tag:blogger.com,1999:blog-152831532024-03-07T10:43:02.169+07:00the world of paradox and meI write because to murder is illegal, to slap in the face is impolite and to tell an honest opinion about things is unacceptable.~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.comBlogger352125tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-23482408204702661202022-04-12T18:32:00.005+07:002022-04-12T18:32:34.049+07:00bahagia itu (tidak) sederhana<div><span style="font-family: verdana;"><span class="JsGRdQ" style="color: #545454;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhz1R-6Y69Yltv372U5CJEnM5uc3CZSo7BkgeFwX12lv9RhgCdqszYe1ZMIjyYkIeX7eMuw-8M1haURsYuzVzaS-GzyoMZGVfnGW5f04_UM7asGo09DS3xUi4fFFo6IzqRqdY33DNxx7kOywW5sI4U7SeGOXapTSGseN_zo5ucmD_fvRQXb-A" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1000" data-original-width="2000" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhz1R-6Y69Yltv372U5CJEnM5uc3CZSo7BkgeFwX12lv9RhgCdqszYe1ZMIjyYkIeX7eMuw-8M1haURsYuzVzaS-GzyoMZGVfnGW5f04_UM7asGo09DS3xUi4fFFo6IzqRqdY33DNxx7kOywW5sI4U7SeGOXapTSGseN_zo5ucmD_fvRQXb-A" width="320" /></a></div></span></span></div><span style="font-family: verdana;"><span class="JsGRdQ" style="color: #545454;">Kata orang bahagia itu sederhana. Tapi yang luput dikatakan oleh mereka adalah standard kesederhanaan itu berbeda satu dengan yang lainnya. Menurut yang satu, bisa </span><span class="JsGRdQ" style="color: #545454; font-style: italic;">chilled </span><span class="JsGRdQ" style="color: #545454;">sambil Netflix-an saat hujan dibilang bahagia yang sederhana. Tapi berapa banyak yang menganggap itu bukan sesuatu yang sederhana? Orang-orang yang belum bisa memperbaiki atap rumahnya atau orang-orang yang tinggal di daerah yang rawan banjir padahal hujannya baru sebentar nggak akan bisa bilang versi yang itu adalah bahagia yang sederhana. Ada juga tukang gambar yang dibelikan <i>pen</i> oleh pasangannya untuk menggambar bilang: “Bahagia tuh sesederhana ini.” Bagaimana dengan pasangan yang suka memberi bunga setelah dia melakukan kekerasan? Bagaimana dengan pasangan yang cari uang untuk sehari-harinya saja sulit karenanya sulit juga memberikan barang-barang tertier untuk pasangannya? Bagaimana dengan… ah saya bisa panjang kali lebar menyebutkan ini. Ada juga yang suka naik gunung, kemudian ketika sampai di puncak, saat ia melihat matahari terbit dari timur dan udara dingin menerpa wajahnya, ia unggah foto cantik matahari terbit itu sembari menulis </span><span class="JsGRdQ" style="color: #545454; font-style: italic;">“Ah, bahagia itu sesederhana melihat matahari terbit dari timur”</span><span class="JsGRdQ" style="color: #545454;"> di takarir media sosialnya. Padahal tidak ada yang sederhana dari mendaki gunung. Tas punggung yang berat, kaki yang lelah , udara yang dingin, makanan yang harus dihemat. Sama sekali tidak ada sederhananya. Diakui saja.</span></span><span class="JsGRdQ white-space-prewrap" style="color: #545454;"></span><span class="fullpost">
</span><div><span style="font-family: verdana;"><span class="JsGRdQ" style="color: #545454;"><br /></span></span></div><div><span class="JsGRdQ"><span style="color: #545454; font-family: verdana;"><div>Menurut saya, nggak ada yang sederhana dengan kebahagiaan. Karena kalau bahagia sesederhana itu, manusia nggak akan pernah terus menerus mencari kebahagiaan. Kalau bahagia sesederhana itu, ketika musibah menyerang, mereka nggak akan sibuk mencari alasan di balik musibah itu terjadi. Mereka nggak akan sibuk untuk mengenyahkan kesedihan dan kemarahan mereka yang sebenarnya ada dalam diri mereka. Mereka akan lebih sibuk bagaimana menjadi bahagia kembali bahkan saat mereka sebenernya sedang bersedih. </div><div><br /></div><div>Bahagia nggak pernah sederhana. Ada usaha yang nggak selalu nampak di garis waktu media sosial. Ada pengorbanan yang nggak serta merta dipamerkan. Ada hal-hal yang dilakukan barangkali dengan susah payah demi kebahagiaan yang katanya sederhana itu.</div><div><br /></div><div>Tapi tak mengapa. Kita semua memang butuh kebahagiaan karena itu berarti kita belum berhenti berusaha dan berjuang. Dan saya percaya, usaha dan perjuangan tidak pernah sederhana.</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Surabaya, 7 Agustus 2021</div><div><br /></div><div><span style="font-size: x-small;">Gambar diambil dari <a href="https://www.gofameus.com/stop-comparing-and-be-happy/">sini</a>.</span></div></span></span></div><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-59183535705325820022022-02-06T10:41:00.000+07:002022-02-06T10:41:01.694+07:00ketika yesus ngopi di rumah saya<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;"></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: helvetica;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj1R2U5PW-5tw6yqKFvtCOh339EzUMxW_LlS8azrBOpF1r9FOvzVNHHtXi5IZiUoFCc4aAl0qWy4Ppy6al-5eRb-z31i0XvR1C3JSn_6Cz91oOAWIWh6XyhuzQ_q87226dDQRkfuTx2FeEIGiT5irWxH0o7p8xIH1q-MJ9WyrmFqrbJuq98Cw=s1500" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="652" data-original-width="1500" height="278" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj1R2U5PW-5tw6yqKFvtCOh339EzUMxW_LlS8azrBOpF1r9FOvzVNHHtXi5IZiUoFCc4aAl0qWy4Ppy6al-5eRb-z31i0XvR1C3JSn_6Cz91oOAWIWh6XyhuzQ_q87226dDQRkfuTx2FeEIGiT5irWxH0o7p8xIH1q-MJ9WyrmFqrbJuq98Cw=w640-h278" width="640" /></a></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div><span style="font-family: helvetica;">Pernah suatu hari Yesus berkunjung ke rumah. Berkunjung saja. Saya kira Dia berkunjung karena mau menasehati saya yang sudah tidak pernah datang ke gereja. Tidak pernah pula ibadah online lewat Youtube atau Zoom seperti teman-teman saya lain. Saya kira Dia bakal mengacungkan telunjuknya ke saya sambIl bilang: “Hai, kamu, domba yang hilang, pulanglah dan kembalilah ke gereja!” Saya kira begitu. Tapi ternyata tidak.<o:p></o:p></span><p></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;">Mas gondrong ini malah keliling-keliling rumah saya sambil melihat koleksi buku-buku saya di rak. Dia tanya-tanya kenapa saya bisa membaca buku Harry Potter berkali-kali sementara menyelesaikan buku <i>The Casual Vacancy</i> tidak berhasil padahal penulisnya sama. Kemudian Dia melihat bungkusan-bungkusan kopi saya hasil membeli dan diberi dan bertanya ini itu tentang kopi itu sama antusiasnya dengan ketika Dia menanyakan soal buku-buku saya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;">Kemudian gerimis mulai datang dan saya mulai panik. Saya khawatir gerimisnya akan segera menjadi hujan deras sementara saya ingat saya belum sempat membetulkan atap rumah. Saya sibuk. Selama pandemi ini saya sibuk merawat mereka yang dinyatakan positif bervirus dan harus tinggal di rumah sakit. Saya mengutuk virus ini tapi saya juga mengutuk orang-orang yang abai dengan kesehatan mereka sendiri seperti tidak mengenakan masker, kumpul-kumpul nggak penting sambal cupika cupiki, ketawa-ketawa, tapi ketika mereka kena dan harus dirawat di RS, saya dan teman-teman saya di RS juga yang repot. Iya saya sesibuk itu sehingga saya lupa merawat rumah saya sendiri. Barangkali lupa juga bagaimana merawat diri sendiri.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;">Dan benarlah, tak lama hujan deras dan saya mulai mengomel dalam hati. Saya meninggalkan Yesus yang memutuskan membaca 1984-nya George Orwell sambil minum kopi yang saya bikin sebelumnya. Di beberapa tempat di rumah mulai terdengar tetesan air hujan masuk. Saya sibuk mondar-mandir mengambil ember atau apa pun yang bisa menampung tetesan-tetesan air itu sambil berharap-harap cemas supaya hujan tidak akan bertambah deras lagi. Apa daya, harapan tinggallah harapan. Hujan makin deras. Di ruang depan, air hujan merembes lewat dinding. Saya mulai mengeluarkan handuk-handuk untuk saya taruh di lantai agar air tidak banyak menggenang di lantai. Saya intip di ruang baca saya, Yesus masih santai membaca sambil menyeruput kopinya. Ada ketenangan di wajahnya yang tidak saya pahami dan bikin saya terganggu. Apa Dia tidak tahu kalau saya butuh bantuan? Kok Dia enak-enak baca sambil ngopi sementara saya kerepotan begini? Tapi saya cuma mengomel dalam hati saja karena saya enggan meminta tolong dan Dia adalah tamu kehormatan buat saya.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;">Hujan yang makin deras makin merepotkan saya, sementara genangan air mulai terlihat di sana sini. Barangkali karena kesal dan capek, saya masuk ke ruang baca dengan keadaan berantakan sambil setengah berteriak pada Yesus yang sedang duduk santai sambil membaca dan ngopi itu: “Mas Yesus, apa nggak lihat saya repot biar rumah nggak banjir? Bantu saya dong! Kalau rumah ini kebanjiran, Mas juga yang kena!”<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;">Setelah semburan tidak sopan saya itu, saya menutup mulut saya sendiri dan menyesalinya. Kurang ajar sekali saya sama Tamu Kehormatan saya itu. Udah nggak pernah ke gereja, nyemprot Yang Empunya gereja lagi! Eh tapi ternyata Yesus langsung meletakkan bukunya dan menggulung lengan bajunya sambil berkata: “Lha kamu nggak bilang kalau butuh bantuan. Nggak percaya sama Saya atau nggak yakin Saya bersedia bantu kamu?”<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;">Kemudian setelah menegak habis kopi bikinan saya, sambil bersiul-siul Dia mulai membersihkan genangan-genangan air yang sudah mulai muncul di ruang tengah. Di luar sana, hujan masih mengucur dengan deras, tapi melihatNya ikut membersihkan rumah saya yang tidak saya rawat dengan baik ini sambil bersiul-siul seperti itu, saya tidak sepanik dan sekhawatir tadi.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;">“Kopi kamu enak,” kataNya sambil memeras handuk yang Ia pakai di atas ember untuk membersihkan genangan tadi. “Gayo ya?”<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;"> </span></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-size: x-small;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: helvetica;">Ditulis tahun 2021 menjelang serangan Delta<br /></span></span><span style="font-family: helvetica;">Diunggah tahun 2022 saat serangan Omicron dimulai</span></span></p><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-18831860399354268392020-04-05T13:29:00.001+07:002020-04-05T13:38:51.983+07:00apa kabarmu hari ini?<br />
<div class="MsoNormal" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
<img alt="Male Hand Reaching Out photos, royalty-free images, graphics ..." height="213" src="https://t4.ftcdn.net/jpg/03/09/57/65/240_F_309576547_Jxmy5JOuRH3fbmaximA6wERriBEqxPW7.jpg" width="320" /> <o:p></o:p></div>
Beberapa minggu yang lalu saya mungkin siap dengan segala kemungkinan. Kemungkinan kerja di rumah. Kemungkinan karantina wilayah maupun pusat. Kemungkinan tidak bisa keluar rumah untuk sementara waktu, entah sampai kapan. Tapi ternyata tidak juga. Ada banyak rasa yang muncul setelah beberapa minggu di rumah saja.<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rasa tidak berguna karena merasa tidak banyak melakukan apa-apa. Dan tiba-tiba seperti terdaftar menjadi anggota kaum rebahan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rasa sedih karena hampir setiap hari mendengar berita duka
dan orang sakit. Lingkarannya pun makin sempit. Kalau dulu seperti jauh di
negeri China sana, sekarang saya tahu siapa yang meninggal karena terpapar virus tersebut. Saya kenal dengan
orang yang sedang menderita karenanya. Dan istrinya terus menerus meminta pada kami, teman-temannya
untuk mendoakan suaminya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rasa kecewa dan frustasi karena hampir setiap hari pula saya
membaca segala aksi yang harusnya segera dilakukan oleh sistem dan pemerintahan
tidak dilakukan. Di mana nyambungnya membebaskan napi yang terlibat korupsi
dengan menyelesaikan wabah di negeri yang mereka pimpin? <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rasa marah dan gemas karena juga hampir setiap hari masih
saja ada orang-orang yang menyebarkan berita-berita hoaks yang tidak penting
dan bikin panik. Punya kuota untuk menyebarkan berita yang belum tentu benar ke
mana-mana tapi tidak punya waktu untuk mencari tahu dulu kebenarannya? Tolong
otaknya dipakai. Jangan semuanya diserahin ke Tuhan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Rasa bersalah karena banyak orang yang terus menerus
mengatakan bahwa kita harus terus bersyukur dan selalu berpikir positif
sementara saya sulit melakukannya. Kalau saya masih bisa makan, pikirkan orang
di luar sana yang tidak bisa makan gara-gara ini. Harus bersyukur. Kalau saya
masih punya atap dan dinding di mana saya bisa berlindung di dalamnya dari
panas, hujan dan orang-orang pembawa virus, bersyukurlah. Banyak orang di luar
sana tidak punya rumah, atau bahkan punya rumah tapi harus tinggal dengan
orang-orang beracun alias toxic (ya, saya bicara tentang kamu wahai para pelaku
KDRT baik fisik maupun verbal!), bersyukurlah. Bersyukur, bersyukur, bersyukur.
