Friday, December 05, 2008

the moment


Hujan di bulan Desember selalu kutunggu. Karena ketika hujan datang itu berarti Natal sudah dekat. 


Ketika hujan, hal yang paling kuinginkan adalah, aku ada di rumah, dengan secangkir mochaccino atau cappuccino atau latte atau susu cokelat hangat juga boleh, disertai buku tebal yang tidak akan habis dalam sekejap sambil mendengarkan musik Natal (Kenny G!) di atas sofa atau tempat tidur. Paling tidak itu dulu yang kulakukan saat aku tinggal di kost dulu. Enam tahun. Tidak perlu memikirkan jemuran (karena ada pembantu kost). Tidak perlu memikirkan piring kotor yang menumpuk (lagi-lagi karena ada pembantu kost). Tidak perlu juga memikirkan timbunan baju yang siap untuk diseterika atau tidak ada baju yang bisa dipakai (oh, pembantu kost… betapa berjasanya dirimu). Juga… tidak perlu memikirkan seorang makhluk mungil nan lucu yang harus dijaga setiap saat (waktunya makan! waktunya minum susu! waktunya mandi!)

Aku tidak sedang mengeluh. Aku mensyukuri setiap hal yang aku miliki sekarang. Kalau dulu aku hanya tinggal di kost, sekarang aku tinggal di rumahku sendiri. Kalau dulu aku tidak suka anak kecil, sekarang aku cinta berat dengan anak laki-laki kecil yang selalu menyita waktu dan perhatianku. Anak laki-laki kecil yang baru berumur 21 bulan, minggu depan. 

Tadi hujan turun. Hanya sebentar. Aku memang tidak sedang menikmati cappuccino atau mochaccino atau latte diatas sofa sambil membaca buku, tapi aku sedang memandang wajah pulas anakku yang tertidur disampingku sambil mendengarkan musik natal dari Kenny G. Dan untuk waktu yang sesaat itu, aku tidak ingin menggantikannya dengan apapun. Meskipun timbunan baju untuk diseterika masih disitu dan satu dua piring kotor menunggu untuk dicuci.

Friday, 5 December 2008
9:36 pm

0 komentar ajah: