Tuesday, April 13, 2010

kartinian

Yah.. bulan April akhirnya datang juga. Berapa tulisan yang saya hasilkan bulan kemarin? Empat? What? Cuma empat? Apa yang terjadi?

Jangan khawatir, saya enggak akan bercerita panjang lebar, curcol kesana kemari tentang kesibukan saya yang menurut beberapa teman: sounds classy. Yang jelas, buat saya, bulan April ini bulan sibuk, bulan penuh tenggat waktu, dan juga.. bulan dimana sepertinya hampir seluruh sekolah di Indones
ia merayakan hari Kartini. (iya saya tahu enggak terlalu nyambung, biarin ini, ini kan blog saya sendiri).

Kalau saya bilang hampir seluruh sekolah di Indonesia, itu juga termasuk sekolahnya Vin
n, anak saya. Saya suka heran, kenapa ya merayakan hari Kartini itu hampir identik dengan fashion show busana daerah? Apa hubungannya ibu kita Kartini itu dengan busana daerah? Oke, memang ibu Kartini mengenakan kebaya, kenapa enggak fashion show kebaya aja? Kenapa busana daerah? Menurut saya, fashion show busana daerah lebih cocok diadakan pada tanggal tujuh belas agustus sebagai hari kemerdekaan atau dua puluh delapan oktober sebagai hari sumpah pemuda. Maaf, saya jadi cerewet macam cucakrowo. Tapi saya merasa memang busana daerah enggak terlalu cocok dengan hari Kartini. Pada waktu saya menerima jadwal kegiatan Vinn bulan April saya senang karena pada hari Kartini, sekolah Vinn enggak meminta murid-muridnya untuk berpakaian daerah. Temanya tentang: IMPIAN. Jadi anak-anak itu bisa pakai baju apa saja sesuai dengan cita-cita/impian. Walaupun Vinn barangkali enggak akan minta pakai baju apa, atau bahkan belum tahu dia ingin jadi apa, paling enggak ada pembelajaran yang bisa dipetik disitu. Bermimpilah sedini mungkin, nak, supaya kamu bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk mencapai mimpi itu, karena mimpi enggak akan tercapai kalau kamu diam aja! Waktu itu sih saya berencana mau bikinin Vinn baju koki lengkap dengan topi dan kantung di lengan baju yang diisi dengan pisau-pisauan (saya sering lihat koki-koki hotel itu punya kantung di lengan baju diisi pisau, sendok atau garpu, entah gunanya apa, saya kan bukan koki). Kan biasanya kalau busana cita-cita itu busana anak-anak nggak jauh-jauh dari dokter, polisi, atau perawat. Menurut saya busana dokter sudah biasa, busana polisi terlalu panas, dan busana perawat berkesan untuk anak perempuan (haduh, jaman emansipasi ini...), maka saya kepikiran koki. Saya juga kepikiran busana pelukis, tinggal beli topi pet, beres. Kan kurang seru gitu. Lebih enak lagi busana programmer, baju seadanya, kacamata segede gaban dan rambut rada diberantakin (duileh). Enggak, enggak, saya yakin programmer sekarang keren-keren.

Anyway, where was I? Oke, jadi saya sudah senang karena hari Kartini tahun ini anak saya (dan saya tentu saja) terbebas dari busana daerah yang kebanyakan ribet itu. Tetapi... baru minggu lalu saya mendapat pengumuman tambahan, kalau acara fashion show busana dengan tema "impianku" itu diubah menjadi.. eng ing eng... FASHION SHOW BUSANA DAERAH. Di pengumuman itu juga tertulis: DISEDIAKAN HADIAH BAGI BUSANA TERBAIK. Kemudian ada juga informasi: BAGI YANG INGIN MENYEWA BUSANA DAERAH DAPAT KE TEMPAT-TEMPAT SEBAGAI BERIKUT. Dan disitu diinformasikan tempat-tempat dimana kami bisa menyewa busana daerah. Saya jadi semakin enggak ngerti. Terus hadiah untuk busana terbaiknya itu untuk siapa? Anaknya yang pakai? Orangtuanya yang ngebayarin uang sewanya? Enggak mungkin kan untuk yang bikin busana daerahnya? Jadi ini lomba busana terbaik untuk siapa?

Saya sendiri sih enggak terlalu suka kalau lihat fashion show untuk anak-anak kecil yang biasanya diikuti anak-anak perempuan. Saya kasihan sama anak-anak perempuan itu yang kecil-kecil sudah belajar untuk pakai make-up tebal, rambutnya dibikin ala fotomodel, baju-nya mini dan ketat, belum lagi sepatu high heel yang kadang-kadang saya lihat mereka sendiri kerepotan jalannya.
Saya malah melihat enggak ada lucu-lucunya fashion show kayak begitu. Ini menurut saya lho ya. Enggak tahu juga ya kalau memang anak-anak kecil itu minta sendiri untuk ikutan lomba modelling karena bakat dan minatnya di bidang itu. Kalau lomba nyanyi anak kecil saya masih melihat ada lucunya, walaupun sudah tidak lucu lagi kalau anak umur lima tahun menyanyi lagunya d'massive atau kangen band atau band-band lain yang isinya tentang cinta-cintaan. Atau lomba matematika, atau lomba piano, saya masih mendukung anak saya untuk ikutan di lomba-lomba macam itu. Tapi kalau fashion show? Saya rasa saya bakal pikir-pikir. ;(

Jadi.. sampai sekarang saya belum berniat mencari busana apa yang akan dipakai Vinn. Ada ide nggak? Enggak usah yang ribet-ribet.. kasihan anak saya yang aktip itu.. ;)

Tuesday, 13 April 2010
5:01 pm

PS : Foto diambil dari sini, bukan sekolahnya Vinn kok, saya ambil cuma buat contoh aja. ;)

8 komentar ajah:

Fanda Classiclit said...

Wah..berhubung ga punya anak, jadi ga bisa ngasih saran dan ga pernah diributan soal lomba. Hehehe... Kalo lomba pakaian daerah harusnya 17-an, nah lomba pakaian sesuai cita-cita itu mungkin cocok pas Halloween (pesta kostum gituu..). Ah, makin ngaco aja komenku...

jc said...

Lho, Fan.. masa lomba pakaian sesuai cita-cita cocok untuk pesta Halloween? -_-" Cita-cita jadi vampire kayak Edward Cullen itu dong? Hehehehe

felicity said...

Bener banget,kalo dipikir2x baju daerah memang lebih cocok dipakai buat 17 Agustusan...

Kenapa nggak ngadain lomba cerdas cermat tentang Ibu Kartini yah?... Mungkin lomba fashion lebih mudah diorganisir, apalagi (barangkali) ada pesan sponsor dari daftar rental baju yang tercantum... who knows?...

jc said...

Iya, bener kan. Atau kalau 17 agustus-nya udh dipake utk lomba-lomba lain macam makan krupuk, balap karung, kan lebih cocok di 28 oktober?
Soal pesan sponsor.. nah itu.. ga tahu lagi saya.. hehehehe

Anonymous said...

Aku bingung. Vinn kan cowok, ngapain disuruh ikutan merayakan hari Kartini? Ini pasti kongkalikong asosiasi salon se-Indonesia supaya mereka ada kerjaan proyek dandanin anak sekolah pada 21 April!

Sri Riyati said...

Masalahe Jess, gak semua cita2 itu ada kostumnya. Kalo cita-citanya misalnya, "jadi penulis freelance di surat kabar lokal sekaligus nyambi dagang serabi" atau "pengantar surat part time dan tukang jaga loket karcis bioskop kalo malem minggu" atau "pengatur lalu lintas udara yang sekolah tiap sore biar jadi manager" kostumnya kaya gimana? =p

Akur deh. Emang fashion show pas Kartinian itu ide yang basi dan ngak nyambung. Lebih baik bikin workshop mengukir ato potong kayu. Masih ada benang merahnya. Kartini=Jepara=ukiran kayu. Ya nggak? (tambah nggak jelas aja nih komen)

REYGHA's mum said...

Untung Reyhan ga pernah ada acara begituan...ribed pernah lomba foto model, tapi bajunya terserah...so ngga repot. Kalaupun lomba kostum cita cita koq maminya yg udah ngayal kemana mana Ya?...emang si prince cita citanya apa?...tanyain dulu dong...untung ga jadi juga kalo jadi bisa bisa ada yang berantem nih...hahahaha..btw ada tag ma award Jes, tapi agak basi baru sempet kasih tahu...diliat ya...

jc said...

Vick, Vinn merayakan hari Kartini supaya kelak dia bisa menghargai perempuan (halah). Ngerayain Hari Kartini-nya no problem sih, tapi fashion show busana daerahnya itu lho! ;(

Ria, emg ada gitu yang cita-citanya jadi petugas loket? Taruhan, pasti kowe ndisik cita2ne memang dokter! Ga mungkin cita2mu mlebu teknik industri. Bener ora? Soale kw pasti bingung meh nganggo baju opo. Ya tho??

Masa sekolah Reyhan nggak pernah ada acara gituan? Wah enak banget, jadi enggak ribet yah.. hehehe. Kata temenku disuruh nikmatin aja. Aku sih benernya nggak masalah pake busana daerahnya tapi kenapa kok ditaruh di hari kartini? Dan kenapa kok musti dilombakan busana terbaik? T_T Sorry banget baru tau tag dan awardnya huhuhuhu.. posting ini pun agak maksa di sela-sela jadwal padet.. huhuhuhu.. pengen blogwalking lagi dan comment sana sini ;(( Thanks ya buuu... ;)