Dan ketika saya memaksa untuk bersyukur dan mencoba berpikir positif, mencari-cari
sedikit hal-hal baik di antara banyak hal-hal buruk ternyata melelahkan. Ini
belum ditambah dengan tudingan-tudingan saya sebagai salah satu bagian dari <i>privileged people community</i> atau
komunitas orang-orang yang memiliki hak istimewa, yang bahkan mengunggah atau
memamerkan hasil masakan sendiri saja bisa merasa berdosa dan tidak sensitif.
Dan merasakan lelah pun menghasilkan rasa bersalah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu saya mencoba berhenti. Berhenti dari hiruk pikuk rasa
yang dalam beberapa minggu terakhir ini memenuhi isi kepala saya. Berhenti
sedih, berhenti kecewa dan frustasi, berhenti marah dan gemas, berhenti merasa
bersalah dan berhenti lelah. Tapi kemudian saya ingat, manusia tidak didisain
untuk untuk tidak bisa merasa. Dan merasa sama pentingnya dengan berpikir (<i>yes,
Descartes, I’m talking to you</i>) agar saya, kamu, kita tetap ada. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya tidak pandai berbicara di depan orang banyak. Saya tahu
talenta saya tidak di situ jadi jangan paksa-paksa saya untuk percaya bahwa saya
bisa kalau saya mau belajar karena saya tahu saya jauh lebih baik jika menulis.
Barangkali karena itulah tulisan ini ada: senukil campuran rasa yang mencoba
saya tutupi dan saya hindari beberapa waktu terakhir ini. Pada akhirnya saya
pelan-pelan menyadari, saya tidak sendirian, dan semua sedang berusaha untuk
tidak gila dengan caranya masing-masing. Semua sedang berusaha berjuang dengan
caranya masing-masing. <i>And it’s okay.</i>
Membicarakannya, menuliskannya, menceritakannya, berbagi rasa. Dan kita
akan saling menemukan, karena kita tidak sendirian menanggung ini semua.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Apa kabarmu hari ini? Rasakan saja. Saya, kamu, kita tidak
perlu merasa bersalah karena itu. Sebab bersyukur bukan sebuah keharusan,
tapi sebuah rasa tanpa paksaan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku, kamu, kita tidak sendirian.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Surabaya, 5 April 2020</div>
<div class="MsoNormal">
di tengah gempuran virus COVID-19</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Gambar diambil dari <a href="https://stock.adobe.com/au/search?k=male%20hand%20reaching%20out">sini</a>.</div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-11736009936487831122017-11-27T08:21:00.001+07:002017-11-27T08:22:57.786+07:00virus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3ZWegJUB5Fbou0ZVMvThp1r1R1oKcNlKYSMg7dWHqjWHX3p3W33H4wjnrdc3GpT0bkPBI9Its1BZGXclO7Kwk3dvflfBi4xLq3Jge1s71p-1A05mmpNPFEr4pEmy5t_FLQRh/s1600/7af2844921af870cd4a2add20da18b1a--fun-things-random-things.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="533" data-original-width="552" height="308" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3ZWegJUB5Fbou0ZVMvThp1r1R1oKcNlKYSMg7dWHqjWHX3p3W33H4wjnrdc3GpT0bkPBI9Its1BZGXclO7Kwk3dvflfBi4xLq3Jge1s71p-1A05mmpNPFEr4pEmy5t_FLQRh/s320/7af2844921af870cd4a2add20da18b1a--fun-things-random-things.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kadang aku tak paham mana yang lebih baik:
tahu sedikit namun bahagia atau tahu banyak namun senantiasa gelisah?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Maksudku begini. Pernah pada suatu masa aku
tak terlalu paham tentang bahaya plastik dan sampah-sampah non-organik yang
dihasilkan oleh manusia. Dan masa-masa itu adalah masa dimana hidupku lebih
sederhana dan bahagia. Bagaimana tidak; karena aku tak paham maka untuk tiap
pembelanjaan yang aku lakukan, aku tak pernah merasa terganggu jika diberi
kantong plastik sebagai wadah hasil belanjaku. Hidupku juga lebih sederhana.
Otakku tak perlu bekerja terlalu keras untuk berpikir bahwa kantong plastik membutuhkan belasan tahun untuk terurai dan karenanya tak seharusnya aku memakainya secara boros. Dan bayangkan, berapa banyak manusia seperti
aku yang membuang plastik-plastik seenak jidat? Sehingga mari kita visualisasikan
bumi ini ternyata penuh dengan… ah, sudahlah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tapi, tahu maksudku kan?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ketika kau tahu banyak hal, hidupmu tak
lagi mudah. Gerakmu lantas terperangkap dengan pengetahuan-pengetahuanmu
sendiri. Kau jadi gelisah atas banyak hal. Hal-hal yang dulu kau nikmati dan yang
dulu tak kau pikirkan tak lagi sama. Tiba-tiba kau menjadi seseorang yang terlalu sibuk untuk bersenang-senang. Benakmu terlalu sibuk untuk santai. Barangkali kau lantas menjadi idealis. Dan
karenanya kau tak lagi jadi orang yang menyenangkan. Kau tak lagi cukup
menuntut dirimu sendiri untuk terus lebih baik menurut kau. Kau pun mulai
menuntut orang lain mengikuti alur pikirmu. Mengikuti idealismemu. Lalu
tiba-tiba kau dan orang-orang lain menjadi sekumpulan orang-orang yang tidak
bahagia dan selalu gelisah. Dan makin kau tahu, kau makin lapar, makin haus
mencari-cari lebih banyak. Kau makin gelisah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kau tahu ujung dari ini semua? Tak lain tak
bukan adalah sekelompok orang-orang yang terus menerus gelisah dan makin
menuntut. Orang-orang yang takkan pernah puas bahkan atas pencapaian mereka
sendiri dan karenanya sengaja atau tidak tak puas juga dengan pencapaian orang
lain. Padahal orang lain itu juga sedang berusaha menyamai gerak langkah
mereka.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kebahagiaan dan kesederhanaan pun tinggal
kenangan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sampai saat ini, aku masih tak paham mana
yang lebih baik: tahu sedikit namun bahagia atau tahu banyak namun senantiasa
gelisah? <i>Be damned Thomas Gray who wrote
“Ignorance is a bliss”</i> <i>in his poem</i>
<i>because he could be right all this time!</i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Barangkali karena itu aku masih mencari
tahu. Yang menyebabkan kegelisahan ini mengikat kaki, tangan dan kepalaku. Dan
seperti virus yang belum ada penangkalnya, ia menular.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Surabaya, 26 November 2017</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>8.31 pm</i></span><br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-small;"><i><br /></i></span>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: helvetica neue, arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Gambar diambil dari <a href="https://i.pinimg.com/564x/7a/f2/84/7af2844921af870cd4a2add20da18b1a--fun-things-random-things.jpg">sini</a>.</span></div>
</div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-45910684483256180022017-08-07T15:36:00.001+07:002017-08-07T15:42:17.717+07:00suatu malam minggu di Surabaya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw8TPUSk3ezKfqJ36CLrkXmwmRCipZjeJ_l1PMx2vWRZ8eEAkkE5Hvk1V8EfJBmqHYN3DKxPz7WbVrXQs3-EXqwxfUfVD-c-8tbbpVXEzJcPOHP6Agmd9xPKzkgOcxNV6ukeB3/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="846" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw8TPUSk3ezKfqJ36CLrkXmwmRCipZjeJ_l1PMx2vWRZ8eEAkkE5Hvk1V8EfJBmqHYN3DKxPz7WbVrXQs3-EXqwxfUfVD-c-8tbbpVXEzJcPOHP6Agmd9xPKzkgOcxNV6ukeB3/s400/1.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>PADA SEBUAH KEDAI KOPI</b><span class="fullpost">
</span></span><br />
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku penasaran</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">pada seorang perempuan muda</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">yang duduk sendirian di pojok ruangan</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Telinganya ditutup <i>headset</i></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kepalanya bergoyang-goyang kecil</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Menikmati sesuatu yang tak kumengerti</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sebab ia tak berbagi kenikmatan yang ia dengar denganku</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku penasaran</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">pada seorang laki-laki</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">yang menatap perempuan yang duduk di hadapannya</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tatapan yang hangat</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Seolah-olah dunia ini cuma dihuni oleh mereka berdua</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Meski perempuan yang duduk di hadapannya</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">berbagi dunianya dengan orang-orang lain</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">lewat ponsel pintarnya</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">sampai ia memutuskan dunia itu miliknya sendiri</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">dan karenanya layar ponsel pintarnya </span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">dipenuhi seluruh wajahnya dari dekat</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dan laki-laki itu masih saja menatapnya hangat</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">mengajaknya bicara</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku penasaran</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dengan keluarga bahagia yang duduk dekat jendela</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Seorang pria bersama istri, kedua anak perempuan dan ibunya</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Istri yang tersenyum, anak-anak yang berisik</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Meski hanya dengan segelas teh dingin di depannya,</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">ia dengarkan cerita lucu yang dituturkan sang istri</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Lalu hanya Tuhan dan mereka yang tahu</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">apa yang lucu sehingga menyebabkan gelak mereka tersembur</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku penasaran</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku selalu penasaran</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kisah-kisah yang membawa tiap pengunjungnya</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">menghabiskan sisa hari mereka hari itu</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">di situ</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pada sebuah kedai kopi</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku penasaran</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Mengapa seorang pengunjung yang datang sendirian,</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">mengambil meja untuk pengunjung yang datang berempat</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b>DI TOILET UMUM</b></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku melihat koin di dasar <i>closet</i></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Entah cerita apa yang dibawa koin itu</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">hingga ia sampai di sana</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Barangkali mantan pemiliknya</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">buru-buru menurunkan celananya</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">untuk buang hajat</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">lalu buru-buru menaikkan celananya lagi</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">setelah puas ia buang hajat</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">dan saat itulah koin itu meloncat keluar dari celananya yang agak sesak</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sebab ia ada janji dengan seorang perempuan</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">yang telah lama ia incar</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ia perlu tampil sempurna,</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">meski celananya kekecilan sedikit,</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">tapi tak mau raut mukanya menahan sesuatu</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sebab tak ada yang paling mengerikan</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">dari raut wajah yang menahan desakan kuat untuk memenuhi panggilan alam</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dan barangkali selesai kencan singkat itu,</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">ia baru sadar kehilangan sekeping koin</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Atau saat ia harus bayar parkir</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">dan uang di dompetnya tidak cukup</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">untuk membayar tukang parkir yang melotot</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ah, seandainya ia tak buru-buru melorotkan celananya</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku melihat sekeping koin di dasar <i>closet</i></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dan barangkali kisah yang kuceritakan padamu tadi</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">hanya terjadi di kepalaku</span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<i><span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sabtu, 5 Agustus 2017</span></i></div>
<div style="text-align: right;">
<i><span style="color: #783f04; font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">menjelang malam di sebuah kedai kopi</span></i></div>
<div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-48140411969468827972017-06-06T10:46:00.002+07:002017-06-06T10:46:44.385+07:00kisah laki-laki setengah baya berkulit gosong, berpakaian lusuh, bersendal jepit dan bertas selempang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH9WKRCcshDH-E7Od3OKzmXvTk7MYWibkiYL77Ql18mVExoRLhhZbDSLKiqhaZgu0nIfdLiPb_U0YJKPHsCSgUUG5OqeLsrtFk00vl_ul8pOEEi7qPAG0PdrFKcFciYfS9YLBV/s1600/dead-soldier-hand.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="567" data-original-width="946" height="191" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH9WKRCcshDH-E7Od3OKzmXvTk7MYWibkiYL77Ql18mVExoRLhhZbDSLKiqhaZgu0nIfdLiPb_U0YJKPHsCSgUUG5OqeLsrtFk00vl_ul8pOEEi7qPAG0PdrFKcFciYfS9YLBV/s320/dead-soldier-hand.png" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ini kisah sekumpulan orang-orang yang tinggal di sebuah kota di sebuah negeri yang
baru saja melek teknologi, dimana ponsel-ponsel pintar mulai banyak digunakan
mulai dari anak-anak sampai orang-orang tua. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Saking takjubnya akan betapa pintar ponsel-ponsel itu,
kepala mereka sering terlihat tertunduk dimana-mana. Di jalan, di kedai kopi,
di sekolah, di kantor, di rumah, bahkan di kamar tidur. Mereka takjub betapa
banyaknya informasi dan pengetahuan yang bisa diambil atau menggunakan istilah
baru ‘diunduh’ dari ponsel pintar itu. Beberapa dari mereka bahkan mulai
bersabda: “Suatu saat buku akan punah dan akan digantikan oleh benda pintar
ini! Kita semua akan pintar, sepintar ponsel yang kita miliki!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Seiring dengan berjalannya waktu, mereka tidak hanya takjub
dengan berita atau informasi atau pengetahuan yang mereka dapat, mereka mulai
berani berbagi berita dan berbagi informasi. Mulai dari hal sepele macam
guyonan garing ala Cak Lontong sampai cara-cara pengobatan penyakit yang dalam
dunia kedokteran pun belum pernah terdengar obatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang paling baru: penculikan anak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Konon kata berita yang tersebar di ponsel-ponsel pintar
orang-orang ini, mereka semua harus waspada. Penculikan anak sedang marak dan
anak yang diculik akan diambil ginjal, hati, usus dan jantungnya untuk dijual. Ciri-ciri
penculik anak dikabarkan sebagai berikut: laki-laki setengah baya, kulit
gosong, suka memakai tas kain bermotif batik yang diselempangkan di bahu
kirinya, baju lusuh dan menggunakan sandal jepit. Tak cukup terungkap dalam
narasi, foto laki-laki dengan diskripsi yang disampaikan pun tersebar. Mulai
dari grup sebelah, ke grup sebelahnya lagi, ke grup sebelahnya lagi, ke grup
sebelahnya lagi dan seterusnya. Biasanya berita ini dimulai dengan: “Copas dari
grup sebelah” atau “Nggak tahu bener atau enggak, tapi nggak ada salahnya kita
waspada” dan diakhiri dengan “Sebar jika anda peduli!”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Warga kota itu jadi was-was. Setiap kali melihat pria
setengah baya dengan kulit gosong meskipun tanpa tas kain yang diselempangkan,
para orang-orang tua menggenggam tangan anak-anak mereka erat-erat. Persis
seperti lagu balonku yang sisanya dipegang erat-erat setelah yang hijau
meletus. Mereka berjengit kaget jika kebetulan di dekat mereka ada laki-laki
mengenakan baju lusuh dan sandal jepit meskipun kulitnya tidak gosong dan
usianya jauh di atas setengah baya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Di suatu hari yang panas, Birowo, dari kota seberang, datang
berkunjung ke kota berponsel pintar tersebut. Tujuannya cuma satu, dia ingin
menengok anaknya yang sudah ditinggal lama karena ia harus bekerja mencari
nafkah di luar kota meninggalkan istri dan anak-anaknya. Ia turun di stasiun terdekat
dengan rumahnya. Tidak membawa koper, tidak membawa kardus berisi oleh-oleh
seperti orang-orang lain pada umumnya jika berkunjung ke keluarganya. Uangnya habis untuk ongkos
pulang dan istrinya tidak keberatan ia pulang tanpa oleh-oleh untuknya dan
anak-anaknya. Yang penting mereka bisa berkumpul meski hanya sejenak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Birowo, turun dari kereta api dengan pakaian lusuh karena
keringat. Sendal jepitnya membawanya ringan keluar dari stasiun. Di depan
stasiun, ia mengambil botol minum yang dibawanya dari tas kain yang
diselempangkan di bahu kirinya. Berjalanlah ia dengan senyum merekah karena
mengingat sebentar lagi ia akan bertemu dengan istri tercinta dan anak-anaknya.
