Kata seseorang, dunia ini terdiri dari dua kotak. Kotak warna hitam dan kotak warna putih. Semua orang yang jahat dimasukkan ke dalam kotak warna hitam. Sedangkan semua orang yang baik dimasukkan ke dalam kotak warna putih. Semua tukang tipu dimasukkan ke dalam kotak warna hitam. Dan yang berkata-kata jujur dimasukkan ke dalam kotak warna putih.
Tapi sebuah simbol yin dan yang mengubah pemikiran tersebut. Lantas dipercaya bahwa tiap manusia - sejahat apapun - selalu punya sisi baik. Karenanya, itu menghasilkan ide lain juga bahwa sebaik apapun manusia, ia juga punya sifat jahat.
Saya sendiri berpikir manusia tidak terdiri dari sifat jahat dan sifat baik saja. Sifat manusia jauh lebih kompleks dari itu semua. Sesuatu yang dilakukan atau diucapkan bisa saja jahat menurut yang satu tapi biasa saja menurut yang lain. Satu hal dianggap benar oleh seseorang, bisa dianggap salah oleh yang lain. Buat umat nasrani, kebenaran tentu saja enggak jauh-jauh dari Seseorang bernama Yesus. Tapi barangkali buat umat muslim lain lagi. Dari sini saja saya beranggapan bahwa jika ada seratus satu manusia di dunia ini, maka akan ada seratus satu kebenaran di duni ini. Dan kenyataannya, tidak mudah bagi manusia yang berpegang teguh pada kebenaran masing-masing untuk berteman.
Tapi sebuah simbol yin dan yang mengubah pemikiran tersebut. Lantas dipercaya bahwa tiap manusia - sejahat apapun - selalu punya sisi baik. Karenanya, itu menghasilkan ide lain juga bahwa sebaik apapun manusia, ia juga punya sifat jahat.
Saya sendiri berpikir manusia tidak terdiri dari sifat jahat dan sifat baik saja. Sifat manusia jauh lebih kompleks dari itu semua. Sesuatu yang dilakukan atau diucapkan bisa saja jahat menurut yang satu tapi biasa saja menurut yang lain. Satu hal dianggap benar oleh seseorang, bisa dianggap salah oleh yang lain. Buat umat nasrani, kebenaran tentu saja enggak jauh-jauh dari Seseorang bernama Yesus. Tapi barangkali buat umat muslim lain lagi. Dari sini saja saya beranggapan bahwa jika ada seratus satu manusia di dunia ini, maka akan ada seratus satu kebenaran di duni ini. Dan kenyataannya, tidak mudah bagi manusia yang berpegang teguh pada kebenaran masing-masing untuk berteman.
Saya sedang tergila-gila dengan tokoh Jack Bauer. Siapa itu Jack Bauer? Pada sebuah kisah fiksi, Jack Bauer adalah seorang patriotik Amerika yang sering menghabiskan waktu selama dua puluh empat jam tanpa makan dan tidur untuk menumpas teroris. Kenyataannya, dalam kisah fiksi tersebut menumpas teroris tidak sesederhana Goggle V atau Ksatria Baja hitam atau Sailor Moon menumpas kejahatan - yang ketika 'BERUBAH!' maka sudah dapat ditebak musuh akan kalah walaupun bakal kembali di episode berikutnya dengan rencana baru. Kisah Jack Bauer dalam menumpas teroris ini barangkali bisa menimbulkan kontroversi karena kisahnya sering menyebut negara-negara tertentu sebagai musuh atau teroris. Selain itu, kisah ini terasa sekali nuansa show-off akan kehebatan Amerika dalam menangani teroris yang ingin ditunjukkan. Tetapi terlepas dari itu semua, ada hal-hal yang dapat saya pelajari disini. Jadi ini pelajarannya: sehebat-hebatnya Jack Bauer, ia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa sebuah tim yang tangguh. Ia butuh orang-orang yang hebat sekaligus dapat dipercaya untuk dapat menyelesaikan misi yang diberikan padanya. Ini juga berlaku di kehidupan sesungguhnya. Sehebat-hebatnya orang, jika ia sendirian maka ia tidak ada apa-apanya. Dan meskipun kisah ini tidak banyak mengumbar adegan seks, kosakata yang sering digunakan para pemerannya barangkali ada beberapa yang tak patut untuk ditiru.
Tapi begitulah. Segala sesuatu selalu memiliki dua reaksi yang berlawanan: pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, suka dan tidak suka. Reaksi ini sepenuhnya ada di area yang bernama hak asasi manusia. Karena itu, jika mengingat bahwa pernah ada sekumpulan manusia yang mengancam sebuah institut karena dianggap menayangkan film-film yang bisa memberikan pengaruh buruk hanya karena film-film tersebut mengangkat kaum minoritas macam homoseksual dan AIDS, saya suka gemas. Pernahkah berpikir, bahwa film-film tersebut itu, jika dilihat dari sisi lain maka dapat pula menunjukkan sebuah sisi kemanusiaan yang sedianya perlu dimiliki untuk menerima keperbedaan jalan hidup? Tapi tidak. Institut itu diancam sedemikian rupa dan ancaman ini seperti ada di luar kuasa hukum, dimana penegak-penegaknya mengkerut karena yang mengancam mengatasnamakan agama.
Saya percaya, nama agama yang mereka bawa tidak sedangkal itu. Saya percaya agama itu baik adanya. Saya percaya agama itu mengajarkan tentang kedamaian dan rasa hormat atas perbedaan yang akan selalu ada. Saya percaya. Dan saya sangat menyayangkan jika ada beberapa hal hanya dilihat dari satu sisi saja. Ini sama dengan sebuah pernyataan: "Gara-gara facebook, seorang murid dikeluarkan dari sekolah." Menurut saya, pernyataan ini aneh. Bukankah facebook itu benda mati yang merupakan alat saja? Bagaimana facebook dimanfaatkan oleh pengguna itu kuasanya betul-betul ada di tangan pengguna. Jadi, "murid itu dikeluarkan dari sekolah, karena ia ceroboh menggunakan facebook" barangkali lebih tepat. Sama juga dengan pernyataan salah seorang menteri kita bahwasanya gempa dan bencana itu adalah murka Tuhan. Memang enak sekali menyalahkan sesuatu yang lain diluar kita. Barangkali sebabnya adalah dulu waktu kecil orang tua kita sering sekali menyalahkan si meja jika kita terantuk ujungnya. Padahal meja itu hanya berdiri diam disitu tidak ngapa-ngapain.
Salahkan saja pornografi kalau ada yang namanya perkosaan. Salahkan saja perempuan kalau ada pria yang bernapsu. Salahkan Harry Potter kalau ada yang belajar sihir! Salahkan Dan Brown kalau ada orang Kristen yang jadi nggak percaya Yesus gara-gara baca bukunya! Salahkan yang lain, asal jangan saya! Saya yang paling benar! Kalau perlu, salahkan Tuhan atas semua yang terjadi! Kalau saya bercerai, maka itu kehendak Tuhan, salah Tuhan! Enak kan? Semuanya salah, kecuali saya!
Padahal segala pilihan atas apa yang disodorkan ke muka kita, sepenuhnya keputusan kita untuk bereaksi.
Nyonya John C. Maxwell berkata: "Suami saya tidak akan pernah bisa membahagiakan saya. Saya sendiri yang bisa membuat saya bahagia."
Friday, 29 October 2010
4:11 pm
PS: Apapun reaksi pembaca bukan tanggung jawab pemilik blog ;p
PPS: Gambar diambil dari sini