orang laen.

Buat saya, pelayanan dulunya ya cuma gitu aja. Pokoknya kasi yang terbaik dan that's it. Sekarang, buat saya, to serve is more complicated than it seems. Saya mulai notice, tiap kali saya pelayanan, sering sekali tiba-tiba banyak masalah, gangguan, yang sering kali pula masalah dan gangguan-gangguan itu bikin saya pengen mundur dari pelayanan itu karena merasa ga layak. Itu juga yang saya rasakan bulan-bulan terakhir ini. Ada pelayanan, ada masalah. Banyak pelayanan, banyak pula masalah. Awal-awal tahun 2005, saya dan teman-teman komisi pemuda gereja ngadain persekutuan gabungan sek-klasis Banyuwangi. Untuk nyiapin itu, juga ada masalah-masalah. Misalnya, anggaran yang tiba-tiba nggak cukup, salah satu panitia yang mengalami kecelakaan sepeda motor, dan lain sebagainya. Terus, kalo diinget-inget, saya pernah pelayanan drama yang dibikin gede untuk charity (tahun 2005 kayaknya, bisa dilihat di archive deh hehehe), tiba-tiba ada banyak masalah. Yang nggak dapet-dapet gedung untuk maen, yang tiba-tiba ada pertengkaran yang menyebabkan salah satu pemain pengen mundur, yang salah satu pemain utamanya kena cacar air beberapa hari menjelang latihan, banyak deh! Hingga saya menyadari satu hal, semakin besar pelayanan yang diberikan pada saya, semakin besar pula godaan yang akan saya hadapi.

Tahun lalu, saya diminta jadi MC. Eladalah kok suara saya sempet ilang seminggu sebelum pelayanan. Udah gitu, sempet ada masalah juga dengan hubby. Paskah kemaren, saya diminta jadi MC lagi, kok ya beberapa minggu sebelumnya saya terlibat masalah besar yang diikuti pertengkaran hebat dengan seseorang yang saya anggap seperti sodara. Terus, saya kan juga dijadwal jadi organis tuh di gereja saya, tiap kali mo pelayanan kok ya pas alarm saya nggak bunyi *bukan excuse nih... sumpah pemuda, alarm sudah saya siapin seperti hari-hari biasa, tapi kok ya ga bunyi, anehhh*, alhasil saya harus terburu-buru untuk ke gereja. Tau sendiri kan, persiapan yang terburu-buru hasilnya bisa aneh-aneh. Contoh: buku lagu yang ada akordnya ketinggalan, padahal udah disiapin!

Ngaku nih, kelemahan terbesar saya mungkin adalah: SHOW OFF. Saya enjoy betul ada di panggung. Setiap ada orang yang nawarin saya jadi MC atau pemain dalam drama atau Koor. Acara, jawaban saya bisa dipastikan: ayukkkkk! Dan suatu kebanggaan dan kebahagiaan buat saya kalo pas saya jadi MC, jemaat ato pengunjung yang hadir itu banyak, ato misalnya ada yang muji dan bilang sesuatu yang enak di kuping perihal pelayanan saya. So, begitu menyadari hal itu, satu doa yang selalu saya panjatkan sebelum pelayanan adalah: biarlah nama Tuhan saja yang dipermuliakan, bukan nama saya. Jadi tiap kali saya jadi MC, saya nggak akan peduli berapa orang yang hadir, saya hanya peduli tentang seberapa tulus hati yang saya berikan buat Tuhan lewat pelayanan itu. Mau cuman 5, atau 10 atau 20, dan biarpun 100 pun, saya nggak terlalu peduli. Biar Tuhan aja yang bekerja lewat saya supaya jadi berkat buat mereka. Begitu juga dengan main drama, saya nggak mau terlalu peduli dengan berapa jumlah penonton, yang penting pesan untuk mereka tersampaikan. Dan pesan itu tersampaikan atau tidak, bukan urusan saya, tapi urusan Roh Kudus. Urusan saya adalah: GIVING THE BEST FOR HIM.

So, ketika anak-anak pemuda di gereja saya mo ngadain malam penggalangan dana lagi, saya sempet ngomong ke salah satu teman saya: kudu siap godaan lho ya... coz ini acara besar. Dan emang tuh... dari masalah satu muncul masalah lain. Dari masalah lain, berkembang jadi masalah yang lebih besar. I juz hope everything will be getting better for a month ahead before the show.

Buat temen-temen yang pelayanan, apapun, besar atau kecil *meskipun saya ga terlalu setuju dengan istilah ini*, nggak usah kaget kalo misalnya tiba-tiba ada begitu banyak masalah menjelang hari pelayanan. Itu berarti iblis takut dengan pelayanan kamu yang akan dipakai secara luar biasa oleh Tuhan yang bisa jadi berkat buat orang banyak. Yang penting: DOA dan BERSERAH, selanjutnya terserah DIA. Karena kita tidak dipanggil untuk berhasil, tapi untuk setia. *You're on, Mother Theresa!*

WHEN YOU BELIEVE
Many nights we've prayed
With no proof anyone could hear
In our hearts a hopeful song
We barely understood

Now we are not afraid
Although we know there's much to fear
We were moving mountains long
Before we knew we could

There can be miracles, when you believe
Though hope is frail, it's hard to kill
Who knows what miracles you can achieve
When you believe, somehow you will
You will when you believe

In this time of fear
When prayers so often prove in vain
Hope seems like the summer birds
To swiftly flown away

Yet now I'm standing here
My heart's so full I can't explain
Seeking faith and speaking words
I never thought I'd say

They don't always happen when you ask
And it's easy to give in to your fears
But when you're blinded by your pain
Can't see your way straight throught the rain
Small but still, resilient voice
Says love is the relief

Wednesday, 30 April 2008
2:55 pm

2 komentar ajah:

Ika Devita Susanti said...

wakakka.. aku mau kok denger suarane cece... daripada denger omelane cece..wakakkakak

kabuurrr.......

Anonymous said...

Serius neh?? Hati-hati dengan apa yang kau ucapkan lohhh... hihihihihi