Mendekati pasar yang terletak tak jauh dari rumahnya, ia mulai sadar
orang-orang di sekitarnya kasak-kusuk sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Namun ia
tidak mau berburuk sangka, maka ia terus melangkah. Di depan warung mertuanya,
ia melihat anak bungsunya sedang bermain. Tanpa pikir panjang, ia segera
berlari memeluk anak tersebut dan menciuminya karena rindu bukan kepalang.
Digendongnya anak tersebut meskipun anak itu jadi menjerit-jerit karena lupa
akan wajah bapaknya yang lama tak pulang-pulang. Ia gendong sambil
memanggil-manggil nama istrinya: “Sri! Sri! Aku pulang!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sri belum keluar tapi orang-orang di pasar mulai mengerumuni
Birowo. Ada yang merebut anak bungsunya dari gendongannya, lalu yang lain mulai
memukulinya bertubi-tubi. Tak hanya dipukul, beberapa malah melemparinya dengan
batu sambil berteriak-teriak: “Penculik bangsat! Kalau cari rejeki yang halal!
Bangsat!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Birowo mencoba terus memanggil-manggil istrinya, tapi
lama-lama suaranya hanya sayup-sayup terdengar dan hilang ditelan orang-orang
di pasar yang mengeroyoknya habis-habisan. Anak sulung Birowo yang kebetulan
lewat, melihat adiknya menangis meraung-raung digendong tukang parkir pasar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Adikmu hampir diculik, Le. Itu penculiknya sedang dikeroyok.
Untung ketahuan orang-orang,” katanya dengan nada sedikit bangga karena ia baru
saja menyelamatkan seorang anak dari penculik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Si anak sulung yang penasaran dengan wajah orang yang gagal
menculik adiknya, menyeruak masuk ke kerumunan orang-orang yang sudah mulai
berhenti memukuli orang tersebut. Wajah penculik itu memar di sana sini dan
darah berceceran di sekitarnya. Si anak sulung terkesiap melihat wajah yang ia
kenal itu dan ia mulai berteriak-teriak histeris: “Bapak! Bapak! Ibu, Bapak
dikeroyok! Pak! Pak!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kerumunan orang-orang tadi mulai mundur melingkari laki-laki
yang baru saja mereka bunuh karena dikira penculik. Sri, ibu si anak sulung,
istri Birowo tergopoh-gopoh mendekat begitu mendengar suara histeris anaknya.
Begitu dilihatnya suaminya bersimbah darah, ia pun tak kalah histeris dengan
anak sulungnya. Kedua ibu dan anak itu meraung-raung meratapi laki-laki yang
sudah terbaring tak bernyawa di atas jalanan berdebu di bawah terik matahari
yang mulai naik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Birowo, laki-laki berkulit gosong yang mengenakan pakaian
lusuh dan sendal jepit cuma bermaksud pulang untuk menemui istri dan anak-anaknya.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dari kerumunan orang-orang yang tadi memukulinya mulai
terdengar bisik-bisik: “Salah sendiri rupanya seperti penculik anak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sementara itu di televisi, kepolisian pusat baru saja
melakukan konferensi pers bahwa isu penculikan anak itu hanya isapan jempol
belaka.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Surabaya, 6 Juni 2017</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;">Foto ilustrasi diambil dari <a href="http://www.nocaptionneeded.com/wp-content/uploads/2008/12/dead-soldier-hand.png">sini</a>.</span></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-69342329225857512522017-02-01T13:10:00.001+07:002022-02-06T10:27:06.286+07:00la la land, ira koesno dan akhir bahagia<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgglASO7EwXV8-wRZi5mxhk1EnF8j7cSFlZxLAD9CMBAkZ8uldcrjFKUN8cWTZGIFEJNwYyKIfMGzX5OtsT7kwAgpdeMpK3zXPoB0CjwZW6Sh_nCN4Jz8LEZM_2Gf0ZZbvx26UX/s1600/lalaland.jpg" style="clear: left; display: inline; float: left; font-family: "Helvetica Neue", Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgglASO7EwXV8-wRZi5mxhk1EnF8j7cSFlZxLAD9CMBAkZ8uldcrjFKUN8cWTZGIFEJNwYyKIfMGzX5OtsT7kwAgpdeMpK3zXPoB0CjwZW6Sh_nCN4Jz8LEZM_2Gf0ZZbvx26UX/s320/lalaland.jpg" width="213" /></a><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Kabarnya film <i>La La Land</i> itu <i>ending</i>-nya ngeselin. Tidak sedikit juga yang bilang ini film bagus tapi ngga <i>happy ending</i>. Maka duduklah saya dengan manis di bioskop - menonton film ini untuk mencari tahu seperti apa yang dimaksud orang-orang ini sebagai 'akhir yang tidak bahagia'. Bagi yang belum nonton dan nggak keberatan dapat <i>spoiler</i>, sini saya beritahu: pemeran utamanya - si cowok ganteng dan si cewek cantik yang gerakan indahnya terpampang di poster itu pada akhirnya ENGGAK JADIAN aka ENGGA MENIKAH dan berbahagia selamanya. Pemeran utamanya - si cowok ganteng dan si cewek cantik itu mengambil jalan hidup yang berbeda.</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Oh, jadi yang dimaksud dengan 'akhir yang tidak bahagia' alias 'nggak <i>happy ending</i>' itu adalah karena mereka enggak menikah dan hidup bahagia selamanya seperti kisah Cinderella, Putri Tidur dan dongeng-dongeng putri lainnya?</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Ini jadi mengingatkan saya pada seorang jurnalis perempuan yang belakangan ini namanya kembali mencuat karena memoderatori debat pemilihan kepala daerah terheboh seantero nusantara. Iya, jurnalis perempuan itu bernama Ira Koesno - yang rumor nama dokter kulitnya menyebar di dunia maya setelah pemirsa sadar bahwa perempuan cantik bertampang usia 30an dengan kulit kencang ini ternyata berumur 45 tahun. Kurang apa coba? Sudah cantik, cerdas, terkenal, ..., eh tunggu dulu. Sebab kabar berikutnya tentang Jeng Ira Koesno yang nggak kalah hebohnya adalah dia masih SINGLE. Lalu, entah bagaimana dan entah karena apa, mulai terdengar omongan-omong busuk baunya. Persis bau mulut tidak tersentuh air dan pasta gigi berbulan-bulan.</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"> "Cantik-cantik kok belum kawin.”</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>“Makanya jadi cewek jangan pinter-pinter, ngga laku-laku kan?”</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>“Kebanyakan ngurus karier sih, makanya ngga kawin-kawin.”</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Oh, jadi puncak kesuksesan perempuan itu dilihat dari dia udah kawin atau belum?</span><br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"><span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"> </span></span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Sedih juga ya. Enggak, saya enggak lagi menentang perempuan atau siapapun itu untuk menikah. Menikah adalah sebuah pilihan, begitu juga dengan berkarier. Begitu juga dengan sejuta jalan hidup lainnya yang dipilih, sebab hidup enggak cuma perkara kawin dan berkarier saja. Saya sedih aja jika seorang perempuan baru dipandang sukses hanya karena ia menikah. Lha apa mereka pikir, menikah itu gampang? Segampang tajuk “hidup bahagia selamanya” di akhir dongeng-dongeng dimana pangeran dan putrinya menikah? </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Buat saya, film La La Land itu happy ending. Gimana nggak happy ending, impian-impian kedua pemeran utamanya tuh TERCAPAI! Si cowok ganteng yang pengen punya klub jazz sendiri untuk ‘menyelamatkan’ musik jazz akhirnya keturutan punya. Si cewek cantik yang pengen jadi aktris terkenal akhirnya tercapai juga keinginannya. Dapat bonus suami yang mendukung dan anak kecil yang lucu lagi. Saya tanya: ITU NGGA HAPPY ENDING-NYA DIMANA? </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Impian tercapai kok dibilang enggak happy ending. Puncak kesuksesan kok tergantung dari status. Bahagia kok cuma dilihat dari kawin atau enggak. Menurut saya sih, hidup kamu itu sempit kalau mendefinisikan kebahagiaan hanya dari itu aja. </span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif">Ya…, sesempit vagina perempuan kali.</span><br />
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><span style="font-size: x-small;">Surabaya, 31 Januari 2017</span></span></div>
<div style="text-align: right;">
</div>
<div style="text-align: right;">
</div>
<div style="text-align: right;">
</div>
<div style="text-align: right;">
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif" style="font-size: x-small;"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>8 : 23 pm</span></div>
<span face=""helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif"><br /></span>
<div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-10301047068456188032016-06-20T18:55:00.001+07:002019-06-27T12:23:15.183+07:00dunia lebih memihak sang rama<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-768PMnj81Iw/V2fYJGeRByI/AAAAAAAACs4/HfrvHnLOy78CyxMdE3MBMRIRMQrA8ViXACKgB/s1600/16%2B-%2B1" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: #4c1130;"></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0AfglbmKFGIYqBYzWbybONaJIcs9CfqKYnBs553ZpYFBaSsKb6W7K0tvAwokRNV3HESBlxVSTmcxIccosjwj3lcxfeWIFXnBcb44Jn5jedJqjAGzGrJaIJ4ZxtxkPbMsV4wEO/s1600/rama.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="470" data-original-width="474" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0AfglbmKFGIYqBYzWbybONaJIcs9CfqKYnBs553ZpYFBaSsKb6W7K0tvAwokRNV3HESBlxVSTmcxIccosjwj3lcxfeWIFXnBcb44Jn5jedJqjAGzGrJaIJ4ZxtxkPbMsV4wEO/s320/rama.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="color: #4c1130;">Aku membenci Rama sepenuh hatiku. Iya. Rama yang itu. Yang kabarnya tampan dan bijaksana. Ramayana. Candi Prambanan saksinya beserta ratusan orang tak kukenal lainnya. Kalau dulu waktu aku kecil, saat kutonton film serinya di televisi, aku sudah tidak suka. Sekarang kunyatakan kebencianku pada laki-laki itu di bawah langit malam, tujuh belas kilometer jauhnya dari pusat kota Jogja.</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Kau tentu tahu kisah Ramayana bukan? Singkatnya begini. Ramayana beristrikan Dewi Sinta yang cantik, anggun dan mempesona. Dan tak ada yang lebih sempurna di dunia ini selain daripada si tampan kawin dengan si cantik. Jangan diubah-ubah. Kalau tak percaya, boleh saja kau lihat betapa anak-anak muda itu memuja Glen Alinskie dan Chelsea Olivia. Mereka memuja sebab mereka melihat kesempurnaan. Kalau kau buruk rupa tapi ingin kawin dengan si tampan atau si cantik, niscaya dunia akan menggugat kau. Dan tak ada pepatah yang lebih tepat untukmu selain: bagai pungguk merindukan bulan. Sudahlah, jangan sekali-kali mencoba mendefinisikan ulang tentang kesempurnaan dunia!</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Itu pula yang terjadi saat Rahwana, seorang raja buruk rupa yang jatuh cinta pada Dewi Sinta yang cantik itu. Tidak cocok. Penonton gemas karena Dewi Sinta begitu mudahnya masuk dalam perangkap Rahwana. Pembaca tak sabar menanti kisah heroik Hanoman yang dibantu oleh adik Rahwana sendiri saat menyelamatkan Dewi Sinta agar dapat kembali bersanding dengan suaminya yang tampan. Tapi barangkali hanya aku yang tersedu-sedu saat Rama mempertanyakan kesucian Dewi Sinta. Itu adalah saat aku membenci Rama. Aku benci ketika ia meminta bukti kesucian Dewi Sinta dengan membakarnya hidup-hidup. Sinta yang setia. Sinta yang suci. Meski ia berjuang untuk bertahan saat sedang ditawan oleh Rahwana, semua itu sia-sia. Tak cukup kepercayaan Rama, suaminya yang tampan itu untuknya. Aku makin tersedu sendu memendam kejengkelan ketika api itu tak membakar Sinta dan karenanya ia kembali ke pangkuan Rama sebagai permaisuri. Itu bukti yang dipertanyakan oleh Rama.</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Akhir bahagia? Akhir bahagia tahi kucing. Kalau aku jadi Sinta, takkan sudi aku kembali pada laki-laki yang tak mempercayaiku. Aku lebih baik kembali pada Rahwana. Rahwana yang dengan sabar mencoba menaklukkan Dewi Sinta dengan cintanya, namun masih menghormati penolakannya. Rahwana tak beruntung, sebab ia buruk rupa. Dunia tak berpihak padanya. Dunia penonton dan dunia pembaca kisah itu.</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Dunia yang sama, tempat kau dan aku hidup pun tak berbeda. Tak ada tempat bagi para buruk rupa. Mereka harus berjuang dengan keras agar dunia tempat kau dan aku hidup ini menerima mereka. Perjuangan yang bisa berhasil, bisa juga tidak.</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Mari, para buruk rupa pejuang kehidupan. Mari berbaris denganku. Kita taklukkan dunia yang keras ini bersama-sama. Tak ada tempat untuk para buruk rupa, tapi selalu ada tempat untuk para pejuang.</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Perkenalkan, aku yang tak pernah ingin menjadi perempuan cantik – aku, yang tak pernah ingin menjadi laki-laki tampan.</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Aku, kami hanya ingin menjadi pejuang.</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Seperti presiden kita itu. Yang hari ini berulang tahun.</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">Batu, 21 Juni 2016</span><br />
<span style="color: #4c1130;">1.14 pm</span><br />
<span style="color: #4c1130;"><br /></span>
<span style="color: #4c1130;">PS : Gambar diambil dari <a href="https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiQmNSh9YjjAhUL3o8KHQ3_AJUQjRx6BAgBEAU&url=http%3A%2F%2Fpikby.com%2Fhashtag%2Framayana%2520quotes%2520ravana%2F&psig=AOvVaw1ZYuuqE2S_pAQrlKcOW1iN&ust=1561699048282385">sini</a></span><br />
<div>
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-57620427348399559302016-05-24T15:43:00.000+07:002016-05-24T15:47:10.896+07:00tanah<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLwBJwePfKL7Hzfwu0xlmv1qZkRgWeunRfm-wKx6szs_Fojel6qiejBHSRd8Uu6dCrKjqTw8Iiv5S9lsAOhPNqKeeE4hM3ee-TsGUHFfqtnvR8zL8yXaLkIqciWLC1NGp951UT/s1600/Soil.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLwBJwePfKL7Hzfwu0xlmv1qZkRgWeunRfm-wKx6szs_Fojel6qiejBHSRd8Uu6dCrKjqTw8Iiv5S9lsAOhPNqKeeE4hM3ee-TsGUHFfqtnvR8zL8yXaLkIqciWLC1NGp951UT/s320/Soil.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: 'trebuchet ms', sans-serif;">Jika kau ingin belajar tentang penerimaan, jangan belajar
dari aku. Belajarlah dari tanah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Sebab tanah menerima siapapun dalam diam. Tanah tak hanya
menerima orang-orang baik seperti Suster Teresa, tapi juga orang jahat seperti
Hitler. Tanah tak pernah memandang latar belakang keluargamu, status sosialmu,
dan profesimu. Tanah tidak menghujat. Tidak juga menghakimi. Ia berdenyut
hidup, namun senyap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tanah menerimamu dalam diam. Dengan keanggunannya.<br />
Menerima pelajar.<br />
Menerima pelacur.<br />
Menerima doktor.<br />
Menerima koruptor.<br />
Menerima seniman.<br />
Menerima ilmuwan.<br />
Menerima pendeta.<br />
Menerima politikus.<br />
Menerima tuan tanah.<br />
Menerima buruh.<br />
Menerima ateis.<br />
Menerima teroris.<br />
Menerima feminis.<br />
Menerima komunis.<br />
Menerima protagonis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kelak tanah menerimamu, tanah menerimaku. Tanpa banyak
tanya. Meski syarat dan birokrasi diberikan oleh
negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Jika kau ingin belajar tentang penerimaan, jangan belajar
dari aku. Belajarlah dari tanah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Surabaya, 24 Mei 2016<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><i><span style="font-size: x-small;">Terinspirasi dari
puisi Sapardi Djoko Damono<br />
“Tentang Seorang Penjaga Kubur yang Mati”</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Gambar diambil dari <a href="http://cdn.modernfarmer.com/wp-content/uploads/2014/10/graveyard.jpg">sini</a></span>
<br />
</span><o:p></o:p></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-25577148496356247382016-05-22T16:51:00.002+07:002019-06-27T12:25:11.375+07:00apa kabar?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj66gmuyCzvfdX5K2x2ylc7S1nDTfTiWyYpwvmhUHUyGZWcJqJleR3zs6qvwjBuokMdPFE-Q1wkLmuv0gJEz0ZXb0Yl31tm6KjdTfdCk-jUCWGpeMTPDZS6FtjpWt3-RcN_HVQV/s1600/cafe.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1545" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj66gmuyCzvfdX5K2x2ylc7S1nDTfTiWyYpwvmhUHUyGZWcJqJleR3zs6qvwjBuokMdPFE-Q1wkLmuv0gJEz0ZXb0Yl31tm6KjdTfdCk-jUCWGpeMTPDZS6FtjpWt3-RcN_HVQV/s320/cafe.jpg" width="248" /></a></div>
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-23N5-UaKGrc/V0F-hu5ZVwI/AAAAAAAACns/eiIDCaDJ6b0aWl1Z8LjCl6D88ib9Yu7EQCKgB/s1600/16%2B-%2B1" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"></span></a><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">"Halo." Kamu menyapaku di tengah keramaian.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">"Halo juga." Dan kusebut namamu. Kita pernah satu kelas selama empat tahun. Karena itu aku masih ingat wajah dan namamu. Ini istimewa, karena sebenarnya aku kurang baik mengingat nama. Jadi, kalau aku masih mengingat namamu, maka itu pertanda baik. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Kamu apa kabar?” tanyaku.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Seketika itu wajahmu lesu. Dan aku jadi merasa bersalah karena bertanya. Lalu kamu mengajakku minum teh di sebuah kedai di mall tempat kita bertemu. Aku mengiyakan. Kapan lagi bisa mengobrol dengan kawan lama? Aku toh memang sungguh-sungguh ingin tahu kabarmu.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Lantas kamu bercerita. Cerita yang serupa dengan keluhan. Tentang anak pertamamu yang bikin susah. Bikin kamu sering dipanggil guru. Anak pertamamu yang malas. Yang sulit diatur. Yang tak pernah menurut. Tak punya ambisi. Padahal sebagai anak laki-laki harusnya ia lebih bisa diandalkan. Tapi apa daya, disuruh ini tak mau. Disuruh itu tak mau. Sampai kamu menyerah. Kamu biarkan anak sulungmu melakukan apa yang ia mau.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kabar anak sulungmu: <i>checked</i>. Aku mengangguk-angguk. Sabar.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Kalau anak keduaku beda,” lanjutmu lagi.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Oh, ceritamu belum selesai rupanya.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Menurutmu, anak keduamu yang perempuan itu pintar. Ia juara di kelasnya. Dan meskipun perempuan, ia selalu berambisi jadi yang terbaik. Membuatku mengerutkan kening, seolah-olah aneh adanya jika perempuan punya ambisi untuk jadi yang terbaik. Masih menurutmu, anak perempuanmu tak perlu kamu suruh akan belajar sampai ia bisa mendapatkan nilai yang terbaik.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Mirip papanya,” katamu sambil terkekeh. Aku tak paham mengapa kamu terkekeh.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kabar anak keduamu: <i>checked</i>.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dan kamu masih menyerocos. Rupanya masih harus kupertahankan persediaan kesabaranku.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Papanya anak-anak,” katamu, “suamiku itu, sering pergi.” Kali ini nadamu kembali seperti saat kamu bercerita tentang anak pertamamu. Kamu bilang suamimu sering harus ke luar kota. Menemui klien-kliennya yang kaya. Mungkin karena ia pintar dan punya ambisi, klien-klien jadi percaya padanya. Makanya perusahaannya bisa berkembang pesat.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Ah, ternyata kamu hanya ingin memamerkan suamimu dalam bentuk keluhan.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kabar suamimu: <i>checked</i>.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Namun demikian, masih belum kudapatkan jawaban dari pertanyaanku padamu. Pertanyaanku yang hanya terdiri dari tiga kata tadi.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Lalu, kamu apa kabar?” tanyaku sekali lagi. Kutambahkan satu kata di depannya. Biar terdengar lebih jelas di kupingmu.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Mendengar pertanyaanku lagi, entah bagaimana kamu lebih ceria. Kamu bilang kamu sedang mulai bisnis kecil-kecilan. Sebuah <i>online shop</i> yang menjual busana-busana kekinian untuk wanita modern. Selain itu, kamu juga berjualan produk kesehatan. Baru kamu mulai juga karena diajak teman. Bisnis ini menjanjikan, katamu dengan lebih semangat. Sebab gara-gara bisnis ini temanmu bisa sering berlibur ke luar negeri. Hitung-hitung membantu menambah penghasilan suami sambil jaga anak-anak di rumah.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku manggut-manggut, sementara persediaan kesabaranku mulai menipis. Dan kutanya padamu sekali lagi: “Kalau kamu sendiri, apa kabar?” Itu terjadi tepat sebelum anak-anakku datang memanggilku dari kejauhan. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Baik,” jawabmu akhirnya. Dan matamu melihat kedua anak perempuanku. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Ini anak-anakmu?” tanyamu. Akhirnya. Sebuah pertanyaan keluar dari mulutmu untukku.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku mengangguk dan kusuruh anak-anakku bersalaman denganmu.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">“Anak-anakmu cewek semua ya?” Pertanyaan keduamu muncul. Retorik. “Kurang satu lagi.” Kamu menambahkan. Sebab menurutmu, kurang lengkap kebahagiaan kami tanpa kehadiran anak cowok. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kali ini aku yang mengeluh. Dalam hati. Persediaan kesabaran itu langsung habis. Butuh kopi bercangkir-cangkir, Haruki Murakami yang berduet dengan Banda Neira atau Payung Teduh dan gerimis semalaman untuk mengisinya kembali penuh dengan cepat. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku berdiri dan tersenyum padamu. Senyum yang palsu, aku tahu. Berusaha pamit sesopan mungkin. Kamu terkejut karena aku tiba-tiba pamit. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku pun tak tahan untuk tak bertanya padamu mengapa aku tak bisa tahu kabarmu. Kita sudah lama tak bertemu dan aku hanya ingin tahu kabarmu. Bukan kabar anak-anakmu, bisnismu, apalagi suamimu yang tak kukenal sama sekali. Aku hanya ingin tahu kabarmu. Itu saja. Apakah itu sulit?</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kamu tergagap dan kemudian menjawab: “Baik. Kabarku baik.”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kutunggu beberapa detik setelah jawabanmu itu. Berpikir bahwa ada kelanjutan setelah jawaban singkat itu. Nihil. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku pun melangkah meninggalkanmu. Barangkali kabar hidupmu sebelum pertemuan tak sengaja kita ini memang sudah terangkum sempurna dalam kata ‘baik’. Atau mungkin buatmu sendiri, kabarmu tak penting, sehingga kamu tak perlu berpanjang-panjang mengisahkan kabarmu padaku. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tak lama kamu ikut menyusul langkahku dan menanyakan nomor teleponku. Kamu bilang kamu ingin menghubungiku lagi kapan-kapan. Siapa tahu aku bisa <i>join</i> bisnismu yang menjanjikan itu.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku hanya tersenyum. Yang lagi-lagi palsu. Sepalsu nomor telepon yang kusebut untukmu. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Dan seandainya kamu menanyakan kabarku hari ini, aku akan menjawab kalau kabarku jadi jauh dari baik. Terima kasih untukmu. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Tak pernah kukira, perkawanan tak lagi dapat sesederhana “apa kabar?”</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Surabaya, 22 Mei 2016</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><i>Terinspirasi dari diskusi sore dengan seorang kawan di pinggiran lapangan hijau.</i></span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Gambar diambil dari <a href="https://i.pinimg.com/1200x/ad/ba/9d/adba9dba5ffaefc448afb03076f88cd2.jpg">sini</a>.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-9219691627234210082016-05-19T16:07:00.002+07:002016-05-20T21:44:10.858+07:00gambar di dinding toilet<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGy6rEU0J0xizlHDhExfZc-1gs1Uw5vf3AYVX2C8OqtkJQyIlwazfdRxw-i1oGTEU29REph0OK1vY19eKvv8no1VEdibgkY4oyD1R64660MFuaHzg6LAYEvcIxGKR9KuHsRBwc/s1600/gambar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="168" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGy6rEU0J0xizlHDhExfZc-1gs1Uw5vf3AYVX2C8OqtkJQyIlwazfdRxw-i1oGTEU29REph0OK1vY19eKvv8no1VEdibgkY4oyD1R64660MFuaHzg6LAYEvcIxGKR9KuHsRBwc/s320/gambar.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kampus itu menjulang gagah dihadapanku. Bagaimana tidak
gagah jika predikat terbaik sering nempel pada status universitas ini?
Di mana-mana pula beritanya. Universitas terbaik. Kampus bergengsi. Mahasiswa
terpandai. Fasilitas terlengkap. Citra yang selalu berhasil bikin orang
berdecak kagum apabila mendengar berita apapun tentang universitas itu.
Semuanya yang </span><i style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">excellent</i><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> ada di situ.
Semuanya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kecuali hatiku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di depan kampus itu aku gentar sekaligus geram. Hari ini
hari pertamaku sebagai mahasiswa baru setelah satu minggu orientasi. Iya,
baru. Kelas baru. Guru baru yang sekarang dipanggil dosen. Tas (kebetulan)
baru. Sepatu (juga kebetulan) baru. Mau tahu apa lagi yang paling baru?
Topengku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Topeng? Mengapa harus memakai topeng? Bukankah aku
seharusnya gembira? Bukan gentar, apalagi geram? Sebab di luar sana banyak anak
muda yang tidak seberuntung diriku. Sehingga aku tidak perlu bekerja keras
membanting tulang dan menabung untuk sekolah. Seperti anak-anak muda kurang
beruntung itu. Ya kan? Ya kan? Selalu begitu nasehat yang kudapat jika aku mulai
mencoba mengungkapkan isi hatiku tentang kuliah yang kuambil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“<i>Mbok </i>ya sudah.
Turuti saja ayah ibumu biar mereka senang. Kamu kan belum tentu bisa nyenengin
mereka seumur hidupmu.” Ini kata nenek. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Kamu itu mustinya bersyukur masih bisa kuliah. Di
universitas yang bergengsi lagi. Berapa banyak sih yang bisa dapat kesempatan
kayak kamu? Aku pengen kuliah di situ saja nggak bisa.” Kalau yang ini kata
salah seorang kawan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pendetaku lain lagi reaksinya saat aku mencoba menyampaikan
uneg-uneg. Si pendeta malah mengajakku ke kolong jembatan. Mengajakku ke daerah
pinggiran kota dimana rumah-rumah kardus dan rumah-rumah yang bahkan tidak
sampai seluas ruang tamu rumahku berjajar asimetris tak keruan. Ibarat slilit
di gigi yang mengganggu namun sulit untuk dicungkil. </span><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Diperlihatkannya padaku anak-anak
yang dekil, kotor dan berwajah memelas. Juga ibu-ibu yang rambutnya seperti
tidak keramas berbulan-bulan. Kemudian baru dimulailah khotbah pendek itu.
Tentang anak-anak yang tak seberuntung aku. Tentang hidupku yang nyaman.
Tentang betapa bajingannya aku kalau masih menggerutu dan mengeluh hanya karena
harus mengikuti apa kata orang tua dalam memilih kuliahnya. Apa salahnya sih
menuruti apa kata orang tua?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bukannya jadi lebih baik, aku justru makin sering merenung.
Apalagi waktu orientasi berlangsung. Aku merasa seperti robot. Disuruh apapun aku
menurut. Dari yang aneh banget sampai yang aneh saja. Karena itu aku malah tidak
banyak diincar oleh kakak-kakak senior. Sebab sangat tidak menarik menghadapi
robot pasif sepertiku. Sudah robot, pasif pula. <i>Invisible</i>. Ya. Mungkin itu kata yang paling tepat. Aku ada namun tak
ada. Aku tak ada namun ada. Ya kalau merenung ini bikin jadi optimis. Yang ada aku
makin pesimis. Dan jika sudah begini, jari-jariku gatal. Ingin menggambar
di mana-mana. Di kertas. Di meja. Di papan. Di tanah. Di tembok. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kakiku mulai melangkah masuk. Melalui gerbang megah dengan
tulisan nama universitas yang dipasang dengan anggun. Ragu, namun maju. Persis
di hadapan kantor Tata Usaha Fakultas Ekonomi langkah kakiku berhenti. Petugas
TU menyapa ramah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Mahasiswa baru? Kelas perkenalan dimulai lima belas menit lagi
ya. Lantai 2 di ruangan 220.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dalam hatiku: “Terima kasih, tapi informasi itu sudah
melekat di otakku. Diingat-ingatkan berkali-kali oleh ibuku yang selalu
khawatir.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Toilet dimana ya?” tanyaku menyahut pengumuman ramah dari
petugas TU tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Oh, kamu terus saja nanti ada belokan ke kanan. Nah, di situ
toiletnya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Aku mengangguk dan mengikuti arahan petugas TU. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Lima belas menit. Cukup waktu untuk jari-jariku yang gatal ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Iya, aku ke toilet bukan untuk memenuhi panggilan alam.
Jari-jariku memanggil. Dan aku tak tahan. Gatal. Sangat gatal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Toilet sepi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kumasuki salah satu <i>cubicle</i>.
Kututup pintunya rapat-rapat. Kubongkar tasku. Kuambil barang-barang yang
sengaja kubawa dari rumah tanpa ayah dan ibuku tahu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Temboknya kuning pucat. Tidak ada apa-apa disana. Bersih. Dan
baru kusadar, toilet ini wangi bukan main.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mari, jari-jariku. Menarilah di atas tembok itu. Yang belum
ada apa-apa disana. Lima belas menit waktumu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Lima belas menit kemudian, jari-jariku tak lagi gatal. Ujung-ujungnya
yang kotor kubersihkan sebisa mungkin. Dan aku melangkah keluar toilet menuju
ruang 220 di lantai 2 dengan lebih ringan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Siangnya petugas kebersihan toilet yang tadi pagi kumasuki
dan menjadi tempat bermain jari-jariku heboh. Ia menjerit keras-keras saat
berlari keluar toilet. Meraung-raung sambil memohon-mohon pada <i>supervisor</i>nya untuk tidak memecatnya
karena ada tembok yang tak lagi berwarna kuning pucat dan bersih. Si <i>supervisor</i> langsung menuju TKP dan
memeriksa <i>cubicle </i>toilet yang sudah
dikerumuni banyak orang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di situ, di tembok salah satu toilet, terpampang gagah gambar
pria dan wanita berdiri berjajar seperti layaknya hendak diambil gambar di
studio untuk keperluan foto keluarga. Hanya kepala pria dan wanita itu berupa
kepala anjing yang menetes-neteskan air liur dengan matanya yang nyalang.
Dibawah gambar itu ada tulisan besar-besar seperti ini:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i>#AYAHIBUKUASU</i></span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Keesokan harinya, fakultas psikologi mengadakan seminar
dengan topik “Menghadapi Generasi Muda yang Makin Kurang Ajar”. Laku keras.
Para orang tua di kota itu berbondong-bondong datang dan mendengarkan dengan
seksama nasihat dan petuah para psikolog itu. Mengangguk-angguk. Seperti cecunguk. Setuju bahwa ada yang salah
dengan generasi muda zaman sekarang. Yang tidak peduli. Yang semaunya sendiri.
Yang tidak punya mimpi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Keesokan harinya lagi, surat kabar kota memuji-muji
universitas bergengsi itu. Yang dengan cepat bertindak positif terhadap masalah
yang mereka hadapi. Citra mereka makin naik. Statusnya makin bergengsi. Yay. Tepuk
tangan, Saudara-saudara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dan aku? Salah satu generasi muda itu? Aku tidak peduli.
Semauku sendiri. Dan aku tidak punya mimpi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Meski jari-jariku yang selalu gatal tidak setuju aku
menyandang ketiga predikat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tapi, siapa sih yang mau mendengarkan jari-jariku? Ayah ibuku saja tidak mau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bandung – Surabaya<br />
4 -19 Mei 2016<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: x-small;">Gambar diambil dari <a href="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/600x315/37/25/4c/37254c82f5497bf2dca57cb1913d4df5.jpg">sini</a>.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-35098388088083177852015-12-31T08:11:00.002+07:002019-06-27T14:21:07.341+07:00yang tak abadi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtrTNxezMjqF8FgIJ0FmvgJr1nnD2u692LSzHURGH5w5uCak3QtnmKFjzJiEILaG2j3Mo_6FNDECZsjXRHxBqvl-Hl1UiVQlS9KcyAji7eciA0oeCe5gFc65MSgFzcrUEm4nMK/s1600/IMG_2152.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtrTNxezMjqF8FgIJ0FmvgJr1nnD2u692LSzHURGH5w5uCak3QtnmKFjzJiEILaG2j3Mo_6FNDECZsjXRHxBqvl-Hl1UiVQlS9KcyAji7eciA0oeCe5gFc65MSgFzcrUEm4nMK/s320/IMG_2152.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Ada hal-hal yang indah karena ketidakabadiannya<br />
<span style="white-space: pre;"> </span>Seperti senja di Pulau Merah<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Seperti kue nastar di hari Natal<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Seperti masa kanak-kanak dan cinta pertama yang datang hanya sekali<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Seperti secangkir kopi segar di saat gerimis<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Seperti rahasia-rahasia kecil dengan ayah yang terbawa mati<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Seperti liburan di akhir tahun<br />
<br />
Yang tak abadi lah yang kau dan aku selalu tunggu,<br />
sambil berharap yang tak abadi itu menjadi abadi.<br />
Tapi, keabadian yang kau dan aku harapkan itu tak lama akan membosankan adanya<br />
<br />
Seperti senja yang tak kunjung tenggelam sementara kau dan aku menantikan bulan tambun di langit<br />
Seperti kue nastar yang tersedia sepanjang tahun sehingga ia tak lagi istimewa<br />
Seperti masa kanak-kanak anak perempuan tanpa adanya buah dada atau anak laki-laki tanpa mimpi basah<br />
Seperti cinta pertama yang terjadi pada orang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, lalu kau dan aku bertanya: apa itu cinta? Apa bedanya dengan rasa penasaran?<br />
Seperti liburan tanpa pekerjaan, sehingga otak dan otot tak lagi bekerja dengan baik; sehingga barangkali takkan muncul generasi masa kininya Leonardo da Vinci, Henry Ford, Stephen Sondheim, Ahok, dan Rowan Atkinson.<br />
<br />
Ada hal-hal yang indah karena ketidakabadiannya<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Seperti secangkir kopi segar di saat gerimis<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Seperti rahasia-rahasia kecil dengan ayah yang terbawa mati<br />
<br />
Hidup ternyata lebih indah karena banyak ketidakabadian di dalamnya.<br />
Kau dan aku tak lagi perlu melihat orang lain susah untuk bisa bersyukur.<br />
Seperti kata Sapardi: “Yang fana adalah waktu, kita abadi."<br />
Dan yang tak abadi membuat kau dan aku abadi.<br />
<br />
<br />
Banyuwangi – Surabaya, 30 Desember 2015<br />
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-79258606136504136882015-11-07T00:05:00.003+07:002019-06-27T12:35:07.296+07:00happiness is like a carpet<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA9kk8xmdDcESNl2aX4cluleb22IEfakwoqlPEdhtUNsddQtA3JpAZKWV7obmQoF8F25ingkylEQpGgseWxIWJLufLbf-4LmnikmwbdRsy67qyJcSpXO2-hrp8z5B734YNWonc/s1600/carpet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="408" data-original-width="612" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA9kk8xmdDcESNl2aX4cluleb22IEfakwoqlPEdhtUNsddQtA3JpAZKWV7obmQoF8F25ingkylEQpGgseWxIWJLufLbf-4LmnikmwbdRsy67qyJcSpXO2-hrp8z5B734YNWonc/s320/carpet.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Are you happy because you are happy or you think you are supposed to be happy?</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">What is happiness?</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Life is series of choices. So is happiness.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is a choice. She said.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is a thought. He said.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is a collection of certain memories.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Of your families. Of your friends. Of your exes.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is a glass of water when you really need one. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is a few seconds of the ecstasy in bed with someone. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Yes, I know, it’s also called orgasm. And germ.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is a clock. Tick tock tick tock.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">He’s coming to your door, standing on the floor, his kiss you’re craving for.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is breathing at the breaking dawn, flirting with the falling dusk, making love with the big fat moon.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is tears of joy after watching a movie with a stranger beside you.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is a cup of coffee you brew for yourself, when rain stepping its feet on the ground, shaping a beautiful sound, healing your wound, with books you were born.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">At the end, happiness is a price you have to pay, then, to spend, make you bend to mend.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">For me, happiness is like a carpet. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">It helps you stay comfortable on the ground.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">However, you have to clean it day by day, or from it, the dust will keep you away.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is like the carpet.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">It is not a choice, it is not a thought. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is like the carpet.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">It is sewed to keep your feet safe and warm.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">For you need to step a little farther.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">A little farther. A little farther.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness will guide you a little farther.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">A little farther. A little farther.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">The carpet is as far as you are walking on.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is not a choice. Happiness is not a thought.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Happiness is just there for you. For me. </span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Are you happy because you are happy or you think you are supposed to be happy?</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Surabaya, 6 November 2015</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">11:46 pm</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">[PROMPT : THE CARPET] #NANOWRIMO</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif; font-size: x-small;">PS : Picture taken from <a href="https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjksoef-IjjAhUKUI8KHaKRCdkQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.istockphoto.com%2Fphotos%2Ffeet-carpet&psig=AOvVaw3EpmLxxKPsKTe8llOaKP6w&ust=1561700053850182">here</a></span><br />
<br />
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-36653004390913263142015-11-03T08:56:00.001+07:002015-11-03T08:57:33.588+07:00dunia maya<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdJaDr1xAc_Dn283mkSWlasDC__KX2-Cn2lEQCV6HrdCwkxp-K9xA74oBNT_mPzVizBea6JD6_numzrk8QK_0NUrcxWv1dWtd5NtoqrDZ99pCrlN22e4xDtPqTDcDEwwlgVMbs/s1600/masks-before-computer-cartoon.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="244" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdJaDr1xAc_Dn283mkSWlasDC__KX2-Cn2lEQCV6HrdCwkxp-K9xA74oBNT_mPzVizBea6JD6_numzrk8QK_0NUrcxWv1dWtd5NtoqrDZ99pCrlN22e4xDtPqTDcDEwwlgVMbs/s320/masks-before-computer-cartoon.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Dunia maya adalah dunia yang mengerikan. Di dunia ini, kau
belum tentu kau dan aku belum tentu aku. Aku yang kau kenal di dunia maya bisa
berbeda dengan yang kau kenal di dunia nyata. Dan kau yang kukenal di dunia
maya bisa berbeda dengan yang kukenal di dunia nyata. Tidakkah itu mengerikan?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Dunia maya adalah dunia penghakiman. Dimana aku menghakimi
kau sebagai manusia terkeren sejagat raya dan kau menghakimi aku sebagai
makhluk teraneh di seluruh muka bumi ini. Aku menghakimi tokoh-tokoh ternama
berdasarkan judul dan isi sebuah artikel yang ditulis oleh orang yang bahkan
tak kukenal. Tapi aku percaya. Atas nama ilmu jurnalisme. Kau? Kau menghakimi
teman-temanmu melalui tulisan-tulisan singkat yang kau bagikan. Seolah-olah
kalian saling mengenal satu dengan yang lain, padahal tidak sama sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Dunia maya juga dunia perbandingan. Hei, kau tahu Steve Jobs
yang menciptakan produk-produk Apple yang kau pakai itu ternyata tidak
mengijinkan anak-anaknya menggunakan produk-produk yang ia ciptakan sendiri!
Gawai-gawai yang keren dan kekinian itu? Yang sudah banyak diberikan pada
anak-anakmu yang bahkan mengikat tali sepatu sendiri pun belum bisa. Lalu?
Anak-anak Steve Jobs main apa? Main pasir! Main di kebun, halaman belakang
rumah! Bersenang-senang di bawah sinar matahari! Dan tiba-tiba semua orang di
negeri ini setuju. Bagikan. Bagikan. Bagikan. Sembari bicara setengah
menasehati: tuh makanya anak-anak lu dikasi main pasir, main di kebun,
senang-senang di bawah sinar matahari. Seperti anak-anaknya Steve Jobs, orang
jenius itu. Aku sendiri bertanya-tanya. Dimana aku menemukan pasir terdekat
buat anak-anak untuk bermain? Aku harus menempuh perjalanan minimal satu jam
untuk mendapatkan pasir dengan pemandangan seadanya dan sampah-sampah yang
mengganggu pandangan mata. Jika aku ingin menemukan pasir yang bersih berikut
pemandangan indah, harus kulalui daratan dan lautan selama belasan jam.
Merasakan mabuk darat dan mabuk laut sekaligus. Berbahagialah mereka, anak-anak
pantai yang tiap hari punya hak istimewa untuk menikmati pasir dan tepi lautan
dengan lengkungan setengah lingkaran fajar merah dan senja oranye tiap harinya.
Kebun? Halaman belakang rumah? Mana ada kebun, atau halaman belakang rumah di
kota yang sesak ini? Kebun hanya milik orang-orang kaya di daerah tertentu
saja. Tentu bukan daerah tempat tinggal rakyat jelata sepertiku. Jadi mengapa kau
harus repot-repot meniru Steve Jobs, kalau kau punya cara sendiri bermain
dengan anak-anakmu – yang tidak mengandung produk-produk mahal yang ia ciptakan
itu. Siapa Steve Jobs, sampai harus pula kau dan aku tiru caranya berrelasi
dengan anak-anaknya? Tidak cukupkah kau dan aku gunakan saja produk ciptaannya?
Sebab untuk itulah aku merogoh kocekku dan membayar dengan cukup mahal barang
tersebut?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Hei, kau tahu tidak, Zuckerberg, pencipta Facebook yang
ternama dan dianggap anak muda terkaya di seluruh dunia pun tak mengadakan
pesta yang mewah! Hanya seratus orang dia undang! Kenapa kau harus buang uangmu
untuk memberi makan ribuan orang di pest perkawinan yang mahal? Tak malu kau? Hah?
Hah? Tapi, kenapa kau harus malu? Itu toh pestamu. Uangmu sendiri yang kau
hambur-hamburkan. Kau tak harus merasa malu dan bersalah karena pesta
perkawinanmu kau rayakan besar-besaran dan mewah-mewahan. Sebab itu hakmu.
Seperti si Zuckerberg yang juga punya hak untuk bikin pesta perkawinannya
sederhana dan eksklusif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Dunia maya adalah dunia yang aneh. Sekaligus menghibur
untukku. Sebab di sanalah aku bisa mengenakan topeng dan tetap bisa
bersenang-senang. Mentertawakan apa saja yang lucu menurutku, tanpa harus
kuanggap serius. Tanpa harus kupercayai sepenuh hatiku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Hei. Tak perlu serius mengenalku di dunia maya, sebab aku
tak terlalu nyata disana. Kemarilah. Duduk disampingku dan berbicaralah
denganku sambil menatap mataku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Aku lebih nyata disitu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;">Surabaya, 3 November 2015<br />
1.15 am</span><o:p></o:p><br />
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace;"><br /></span>
<span style="color: #783f04; font-family: "courier new" , "courier" , monospace; font-size: x-small;">PS : Gambar diambil dari <a href="https://paxus.files.wordpress.com/2012/11/masks-before-computer-cartoon.jpg">sini</a></span></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-55283133788943611612015-10-21T10:29:00.002+07:002015-10-21T10:37:43.878+07:00kuku-kukuku<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalau
kau sungguh ingin tahu seberapa serius kujalani hidupku, lihatlah kuku-kukuku.
Namun yang perlu kau ketahui sebelum melihat kuku-kukuku adalah semakin serius
yang kuhadapi, semakin jelek pula kuku-kukuku. Terkadang bahkan sudah tak bisa
lagi dibedakan mana kuku dan mana dagingnya, saking tipis kukus yang kumiliki.
Pernah, aku menggigiti kukuku sedemikian rupa sehingga sisi kuku yang kugigiti
itu bengkak dan harus kujalani operasi kecil-kecilan karena </span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Jadi, sudah kau lihat kuku-kukuku? Kalau kau lihat mereka jelek, tahu kan seberapa serius kupandangi dan kujalani hidupku?</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
selalu menggigiti kukuku setiap kali aku berpikir. Padahal kata Descartes: kau
harus berpikir dulu supaya kau ada. Sebab itu untuk selalu ada, aku harus
mengorbankan kuku-kukuku.</span><span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Baru-baru
ini aku terpaksa menutup ujung jari tengahku dengan plester. Bukan apa-apa,
tapi ini demi melindungi eksistensi kuku-kukuku supaya tetap pada tempatnya.
Beberapa kali, apabila tak tahan, kubuka plesternya dan kugigiti kembali kukuku
itu sampai tipis dan tinggal seperempat. Ada kenikmatan tersendiri atas nyeri
yang datang akibat apa yang kulakukan itu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Jorok?
Barangkali. Tapi apa boleh buat. Seorang kenalan sudah membuatku gelisah. Dan
buatku, gelisah sama dengan berpikir, yang berarti juga lagi-lagi mengorbankan
kuku-kukuku yang sebenarnya sudah tak layak lagi disebut kuku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Begini.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Beberapa
waktu yang lalu, seseorang berucap begini dihadapanku: “Saya menghayati rumah
adalah tempat kita bisa tampil apa adanya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Satu
detik setelah aku mendengar kalimat ini, kuku-kukuku gatal tak terkira. Dan
makin gencar kugigiti mereka. Aku gelisah sebab buatku ucapannya sungguh omong
kosong. Dan omong kosong ini ia ucapkan di depan banyak orang yang
mengangguk-angguk aja seperti burung
perkutut mendengarkannya. Iya, aku tidak sedang salah bicara. Buat aku, tampil
apa adanya itu omong kosong. Di rumah. Di sekolah. Di kantor. Di tempat umum. Dimanapun.
Omong kosong. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tahu
apa lagi yang omong kosong? Frasa “<i>be yourself</i>” atau “jadilah dirimu sendiri”.
Itu frasa paling absurd yang pernah kudengar di muka bumi ini. Frasa terabsurd
nomor dua jatuh pada “<i>Behind every successful man, there is a great woman</i>”
alias “Dibalik kesuksesan para pria, ada wanita yang hebat”. Namun, lain kali
sajalah kuceritakan alasan mengapa kubilang frasa ini kunobatkan menjadi frasa
terabsurd nomor dua. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Tapi,
bukannya kalimat ‘jadilah dirimu sendiri’ itu bagus?” kilah kawanku. “Hidup
terlalu singkat untuk jadi orang lain, Sis!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sumpah,
aku benci dipanggil ‘sis’ sementara namaku sama sekali tidak mengandung suku
kata itu. Mendekatinya pun tidak. Dan saat ini yang paling ingin kulakukan
adalah memukul muka kawanku itu keras-keras dan menampar kedua pipinya. Sebab,
mulutnya saja yang bilang “jadilah dirimu sendiri” tapi kalau aku berbusana
sesuai dengan seleraku, mulutnya juga yang paling pertama celometan alias
berceloteh dan mengomentari apa yang kupakai mulai dari ubun-ubun sampai jari
kakiku. Ujung-ujungnya dia menyarankan gaya berbusana yang lebih menarik, lebih
kekinian , lebih sopan. Menurut dia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Jadilah
dirimu sendiri”? Omong kosong.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Seumur
hidupku, aku tak pernah merasakan benar-benar jadi diri sendiri. Aku yakin kau
juga. Seyakin aku pada eksistensi pelangi dan salib Yesus. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku tak
heran kalau kau saat ini mulai bertanya-tanya: “Kok bisa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Coba
pikir. Aku sudah. Kuku-kukuku buktinya. Dulu waktu aku kecil, seandainya aku
bisa menjadi aku apa adanya, aku mungkin malas berangkat sekolah, malas mandi,
malas tidur karena acara tivi makin malam makin menarik, juga malas belajar.
Aku akan lebih memilih memakai jeans setiap hari ketimbang mengenakan rok berbunga-bunga
yang selalu dibelikan ibuku. Tapi kenyataannya tidak. Tiap pagi, ibuku harus
menyeret aku dari tempat tidurku untuk mandi supaya aku tidak terlambat masuk
sekolah. Dan itu semua terjadi di dalam rumah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Iya. Rumah.
Yang dihayati oleh seseorang sebagai tempat kita semua tampil apa adanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Tapi
kelak nanti kalau kau kawin, tentu kau akan kawin dengan seseorang yang menerimamu apa adanya bukan?” tukas
kawanku lagi. Belum kapok juga dia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kau
mau kawin dengan seseorang yang menerimamu apa adanya?” tanyaku padanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Pasti
dong!” jawabnya tegas.</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">“Aku
ogah,” balasku tak kalah tegasnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kenapa?”</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Untunglah dia bertanya 'kenapa', dan bukannya 'siapa yang tanya'. Dan semoga setelah ini, ia tidak hidup dengan cara pandang lagu-lagu cinta jaman dulu. Tahu kan? George Benson. Billy Joel. Barry White. Ah, sudahlah.</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kalau
aku kawin supaya orang menerima aku apa adanya, aku nggak akan kemana-mana! Aku
nggak akan jadi lebih baik! Aku perlu dituntut untuk mengubah sesuatu yang
perlu kuubah! Kalau hanya begini-begini saja, ngapain aku kawin? Buang-buang energi
saja!”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dan
kawanku pun diam.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku
sendiri jadi ingat lagunya Tulus.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Tapi,”
kata kawanku lagi, “masa di rumah kita sendiri kelak kalau sudah kawin pun
tidak bisa apa adanya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak
bisa, kawan. Seumur hidup kita tidak akan pernah bisa apa adanya. Dengan
siapapun. Dimanapun. Yang kau kira apa adanya, seperti baju-baju yang kau pakai
dan pasanganmu tidak protes akan apa yang kau pakai, bukan karena kau tampil
apa adanya, tapi pasanganmu menghargai seleramu meskipun barangkali matanya
sepet lihat kau pakai kaos berlubang dimana-mana di rumah. Kalau pasanganmu
tidak protes dengan apa yang kau pakai meskipun ia tidak suka, bolehkah
kukatakan padamu, kau mungkin sedang tampil apa adanya, pasanganmu tidak.
