Yah.. bulan April akhirnya datang juga. Berapa tulisan yang saya hasilkan bulan kemarin? Empat? What? Cuma empat? Apa yang terjadi?
Jangan khawatir, saya enggak akan bercerita panjang lebar, curcol kesana kemari tentang kesibukan saya yang menurut beberapa teman: sounds classy. Yang jelas, buat saya, bulan April ini bulan sibuk, bulan penuh tenggat waktu, dan juga.. bulan dimana sepertinya hampir seluruh sekolah di Indonesia merayakan hari Kartini. (iya saya tahu enggak terlalu nyambung, biarin ini, ini kan blog saya sendiri).
Kalau saya bilang hampir seluruh sekolah di Indonesia, itu juga termasuk sekolahnya Vinn, anak saya. Saya suka heran, kenapa ya merayakan hari Kartini itu hampir identik dengan fashion show busana daerah? Apa hubungannya ibu kita Kartini itu dengan busana daerah? Oke, memang ibu Kartini mengenakan kebaya, kenapa enggak fashion show kebaya aja? Kenapa busana daerah? Menurut saya, fashion show busana daerah lebih cocok diadakan pada tanggal tujuh belas agustus sebagai hari kemerdekaan atau dua puluh delapan oktober sebagai hari sumpah pemuda. Maaf, saya jadi cerewet macam cucakrowo. Tapi saya merasa memang busana daerah enggak terlalu cocok dengan hari Kartini. Pada waktu saya menerima jadwal kegiatan Vinn bulan April saya senang karena pada hari Kartini, sekolah Vinn enggak meminta murid-muridnya untuk berpakaian daerah. Temanya tentang: IMPIAN. Jadi anak-anak itu bisa pakai baju apa saja sesuai dengan cita-cita/impian. Walaupun Vinn barangkali enggak akan minta pakai baju apa, atau bahkan belum tahu dia ingin jadi apa, paling enggak ada pembelajaran yang bisa dipetik disitu. Bermimpilah sedini mungkin, nak, supaya kamu bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk mencapai mimpi itu, karena mimpi enggak akan tercapai kalau kamu diam aja! Waktu itu sih saya berencana mau bikinin Vinn baju koki lengkap dengan topi dan kantung di lengan baju yang diisi dengan pisau-pisauan (saya sering lihat koki-koki hotel itu punya kantung di lengan baju diisi pisau, sendok atau garpu, entah gunanya apa, saya kan bukan koki). Kan biasanya kalau busana cita-cita itu busana anak-anak nggak jauh-jauh dari dokter, polisi, atau perawat. Menurut saya busana dokter sudah biasa, busana polisi terlalu panas, dan busana perawat berkesan untuk anak perempuan (haduh, jaman emansipasi ini...), maka saya kepikiran koki. Saya juga kepikiran busana pelukis, tinggal beli topi pet, beres. Kan kurang seru gitu. Lebih enak lagi busana programmer, baju seadanya, kacamata segede gaban dan rambut rada diberantakin (duileh). Enggak, enggak, saya yakin programmer sekarang keren-keren.
Anyway, where was I? Oke, jadi saya sudah senang karena hari Kartini tahun ini anak saya (dan saya tentu saja) terbebas dari busana daerah yang kebanyakan ribet itu. Tetapi... baru minggu lalu saya mendapat pengumuman tambahan, kalau acara fashion show busana dengan tema "impianku" itu diubah menjadi.. eng ing eng... FASHION SHOW BUSANA DAERAH. Di pengumuman itu juga tertulis: DISEDIAKAN HADIAH BAGI BUSANA TERBAIK. Kemudian ada juga informasi: BAGI YANG INGIN MENYEWA BUSANA DAERAH DAPAT KE TEMPAT-TEMPAT SEBAGAI BERIKUT. Dan disitu diinformasikan tempat-tempat dimana kami bisa menyewa busana daerah. Saya jadi semakin enggak ngerti. Terus hadiah untuk busana terbaiknya itu untuk siapa? Anaknya yang pakai? Orangtuanya yang ngebayarin uang sewanya? Enggak mungkin kan untuk yang bikin busana daerahnya? Jadi ini lomba busana terbaik untuk siapa?
Saya sendiri sih enggak terlalu suka kalau lihat fashion show untuk anak-anak kecil yang biasanya diikuti anak-anak perempuan. Saya kasihan sama anak-anak perempuan itu yang kecil-kecil sudah belajar untuk pakai make-up tebal, rambutnya dibikin ala fotomodel, baju-nya mini dan ketat, belum lagi sepatu high heel yang kadang-kadang saya lihat mereka sendiri kerepotan jalannya. Saya malah melihat enggak ada lucu-lucunya fashion show kayak begitu. Ini menurut saya lho ya. Enggak tahu juga ya kalau memang anak-anak kecil itu minta sendiri untuk ikutan lomba modelling karena bakat dan minatnya di bidang itu. Kalau lomba nyanyi anak kecil saya masih melihat ada lucunya, walaupun sudah tidak lucu lagi kalau anak umur lima tahun menyanyi lagunya d'massive atau kangen band atau band-band lain yang isinya tentang cinta-cintaan. Atau lomba matematika, atau lomba piano, saya masih mendukung anak saya untuk ikutan di lomba-lomba macam itu. Tapi kalau fashion show? Saya rasa saya bakal pikir-pikir. ;(
Jadi.. sampai sekarang saya belum berniat mencari busana apa yang akan dipakai Vinn. Ada ide nggak? Enggak usah yang ribet-ribet.. kasihan anak saya yang aktip itu.. ;)
Tuesday, 13 April 2010
5:01 pm
PS : Foto diambil dari sini, bukan sekolahnya Vinn kok, saya ambil cuma buat contoh aja. ;)
Jangan khawatir, saya enggak akan bercerita panjang lebar, curcol kesana kemari tentang kesibukan saya yang menurut beberapa teman: sounds classy. Yang jelas, buat saya, bulan April ini bulan sibuk, bulan penuh tenggat waktu, dan juga.. bulan dimana sepertinya hampir seluruh sekolah di Indonesia merayakan hari Kartini. (iya saya tahu enggak terlalu nyambung, biarin ini, ini kan blog saya sendiri).
Kalau saya bilang hampir seluruh sekolah di Indonesia, itu juga termasuk sekolahnya Vinn, anak saya. Saya suka heran, kenapa ya merayakan hari Kartini itu hampir identik dengan fashion show busana daerah? Apa hubungannya ibu kita Kartini itu dengan busana daerah? Oke, memang ibu Kartini mengenakan kebaya, kenapa enggak fashion show kebaya aja? Kenapa busana daerah? Menurut saya, fashion show busana daerah lebih cocok diadakan pada tanggal tujuh belas agustus sebagai hari kemerdekaan atau dua puluh delapan oktober sebagai hari sumpah pemuda. Maaf, saya jadi cerewet macam cucakrowo. Tapi saya merasa memang busana daerah enggak terlalu cocok dengan hari Kartini. Pada waktu saya menerima jadwal kegiatan Vinn bulan April saya senang karena pada hari Kartini, sekolah Vinn enggak meminta murid-muridnya untuk berpakaian daerah. Temanya tentang: IMPIAN. Jadi anak-anak itu bisa pakai baju apa saja sesuai dengan cita-cita/impian. Walaupun Vinn barangkali enggak akan minta pakai baju apa, atau bahkan belum tahu dia ingin jadi apa, paling enggak ada pembelajaran yang bisa dipetik disitu. Bermimpilah sedini mungkin, nak, supaya kamu bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk mencapai mimpi itu, karena mimpi enggak akan tercapai kalau kamu diam aja! Waktu itu sih saya berencana mau bikinin Vinn baju koki lengkap dengan topi dan kantung di lengan baju yang diisi dengan pisau-pisauan (saya sering lihat koki-koki hotel itu punya kantung di lengan baju diisi pisau, sendok atau garpu, entah gunanya apa, saya kan bukan koki). Kan biasanya kalau busana cita-cita itu busana anak-anak nggak jauh-jauh dari dokter, polisi, atau perawat. Menurut saya busana dokter sudah biasa, busana polisi terlalu panas, dan busana perawat berkesan untuk anak perempuan (haduh, jaman emansipasi ini...), maka saya kepikiran koki. Saya juga kepikiran busana pelukis, tinggal beli topi pet, beres. Kan kurang seru gitu. Lebih enak lagi busana programmer, baju seadanya, kacamata segede gaban dan rambut rada diberantakin (duileh). Enggak, enggak, saya yakin programmer sekarang keren-keren.
Anyway, where was I? Oke, jadi saya sudah senang karena hari Kartini tahun ini anak saya (dan saya tentu saja) terbebas dari busana daerah yang kebanyakan ribet itu. Tetapi... baru minggu lalu saya mendapat pengumuman tambahan, kalau acara fashion show busana dengan tema "impianku" itu diubah menjadi.. eng ing eng... FASHION SHOW BUSANA DAERAH. Di pengumuman itu juga tertulis: DISEDIAKAN HADIAH BAGI BUSANA TERBAIK. Kemudian ada juga informasi: BAGI YANG INGIN MENYEWA BUSANA DAERAH DAPAT KE TEMPAT-TEMPAT SEBAGAI BERIKUT. Dan disitu diinformasikan tempat-tempat dimana kami bisa menyewa busana daerah. Saya jadi semakin enggak ngerti. Terus hadiah untuk busana terbaiknya itu untuk siapa? Anaknya yang pakai? Orangtuanya yang ngebayarin uang sewanya? Enggak mungkin kan untuk yang bikin busana daerahnya? Jadi ini lomba busana terbaik untuk siapa?
Saya sendiri sih enggak terlalu suka kalau lihat fashion show untuk anak-anak kecil yang biasanya diikuti anak-anak perempuan. Saya kasihan sama anak-anak perempuan itu yang kecil-kecil sudah belajar untuk pakai make-up tebal, rambutnya dibikin ala fotomodel, baju-nya mini dan ketat, belum lagi sepatu high heel yang kadang-kadang saya lihat mereka sendiri kerepotan jalannya. Saya malah melihat enggak ada lucu-lucunya fashion show kayak begitu. Ini menurut saya lho ya. Enggak tahu juga ya kalau memang anak-anak kecil itu minta sendiri untuk ikutan lomba modelling karena bakat dan minatnya di bidang itu. Kalau lomba nyanyi anak kecil saya masih melihat ada lucunya, walaupun sudah tidak lucu lagi kalau anak umur lima tahun menyanyi lagunya d'massive atau kangen band atau band-band lain yang isinya tentang cinta-cintaan. Atau lomba matematika, atau lomba piano, saya masih mendukung anak saya untuk ikutan di lomba-lomba macam itu. Tapi kalau fashion show? Saya rasa saya bakal pikir-pikir. ;(
Jadi.. sampai sekarang saya belum berniat mencari busana apa yang akan dipakai Vinn. Ada ide nggak? Enggak usah yang ribet-ribet.. kasihan anak saya yang aktip itu.. ;)
Tuesday, 13 April 2010
5:01 pm
PS : Foto diambil dari sini, bukan sekolahnya Vinn kok, saya ambil cuma buat contoh aja. ;)