Saturday, February 06, 2010

rasa takut

The most terrifying thing when you're alone is when you realize that you are not.

Beberapa hari terakhir ini saya mendengar berita tentang kesurupan. Tahu kesurupan? Yang jelas nggak ada hubungannya dengan mbah Surip. Eh, itu surip ya, bukan surup. Konon katanya kesurupan itu berarti kemasukan roh orang mati atau arwah-arwah gentayangan. Katanya lho ya. Saya belom pernah lihat secara langsung sih, dan saya enggak berharap untuk lihat kok. Nah, yang kesurupan ini kebanyakan ground staff alias orang-orang seperti Cleaning Service. Katanya sih, karena ada pembangunan kanopi, terus ada pohon yang ditebang. Hantu-hantu atau arwah-arwah yang 'menghuni' pohon itu pada kelabakan cari rumah baru tapi enggak nemu-nemu, makanya mereka gangguin orang-orang yang kebetulan berseliweran di tempat-tempat mereka nongkrong sekarang. Uhm, yang terakhir itu tambahan saya sendiri, jadi baru hipotesa saja, belum teruji kebenarannya, dan saya tidak berniat untuk mencari tahu.

Saya bukan orang yang dikasi kemampuan untuk merasakan dan melihat roh-roh itu, istilah kerennya mungkin sixth sense ya. Ah, saya enggak minta. Amit-a
mit deh punya kemampuan seperti itu, bisa stress saya, rambut berdiri semua, kemana-mana enggak mau sendirian, terus yang lebih aneh lagi bisa-bisa entar saya lihat di lift isinya banyak orang tapi orang lain lihat cuma satu orang, hiiiyyy.. Enggak deh, makasih. Dan saya lebih suka menggunakan kombinasi antara logika dan iman. Misalnya tiba-tiba ada pintu yang tahu-tahu tertutup sendiri, maka saya nggak akan membayangkan yang tidak-tidak, seperti ditiup kuntilanak atau ada tuyul main petak umpet dan sembunyi di belakang pintu saya, tentu saja tidak! Saya biasanya akan berpikir, ah emang pintunya udah tua sih, jadi kena angin dikit aja tertutup. Itu membantu saya untuk tetap tenang dan enggak gila karena paranoid atas sesuatu yang enggak kelihatan dan belum pasti.

Kalau diperhatikan dengan baik, seberapa banyak sih tayangan-tayangan (
baik di layar kaca alias tipi maupun layar perak alias bioskop) tentang hantu dan kawan-kawan? Kayaknya kok enggak terhitung ya? Perkara kayak begini ini bisa dibilang paradoks. Orang-orang kalau ditanya: takut nggak ketemu hantu? maka jawabannya lebih sering: takut, tapi yang nonton film-film hantu itu juga enggak sedikit tuh. Yang bikin saya penasaran, kenapa ya rupa-rupa hantu itu tipikal? Biasanya perempuan pakai baju putih rambut panjang nutupin muka, jalannya sambil nunduk, dan... ketawa hihihihihi (hantu Indonesia suka sekali ketawa, entah apa yang diketawain). Itu kalau hantu perempuan. Kalau hantu laki-laki biasanya berkisar antara tuyul (yang suka lari-lari dan cengingisan) dan genderuwo (yang kalau dilihat orang bisa langsung pingsan atau lari saking jeleknya). Tapi lebih sering yang saya lihat itu hantu perempuan lebih populer dan lebih mengerikan daripada hantu laki-laki (apalagi hantu laki-laki dari Cina yang suka lompat-lompat itu). Nah, karena rupa-rupa hantu yang tipikal itu yang menyebabkan pikiran mengirimkan pesan pada kaki untuk lari kalau bener-bener ketemu yang serupa di pinggir jalan atas nama rasa takut yang mencekam.

Rasa takut. Itu penyebabnya. Padahal siapa sih yang bilang bahwa peremp
uan dengan baju putih dan rambut panjang hitam menjuntai, jalan sambil nunduk dan ketawa hihihihi itu menakutkan? Jawabannya barangkali karena apa yang dilihat, ditonton, diinformasikan oleh media dan orang-orang sekitar mengatakan bahwa hal-hal seperti itu menakutkan. Maka pikiran otomatis menganggap itu menakutkan dan harus lari atau mati (hah? mati? kayak perang aja). Seandainya media-media atau tontonan-tontonan enggak menunjukkan bahwa itu horror atau menakutkan, barangkali sampai sekarang hantu-hantu itu nggak akan jadi selebritis yang dihindari. Selebritis? Iyalah selebritis, wong sering muncul di tipi dan bioskop gitu loh..

Tapi barangkali ada yang lebih tepat. Kalau buat saya sendiri, kutipan yang saya cantumkan di atas itu yang paling mewakili perasaan saya saat saya lagi sendirian, tak ada yang menemani kemudian tiba-tiba timbul perasaan tak
enak. Rasa dimana kesendirian terusik karena sesuatu yang belum diketahui. Betul kan? Ngapain takut untuk sesuatu yang belum diketahui dan belum pasti? Itu sih salah satu contoh mendahului nasib. Jadi sebenarnya yang ditakutkan itu bukan hantu-hantunya, tapi kesendirian yang terusik itu tadi. Plus.. karena hantu enggak bisa dilawan dengan tangan kosong, dengan pisau, dengan pistol, dengan senapan, dengan bom, dengan granat atau dengan pedang (sepertinya saya terlalu banyak nonton film perang). Hantu kan sudah mati, plis deh.. Kalau sudah begitu lebih baik punya alat yang seperti di film Ghostbuster, hantunya disedot terus dimatiin (kayak lampu dong?).

Saya ngomong gini bukan karena saya pemberani lho. Kalau sendirian di kantor setelah tiba-tiba dapat berita ada orang kesurupan, gimana coba perasaan kalian? Ya pengen cepet-cepet pulang kan? Saya belum punya alat yang seperti di film Ghostbuster itu soalnya. Hehehe.. tapi saya punya senjata yang mempan kok, yang bikin saya barangkali nggak terlalu keder memikirkan kemungkinan bertemu selebritis-selebritis yang dihindari itu. Ada Dia yang diatas yang
melindungi saya. Sudah cukup.

Saturday, 6 February 2010
1:53 pm

PS: Bayangkan juga kalau selebritis-selebritis itu punya facebook.. kayak begini nih.. ;)

5 komentar ajah:

Sri Riyati said...

Memang sih, takut itu dari pikiran kita sendiri. Karena kita mikir: ini mungkin gak sih? Logis gak sih? Nah untuk yang jawabannya muskil, karena tidak bisa kita temukan sebab/alasannya, ya kita pake aja kambing hitam. Salahkan si setan! Oya, itu horor Indonesia selain setan perempuan yang biasanya suster/kuntilanak, biasanya juga mengambil lokasi di kamar mandi, toilet, WC umum, sumur dan tempat2 MCK yang lain. Kenapa? Waduh coba tanya lewat facebook mereka aja (btw tuh website lucu abis^_^)

jc said...

He-eh tuh.. kebiasaan cari kambing hitam.. maklum, kita kan belajar dari kakek dan nenek moyang kita (si Adam dan Hawa itu maksudnya hehehe) >> nyalahin lagi!! Hahahaha... Iya, aneh ya, kenapa sih kok musti di MCK?? Ada-ada aja.. bau gitu loh.

wongmuntilan said...

Untung saya juga tidak punya indera keenam. Soal pintu terbuka atau menutup sendiri, setuju banget, itu biasanya karena ditiup angin, atau pintunya memang sudah error dan harus dibetulin ^^
Buat saya horor yang kadang dijumpai sehari-hari adalah mahkluk bersungut dan berkaki 6 yang bisa terbang, yaitu... kecoa... hiiiyyy...!!! ^^

REYGHA's mum said...

Kalo aku takut lagi sendirian betul....pikirannya jadi ngga ngga...emang pikiran kita aja kali ya yang bikin takut.

jc said...

@Santi: syukurlah horormu cuma kecoa, San.. bisa dihabisi hanya dengan beberapa kali semprot *sungguhan harus beberapa kali lho! kalo cuma sekali dia cuma klepek2*

@REYGHA's mum: hehehe.. itu masih wajar kok, bu, tapi semoga tetap berpikir jernih kalau ada suara-suara.. misalnya tiba2 ada suara orang menyanyi anggaplah itu orang lg ngamen di sebelah (walaupun di kantor sekalipun hehehe)