Apakah itu adil? Kau tampil apa adanya sementara pasanganmu tidak?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak
bisa, kawan. Kalau kau tampil apa adanya di rumah, setiap saat kau ingin
marah-marah dan melontarkan cacian pada pasanganmu, kau akan lakukan. Tapi
kalau kau tidak lakukan, itu karena kau menghargai pasanganmu. Apa kau masih
bisa apa adanya kalau kau orang yang sangat berantakan dan tak peduli
barang-barangmu ada dimana sementara pasanganmu gerah jika ada satu baju saja berceceran
di lantai? Kau harapkan dirimu apa adanya. Iya. Dengan pengorbanan pasanganmu.</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Jadi,
omong kosong kau bisa selalu tampil apa adanya di rumah. Apalagi setelah
menikah. Yang ada, kau dan pasanganmu saling menyesuaikan.</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Kawanku
diam. Ia mulai memandang kuku-kukunya. Barangkali ia sedang berpikir. Entahlah.</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun
yang saat ini sungguh ingin kulakukan adalah melemparkan potongan-potongan
kukuku pada kenalanku yang sudah menciptakan kegelisahan berhari-hari. Atas
omongkosongnya tentang kebisaan selalu tampil apa adanya di rumah sendiri.</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Kuku-kukuku,
kisah kita belum selesai.</span><br />
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Kuambil
plester lagi. Untuk menutup salah satu ujung kukuku. Sebelum darahnya kembali
mengucur. Kali ini korbannya kuku jari manisku. Ukurannya tak kurang dari
seperempat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf_Q7W7EVZ2ATNRslocdlR_OwY7b7ksaZH2LWsim4bkO4_CFD8oYAURHukpspRq-It3zF0AJmLk4ZARLsfndJQuidQtfMXkgLLPPRCPi7LEm0FPIdrCRseibPyh-I8zkeJgk54/s1600/Blood_Splatter_003_HDpreview.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf_Q7W7EVZ2ATNRslocdlR_OwY7b7ksaZH2LWsim4bkO4_CFD8oYAURHukpspRq-It3zF0AJmLk4ZARLsfndJQuidQtfMXkgLLPPRCPi7LEm0FPIdrCRseibPyh-I8zkeJgk54/s320/Blood_Splatter_003_HDpreview.png" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Surabaya, 20-21 Oktober 2015<br />
10.05 pm – 09.56 am<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Gambar diambil dari <a href="http://www.specialeffectsstock.com/library.php?effect_name=Blood+Splatter+3&action=display_effect&effect_id=207">sini</a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-23983172092019565602015-10-09T16:17:00.000+07:002019-11-20T11:17:35.946+07:00secangkir kopi bersama ayah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikL3z9UMnaW39Z-wluijyKxwwABG8myHdyyOrc7bcCuVASQmWfls2QWAgdAXEJlpM_Dqf9wsaFcE-e90IKbby-nq4bPcBuvHR57ohHCAfxHBUQmD2A6Eab7kmplPhki84qiZkX/s1600/FullSizeRender.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikL3z9UMnaW39Z-wluijyKxwwABG8myHdyyOrc7bcCuVASQmWfls2QWAgdAXEJlpM_Dqf9wsaFcE-e90IKbby-nq4bPcBuvHR57ohHCAfxHBUQmD2A6Eab7kmplPhki84qiZkX/s320/FullSizeRender.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku menyeruput kopi
pahit itu perlahan, sambil menahan rasa tidak enak di ujung lidahku. Belum lagi
butiran-butiran kopi yang belum mengendap di dasar cangkir, ikut nangkring
disitu. Kalau tidak sedang bersama Ayah, aku takkan mau minum kopi pahit
kesukaannya. Buatku, <i>cappuccino</i>, <i>latte</i> atau
sekedar kopi susu masih jauh lebih nikmat ketimbang secangkir kopi hitam di
tanganku ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">"<i>Ndak </i>suka
kok maksa," gerutu Ayah melihatku meringis-ringis. "Memangnya Ayah
suka memaksa keinginan Ayah ya?" <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku menggeleng perlahan.
Ayah memang jarang memaksa. Ibu yang lebih sering memaksa, karena itu aku lebih
punya banyak rahasia dengan Ayah ketimbang dengan Ibu. Sama seperti ketika aku
menyatakan keinginan kuliah di kota yang ratusan kilometer jauhnya
dari kampung halamanku ini. Sepuluh jam perjalanan darat, enam jam perjalanan
di atas rel dan tak ada penerbangan udara yang langsung dari kota kelahiranku
ini ke kota yang ingin kutuju.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ibu membujuk-bujukku
supaya memilih untuk kuliah di kota yang lebih dekat, tapi ia lupa
kalau kekeraskepalaanku ini aku warisi darinya. Maka, Ayah turun tangan.
Biarkan saja, kata Ayah waktu itu. Biarpun perempuan, kata Ayah, aku tidak
manja seperti anak-anak perempuan lainnya. Bahkan menurutnya juga, aku ini
setengah laki-laki. Barangkali karena itu Ibu suka sekali memaksaku mengenakan
baju-baju berenda, agar setengahku yang laki-laki ini tidak kelihatan dan
supaya laki-laki yang sebenarnya tidak terlalu takut mendekatiku. Aku
sendiri cuma mencibir malas kalau Ibu sudah mulai bersabda tentang apa yang
seharusnya ada pada anak laki-laki dan apa yang seharusnya ada pada anak
perempuan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">"Masih mendengarkan
Backstreet Boys?" tanya Ayah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku tergelak, karena
Ayah masih mengingat betapa aku dulu sangat tergila-gila pada grup <i>boyband</i> itu
sampai-sampai harus berebut tivi dengan adikku yang ingin nonton Ksatria Baja
Hitam. "Tidak, Ayah," jawabku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">"Boyzone? Westlife?
911? Hanson?" desaknya lagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku kembali terkekeh.
Mengingat masa-masa aku merengek padanya untuk dibelikan kaset-kaset grup <i>band</i> tersebut
meskipun Ibu melarang atas nama pemborosan. "Ayah, aku berhenti menyukai
Boyzone sejak masuk kuliah. 911 sudah bubar, cowok-cowok Hanson sudah menikah
dan Westlife...." Aku mendesah. "Berapa kali aku harus bilang pada
Ayah kalau aku tak pernah suka Westlife?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">"Tapi, Ayah melihat
CD itu di rumah," kilah Ayah tak mau kalah. "Siapa lagi kalau bukan
punyamu?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Sambil menyembunyikan
senyum geli, aku tolah-toleh, seperti kebiasaan kami kalau hendak berbagi
rahasia, Ayah memberikan telinganya mendekat. "Nenek yang beli, Yah! Kata
Nenek, Shane yang penyanyi utamanya Weslife itu selain suaranya bagus, wajahnya
juga ganteng!" Kami terbahak-bahak bersama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Kuseruput lagi kopi
hitamku, dan kulihat Ayah meneguk ludahnya - tanda bahwa ia kepengen tapi
berusaha menahan diri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">"Ayah mau?"
Kusodorkan kopiku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ayah menggeleng, sambil
tersenyum sedih. "Nanti Ibumu mengomel."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku menundukkan kepala –
menekuri beberapa butiran kopi yang masih mengambang di permukaan. “Maaf ya,
Ayah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Untuk?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Aku tidak ada saat Ayah
di rumah sakit.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ayah mendengus. “Kamu
baru masuk kerja. Ayah mengerti.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Hening sejenak, aku
masih saja tertunduk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Ayah….” “Kamu….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Kami berpandangan. Mata
Ayah berkilat-kilat jenaka. Aku juga mulai tertawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Ayah dulu.” “Kamu
dulu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Kami terkekeh bersama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Aku punya kabar gembira
untuk Ayah,” kataku akhirnya setelah Ayah memaksa aku ngomong duluan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Oya? Apa itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Para pria sekarang
sudah bisa pakai celana ketat diatas tumit, Yah! Berwarna-warni pula!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ayah mendengus. “Mana
mungkin!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku berkilah tak mau
kalah karena pada kenyataannya para lelaki muda gaul yang sering kulihat di
Mall akhir-akhir ini memang seperti itu. Sangat mengingatkanku pada Ayah yang
pernah membalas protesku tentang apa yang boleh bagi perempuan dan apa yang
boleh bagi laki-laki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Jadi perempuan itu enak
juga lho.” Begitu kata Ayah pada waktu itu. Pada waktu aku sedang protes kenapa
adik laki-lakiku diijinkan membawa sepeda motor saat kuliah di luar kota,
sementara aku tidak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Apa enaknya?” tanyaku
ketus pada waktu itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Perempuan bisa pakai
celana diatas tumit, ketat dan berwarna-warni. Coba kamu bayangkan kalau kami
para laki-laki ini mengenakan yang serupa? Apa kata dunia?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku protes lagi, tidak
terima dengan pernyataan Ayah tentang keuntungan perempuan hanya berkisar
tentang busana dan cara berpakaian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Jadi kata dunia
akhir-akhir ini tentang laki-laki bercelana ketat diatas tumit dan
berwarna-warni itu apa?” tanya Ayah ingin tahu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku tertawa lagi. “Ya
dunia nggak ngomong apa-apa. Dunia menerima mereka apa adanya. <i>Be
yourself</i>, kata mereka.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Jangan ngomong pakai
bahasa linggis. Kamu tahu Ayah susah ngertinya,” gerutu Ayah, seperti biasa
kalau aku mulai menggunakan istilah-istilah bahasa Inggris untuk menjelaskan
tugas-tugas kantorku pada beliau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Artinya: jadi dirimu
sendiri. Gitu, Yah. Lagipula sekarang kan katanya zamannya demokrasi, Yah.
Sudah nggak ada lagi itu pemerintah yang terlalu paranoid sama orang-orang
tertentu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Masa? Apa buktinya?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Ya sekarang banyak
kritik bisa dilayangkan ke pemerintah tanpa perlu khawatir leher mereka digorok
dan hilang tiba-tiba. Padahal kadang-kadang kritiknya kayak ditulis tanpa mikir
dulu. Tanpa bukti-bukti yang akurat. Tanpa data-data pula. Parahnya dipercaya
lagi sama orang-orang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ayah termenung-menung.
“Apakah itu jadi lebih baik?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Baiknya ya makin banyak
yang bisa mengekspresikan pendapat dan pemikiran mereka, Ayah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Walaupun pendapat dan
pemikiran mereka sembrono dan terdengar bodoh?” tanya Ayah lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku terdiam dan
mengingat-ingat kapan terakhir kali kami ngobrol tentang politik. Sepertinya
sudah lama sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Tapi sekarang aspirasi
perempuan juga mulai banyak ditampung, Ayah. Perempuan sekarang pekerjaannya
nggak melulu urusan dapur dan rumah tangga saja!” kilahku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Iya, seperti kamu kan? <i>Ndak</i> bisa
masak, <i>ndak </i>bisa menjahit, lebih sering pakai celana….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Memangnya salah ya
perempuan nggak bisa masak, nggak bisa menjahit dan lebih sering pakai celana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"> “Bagaimana dengan
Andi?” tanya Ayah akhirnya, mengalihkan pembicaraan mendengar aku terus
membantah. “Dia sering bikin kamu marah-marah tidak? Atau malah bikin kamu
nangis?” Pertanyaan terakhir diajukan dengan nada agak tajam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Kali ini aku yang
mendengus. “Ayah sudah menanyakan ini – kira-kira err.. seratus kali?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Ck. Baru dua kali.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Seratus.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Dua kali!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Dua ratus!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ayah ingin menjawabku
kembali namun tidak jadi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku meringis, lalu balik
bertanya: “Memangnya Ayah nggak pernah bikin Ibu menangis? Nggak pernah bikin
Ibu marah-marah?”<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">“Makin dewasa kok
mulutmu makin pinter membantah segala omongan Ayah,” gerutu Ayah lagi. “Makin
mirip Ibumu juga.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Ayah juga tanya yang
aneh-aneh. Dari dulu kalau soal Andi, kenapa sih Ayah selalu suka tanya yang
aneh-aneh? Ehm…, ralat, nggak cuma Andi sih, waktu aku masih sama Domi, Ayah
juga tingkahnya aneh-aneh. Terus….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Ah itu cuma perasaanmu
saja,” gerutu Ayah. “Ayah memang <i>ndak </i>ngerti, kenapa kamu mau
sama laki-laki yang <i>ndak</i> suka dengerin musik yang kamu
dengerin. Katamu, Andi bahkan <i>ndak</i> tahu Backstreet Boys itu
siapa. Itu kan keterlaluan! Lha seumur Ayah saja tahu kok kalau Nick
Carter yang paling banyak <i>fans-</i>nya diantara mereka berlima!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Ayah tahu itu juga dari
aku.” Aku terkekeh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Selamat sore, Non.”
Sapaan itu datangnya dari seorang bapak yang barangkali lebih tua sedikit dari
Ayah. Gigi depannya tanggal satu, sisanya kuning kehitaman, kulitnya legam.
“Tumben sendirian, Non. Pacarnya mana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Iya,” sahut Ayah
seperti mengingat sesuatu. “Mana Andi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku nyengir lagi. “Pacar
saya lagi ada perlu, Pak Di. Nanti saya yang jemput sekalian jalan pulang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Yang dipanggil Pak Di
mengangguk-angguk. “Ini tiap minggu pasti saya bersihin lho, Non! <i>Ora
tau<a href="file:///D:/DATA%20D/pcc/jc/JC%20Documents/jc's%20fever/Secangkir%20Kopi%20Bersama%20Ayah.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: black; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></b></span><!--[endif]--></span></a> </i>absen! <i>Ora
ngapusi<a href="file:///D:/DATA%20D/pcc/jc/JC%20Documents/jc's%20fever/Secangkir%20Kopi%20Bersama%20Ayah.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: black; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></b></span><!--[endif]--></span></a></i>!
“<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Iya, Pak Di. <i>Matur
nuwun sanget</i><a href="file:///D:/DATA%20D/pcc/jc/JC%20Documents/jc's%20fever/Secangkir%20Kopi%20Bersama%20Ayah.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Tak lama bapak itu pergi
sambil tersenyum-senyum penuh arti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Dia bohong. Mana ada
tiap minggu dibersihin. Yang ada dia duduk-duduk aja kerjaannya sambil ngerokok,”
gerutu Ayah lagi. “Dan…Ayah baru tahu sekarang kamu bahkan nyetir mobil
sendiri. Iya? Dulu Ayah yang selalu jemput Ibumu, bukan sebaliknya! Laki-laki <i>ndak</i> boleh
manja…!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Perempuan juga nggak
boleh manja, Ayah,” potongku. “Perempuan juga harus mandiri. Dan aku senang
Andi tidak melarangku nyetir mobil sendiri. Naik sepeda motor sendiri….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Tidak bisa! Bahaya! Kamu
selalu sembrono kalau di jalan! Berapa kali kamu hampir nabrak tukang becak,
tukang parkir, sampai tukang bakso juga kamu tabrak…!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Ayah, itu kan waktu aku
masih SMP. Sekarang aku sudah dewasa. Lagipula kalau nantinya Andi sudah nggak
bisa… ehm, maksudku kalau Andi lagi sibuk kan aku nggak perlu nunggu Andi untuk
bisa pergi kemana-mana.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ayah terdiam. “Maksudmu
kalau nantinya Andi sudah <i>ndak </i>bisa anterin kamu kemana-mana
ya? Seperti Ayah sekarang ini? <i>Ndak </i>bisa antar Ibu. <i>Ndak </i>bisa
antar kamu. <i>Ndak</i> bisa melihatmu mengucapkan sumpah di depan
altar….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Air mataku mulai menetes
sambil memain-mainkan pinggiran cangkir berisi kopi Toraja Mamali yang dari
tadi kuminum – <span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 11pt; line-height: 115%;">kopi terakhir yang kubelikan sebagai oleh-oleh untuk Ayah</span>. “Aku selalu rindu dikhawatirkan Ayah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Kali ini Ayah diam saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Minggu depan, Ayah.
Akan kuucapkan sumpah itu minggu depan. Dan aku yakin Ayah bisa melihatku maju
ke depan altar dari tempat Ayah sekarang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ayah masih diam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Air mataku mulai
menetes. “Aku juga yakin, Andi kuat seperti Ayah. Sabar seperti Ayah. Melindungi
keluarganya seperti Ayah….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Say….”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku menoleh.
Andi, laki-laki yang kupilih untuk menjadi tua bersama mulai minggu depan</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 11pt; line-height: 115%; text-indent: 36pt;">, membuyarkan percakapanku dengan Ayah</span><span style="font-family: "times new roman" , serif; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">. Ia meletakkan tangannya di atas bahuku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Sudah selesai?”
tanyanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku melirik kopi hitam
itu yang cuma mampu kuhabiskan setengahnya. “Sudah. Kok kamu disini? Nggak tunggu aku
jemput?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Om Benny memaksa
mengantarku. Katanya sekalian keluar dan lewat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku mengangguk. Kuusap
tanah berumput yang pinggirannya sudah ditutup dengan bebatuan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">“Aku pulang dulu, Ayah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Ayah masih diam saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Aku meletakkan secangkir
kopi yang sedari tadi kuminum perlahan-lahan sambil ngobrol dengan Ayah di
depan batu bertuliskan namanya. Bersama dengan enam cangkir lainnya. Kubaca
sekali lagi tulisan disitu sebelum beranjak pergi.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif;">R I P</span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif;">INDRA SUSANTO</span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , serif;">1958 – 2009</span></b><span style="font-family: "times new roman" , serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;">Rasanya baru kemarin ia
memelukku, mengkhawatirkanku, mengomeliku sambil minum kopi – dan bukannya tujuh tahun yang lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: right; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<div style="text-align: right;">
<i>Direvisi dan dimodifikasi pada 9 Agustus 2016</i></div>
<div style="text-align: right;">
<i>oleh: Jessie M.</i></div>
<div style="text-align: right;">
<i>Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen #MyCupOfStory Diselenggarakan oleh GIORDANO dan Nulisbuku.com.</i></div>
</div>
<br />
<div>
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<a href="file:///D:/DATA%20D/pcc/jc/JC%20Documents/jc's%20fever/Secangkir%20Kopi%20Bersama%20Ayah.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Tidak pernah.<o:p></o:p></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<a href="file:///D:/DATA%20D/pcc/jc/JC%20Documents/jc's%20fever/Secangkir%20Kopi%20Bersama%20Ayah.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Tidak bohong.<o:p></o:p></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/DATA%20D/pcc/jc/JC%20Documents/jc's%20fever/Secangkir%20Kopi%20Bersama%20Ayah.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Terima kasih sekali.<o:p></o:p></div>
</div>
</div>
</div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-53616387302790699332015-07-30T09:17:00.000+07:002019-06-27T13:22:25.211+07:00tuan merah jambu dan nona biru laut<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXAQHYtg8JB0UZp83WAfgi4SHhJooAWbDao3fo2gjMhr4FTmyIC93vbcIjIfTWm5C8h3yseHJTK2CgZYzoMwc0Q6Le1YI2pwlxCd7-Qs5ENc0MiLkFaHZzCRTJ-st91rssRf38/s1600/couple+cafe.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="305" data-original-width="450" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXAQHYtg8JB0UZp83WAfgi4SHhJooAWbDao3fo2gjMhr4FTmyIC93vbcIjIfTWm5C8h3yseHJTK2CgZYzoMwc0Q6Le1YI2pwlxCd7-Qs5ENc0MiLkFaHZzCRTJ-st91rssRf38/s320/couple+cafe.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di sebuah negeri yang membosankan, pada sebuah café yang suram, Tuan Merah Jambu dan Nona Biru Laut bertemu. Tuan Merah Jambu sedang memesan latte dengan pesan spesifik: <i>tolong kopinya di-decaf</i>, saat Nona Biru Laut di balik jendela menyeruput espresso yang ia pesan dengan tambahan: <i>make it strong and black</i>, pada sang barista.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Saat <i>latte</i> sudah di tangan, Tuan Merah Jambu duduk di dekat Nona Biru Laut. Ia membuka buku yang sudah dibawanya: <i>Little Women</i> yang ditulis oleh Louisa May Alcott dan tak lama tenggelam bersama kehidupan putri-putri keluarga March.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Menurutmu, apakah manusia itu terlahir baik atau buruk?” </span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu, yang tidak merasa diajak bicara, tidak menyahuti pertanyaan tersebut.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Hei.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu mendongak, sadar bahwa ternyata ia yang diajak omong oleh perempuan itu. Alis mata Tuan Merah Jambu berkerut, tanda ia merasa terganggu.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Bagaimana menurutmu?” Nona Biru Laut meneruskan pertanyaannya. “Apakah manusia itu terlahir baik atau buruk?”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Sumpah</i>, pikir Tuan Merah Jambu, <i>aku hanya ingin membaca buku ini dengan tenang dan menikmati latte-ku tanpa perlu merasa terusik oleh pertanyaan absurd macam beginian</i>. </span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Dulu kupikir manusia terlahir baik. Bayi lahir seperti kertas yang putih bersih. Tabula rasa. Kau tahu? Tapi sekarang aku berubah pikiran.” Nona Biru Laut kembali menyerocos sambil meneguk <i>espresso</i>nya.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Dan itu menjadi urusanku karena?</i> Tuan Merah Jambu kembali mengerutkan dahi. <i>Oh, sebentar, itu bukan urusanku. Karena aku malas berpikir repot-repot seperti kau, Nona. Aku lebih suka merasa. Merasa bikin aku merasa manusiawi.</i></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Tapi kalau memang bayi lahir sebagai makhluk suci, mengapa ada bayi yang sangat pendiam dan ada bayi yang ributnya bikin ibunya naik darah?” Nona Biru Laut kembali berucap tanpa peduli.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Aku tak tahu. Sumpah, aku tak tahu. Aku belum pernah punya bayi, belum pernah pegang bayi. Aku belum kawin dan belum akan kawin dalam waktu dekat. Jadi, please, ijinkan aku menikmati kesendirianku dengan tenang.</i></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Namaku Biru Laut.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu menoleh. Itu pertama kalinya ia menoleh dan memandang perempuan yang dari tadi menyerocos tak henti meskipun tidak ia tanggapi. Perempuan itu menyodorkan tangannya. Matanya yang tajam menyebabkan Tuan Merah Jambu ikut mengulurkan tangannya dan menyebutkan namanya: “Hai, aku Merah Jambu.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu sudah bersiap menyediakan telinganya dan menelan tawa mengejek yang biasa ia dengar dari orang-orang setiap kali ia memperkenalkan diri. Namun tak disangka, perempuan itu malah tersenyum manis. Seolah-olah baru saja mendengar nama paling indah sedunia.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Merah Jambu, menurutku kita lahir di negeri yang salah,” kata Nona Biru Laut.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu menutup bukunya, menyerahkan kesendiriannya diusik oleh perempuan yang baru dikenalnya. “Bagaimana bisa?”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nona Biru Laut mendekatkan kursinya ke meja Tuan Merah Jambu. Bibirnya yang merah merona berucap, “Coba kau perhatikan, mengapa aksesoris bayi laki-laki kebanyakan biru dan bayi perempuan berwarna pink? Mengapa semua orang-orang negeri ini seperti sepakat bahwa biru adalah warna untuk laki-laki dan merah muda alias <i>pink</i> adalah warna milik perempuan? Mengapa?”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu mengeluh dalam hati. Tak satu pun dari segala pertanyaan absurd yang keluar dari bibir indah perempuan muda ini bisa ia jawab. “Mengapa kau selalu mengajukan pertanyaan yang sulit?” keluhnya akhirnya pada Nona Biru Laut.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nona Biru Laut menghempaskan tubuhnya, menyeruput kembali espressonya dan memandang gerimis yang mulai turun di balik jendela. “Aku pikir….”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Cobalah sesekali kau merasa, bukan berpikir,” potong Tuan Merah Jambu. </span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Mengapa?” tanya Nona Biru Laut memandang Tuan Merah Jambu kembali dengan tatapannya yang tajam. “Mengapa aku harus merasa kalau aku bisa berpikir? Kau pikir karena aku perempuan maka tugasku hanya merasa? Tidak boleh berpikir?”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu gelagapan. Ia tidak pernah suka bertengkar dengan orang lain. Ia juga selalu menghindari konflik. Karena itu ia candu akan kesendirian. Kesendirian bikin ia tenang. Hari itu nasib sial melemparkannya ke pangkuan perempuan ini, yang selalu bertanya dan berpikir.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Karena merasa bikin kau seperti manusia!” jawab Tuan Merah Jambu cepat, sebelum didului rentetan pertanyaan dan pikiran perempuan itu lagi. “Ini bukan persoalan milik perempuan atau laki-laki. Ini hanya soal rasa. Semua manusia, mau laki-laki, perempuan, bencong, setengah bencong, bisa merasa. Dan menurutku, rasa adalah komponen paling indah yang ada dalam tubuh manusia. Bisa merasakan itu suatu anugerah. Bayangkan kalau kau kebanyakan berpikir, kau bakal bikin hidupmu sendiri susah! Bukan aku berpikir maka aku ada, tapi aku merasa maka aku ada!”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Tapi manusia juga perlu berpikir, Tuan!” kilah Nona Biru Laut lagi. “Dengan berpikir, ia tak hanya bertahan hidup, tapi juga menciptakan sesuatu yang baru. Yang orisinil!”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu mendecak. “Tidak ada yang baru di atas bumi ini, Nona. Orang selalu merasa mereka yang paling orisinil dan berbeda di muka bumi ini. Iming-iming menjadi yang paling orisinil dan berbeda itu hanya permainan kata-katanya motivator-motivator narsis itu. Supaya mereka diundang kembali dengan biaya yang lebih mahal untuk menghibur mereka-mereka yang putus asa!”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Senyum Nona Biru Laut mengembang kembali. Lebih lebar dari yang tadi. Menyebabkan jantung Tuan Merah Jambu seperti kebat-kebit kesambit langit. “Aku suka laki-laki yang tidak memperlakukan orang lain berdasarkan jenis kelamin mereka. Laki-laki seperti itu selalu membuatku… terangsang.” Matanya kembali tajam menatap laki-laki dihadapannya lalu turun ke bawah.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Keringat dingin mulai muncul di dahi Tuan Merah Jambu, membuatnya tak sengaja menutupi selangkangannya dengan kakinya.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Bagaimana kalau kita ke toilet dan bercinta disana?” tanya Nona Biru Laut lagi. Kakinya yang jenjang semakin dekat dengan kaki Tuan Merah Jambu. Jantung Tuan Merah Jambu makin berdegup-degup, bikin ia meneguk habis latte-nya. Sesuatu yang kurang biasa ia lakukan saat sedang menikmati candu kesendiriannya. </span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Tolong, siapapun, tolong selamatkan saya dari sesuatu yang jelas tidak bisa saya tolak</i>. </span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Kenapa? Kau pasti berasumsi perempuan tidak bisa terangsang begitu saja terhadap laki-laki. Seperti yang ditulis oleh psikolog-psikolog kampret itu. Dan yang digembar-gemborkan tokoh-tokoh agama itu. Mereka sibuk merancang peraturan tentang apa yang harus kami pakai dengan dalih melindungi kami. Kenapa tidak sekalian mereka rancang peraturan tentang apa yang harus laki-laki pakai? Memangnya kami para perempuan tidak bisa birahi melihat laki-laki?” Nona Biru Laut mulai menyerocos lagi. </span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu terdiam. Tubuhnya berhenti gemetar dan ia membalas tatapan Nona Biru Laut dengan dingin. Lantas ia menyahut: “Asumsi.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Maksudmu?”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Kau mulai berasumsi tentang aku. Asumsi adalah racun dari sebuah relasi. Kau bisa saja tertarik berelasi denganku, dan aku juga. