Wednesday, December 17, 2008

tentang merokok


Buat saya, keputusan untuk merokok dan keputusan untuk kecanduan merokok itu adalah murni hak asasi manusia. Betul. Kecanduan pun juga merupakan satu keputusan. Seperti sekarang, kalau saya kecanduan sambal dan kopi, juga keputusan saya. Bukan karena TELANJUR. Karena itu saya enggak pernah secara langsung berkampanye STOP SMOKING karena dapat mengakibatkan impotensi, dsb, dsb. Memang, pada sebuah banner di blog saya, saya terang-terangan pasang tulisan: KEREN TANPA ROKOK, tapi saya tidak menulis BERHENTI MEROKOK. Saya cuma mengatakan lebih keren kalau enggak merokok. Jadi kalau mau lebih keren ya silahkan berhenti merokok. 

Bicara soal merokok, kampus saya (sekaligus tempat kerja saya) termasuk kampus yang mengilegalkan merokok. Jadi sangat nyaman kalau singgah di kampus saya makan di kantin, karena bebas asap rokok. Saya baru mensyukuri hal itu setelah singgah di kampus tetangga yang masih membebaskan mahasiswanya merokok, jadi pada waktu makan di kantinnya, saya harus rela cuping hidung saya menyerap asap rokok. Dulu waktu kampus saya ini baru-baru saja melarang orang merokok di area kampus, saya enggak termasuk mereka yang pro. Karena seperti yang saya bilang diatas, merokok adalah hak asasi manusia (hak asasi mereka yang mau merusak tubuh sendiri) dan saya menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hanya saja, saya suka enggak habis pikir dengan mereka yang merokok. Kalau memang mau merokok, prinsip saya, ya monggo, saya hormati haknya untuk merokok, tapi mbok ya hormati hak saya yang tidak mau menghirup asap rokoknya! Kalau mau rusak badan, ya rusak sendiri, jangan bawa-bawa orang lain! *hosh hosh.. saya mulai emosi lagi* Jadi pada akhirnya, saya nggak suka orang merokok adalah karena kebanyakan mereka tidak menghormati saya! Ngapain saya hormat sama orang yang tidak menghormati saya.

Tapi saya baru sadar bahwa merokok adalah BIG DEAL bagi saya setelah ada satu kejadian. Begini ceritanya.

Karena setiap pagi saya mengantarkan anak saya ke childcare di daerah Tenggilis, mau tidak mau, minimal dua kali saya bolak-balik lewat jalan yang sama. Di suatu pertigaan lampu lalu lintas, karena sedang berhenti, saya sering tengak-tengok, melihat-lihat. Dan sering mata saya tertumbuk dengan sebuah iklan besar, gambarnya sesosok laki-laki muda, salah satu dari tampang-tampang narsis yang mulai berceceran di kota Surabaya karena mereka adalah calon legislatif dapil 1, dapil 2, asal enggak ngupil aja. Saya tertarik dengan iklan itu karena: 1. dia dari partai yang tidak berasaskan agama; 2. dia masih tergolong muda; 3. dia mencantumkan alamat blog-nya di bawah iklan tersebut.

Ketika ingat dan ada waktu longgar, saya iseng membuka blog-nya. Sebagai warga negara yang akan memilih, ya tentu saya kepingin tahu dong seperti apa calon wakil rakyat yang berkampanye? Ketika membuka blog-nya, saya menelan kekecewaan. Kenapa?
1. Di blog itu baru ada 4 posting, itu pun 3 posting pertama tentang dia dan aktifitasnya, juga janjinya untuk memperkenalkan diri pada posting-posting berikut, which turned out TO BE NOTHING. Hal ini bikin saya berpikir, nah, janji untuk posting saja dia nggak bisa menepati apalagi janji untuk rakyat ya?
2. Pada postingan yang terbaru, dia memang menulis tentang tekadnya menjadi calon legislatif. Tapi pada satu baris kalimat (yang mungkin hanya untuk keindahan belaka), dia menulis sambil menghisap sebatang LA Lights merah favorit saya... which means DIA MEROKOK.

Entah karena postingnya yang masih terlalu sedikit tetapi dia sudah mencantumkan alamat blog-nya itu besar-besar pada iklan gambar dirinya. Atau barangkali karena dia mengaku secara tidak langsung bahwa dia merokok. Yang jelas saya TIDAK AKAN MEMILIH DIA. 

Barangkali ada yang akan bilang ke saya, oh come on, jess.. it's not a big deal, dia merokok atau tidak yang penting apa yang bisa dia lakukan untuk rakyat atau come on, jess.. it's not something serious, cuma tulisan di blog aja lho.. life is too precious to be taken seriously (ha! Sorry, cuma quote ini yang nempel di kepala saya saat mau nulis bagian yang ini.). But I assure you... orang yang bahkan tidak menghargai tubuhnya sendiri, sangat diragukan (apalagi) bisa menghargai orang lain. Apalagi soal blog.. untuk sesuatu yang kecil seperti blog saja tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh, apalagi sesuatu yang besar. Saya nggak mau memilih wakil rakyat hanya karena tampang mereka tercecer dimana-mana sementara saya nggak tahu pemikiran-pemikirannya seperti apa, program-programnya apa saja. Saya tahu. SAYA TAHU pejabat-pejabat sekarang barangkali kebanyakan merokok. SAYA TAHU pabrik rokok di Indonesia adalah penghasil pajak terbesar, dan saya menggunakan fasilitas negara yang barangkali ditunjang oleh pajak dari pabrik rokok tersebut. But still.... Saya nggak akan pernah milih orang yang tidak menghargai tubuhnya sendiri.

Merokok? It's A BIG DEAL! Kecuali dia jauh-jauh dari saya dan anak saya (dan orang-orang yang lagi hamil) kalau sedang merokok dan tidak melakukannya di ruangan ber-AC atau di dalam gedung. Sekali lagi, saya tidak anti smoker, ada beberapa teman saya yang merokok. Sepupu saya yang ganteng juga merokok. Saya tidak anti. Saya menghormati mereka dan hak-hak mereka. Tapi tolong... hormati juga kami yang tidak mau merokok maupun menghisap asap rokok! PLEASE!

Untuk calon legislatif yang menghisap LA Lights merah... maaf... saya tidak jadi memilih anda. 

Wednesday, 17 December 2008
1:49 pm

7 komentar ajah:

Oka Master said...

Hi Jess \(^^)
Aku agak confuse nich, korelasi antara LA Lights Merah dengan pilihan caleg apa ya (^o^) ? ha3
But aku setuju merokok atau tidak itu hak asasi semua orang, kan mereka bisa mutusin yang terbaik bagi diri mereka sendiri and mesti juga hormati hak yang lain juga, ngga seenaknya sendiri.
Btw, kamu kok jarang online sekarang.
Ada apa nich ?
Ok, have a great day
GBU \(^^)/

Anonymous said...

First of all, tau LA Lights merah itu apa kan? Kalo ga tahu, dan kalo aku ga salah, LA Lights merah itu nama merk rokok. Jadi korelasinya.. hehehehe
Kayak yang di postingan aku bilang, merokok adalah hak asasi manusia (hak asasi mereka yang mau merusak tubuh sendiri hehehe). Nah, kalau dia menghisap ntu LA, kan dia nggak menghargai tubuh sendiri, lah ngapain aku milih orang yang nggak menghargai tubuh sendiri. Tubuh sendiri aja nggak dihargai apalagi orang lain/rakyat.. Nah lho.. mbulet dehhh, hehehehe.

PS: ini semua adalah opini belaka, kalau tidak setuju, enggak apa-apa.. hehehehe

Surti said...

aku sih dah lama banget ilang kepercayaan sama semua caleg2 itu..waktu pulang sempet nonton debat2 antar caleg gitu, rasanya kaya nonton dagelan..sakit hati rasanya kalo mesti menggunakan hak pilih buat orang2 yang gak kompeten sama sekali

Anonymous said...

Iya nih,ce... tapi kan siapa tahu generasi sekarang berubah.. hehehe *fingers crossed deh*, siapa tahu they deserve second chance bwahahaha, gaya yo ce. Tapi terus terang wae, kalo ngeliat caleg kampanye itu kok kesannya udh yang negatip dulu...
Mungkin kyk cece, wes ga percaya lagi dengan politikus di indo.

Baek Sung Jo Oppa said...

jes..aku seneng banget ama tulisanmu ini karena aku juga sengit banget ama rokok. apalagi di kantorku yang lama amat menjunjung tinggi perokok. karyawan boleh merokok di dalam ruangan ber AC padahal kantorku bukan pabrik rokok (karena kalo pabrik rokok kan melegalkan merokok di dalam ruangan). Dan pernah protes ke HRD juga tidak digubris karena para direktur juga merokok di dalam ruangan. Thanks God aku udah resign dari perusahaan itu. Dan sampai sekarang aku masih menjunjung tinggi anti rokok. Aku bener2 anti soalnya..walaupun sepupu gantengmu yang sekaligus my first crush adalah perokok haha..

Anonymous said...

sepupu yg mana yo? @@a

Anonymous said...

to Kristina: Hohohoho... lah kok yakin yang takmaksud sepupuku yang ganteng itu your first crush?? Hahahahah.. You've spilled the bean, mate!

to Jason: Uhm....yang mana hayooo...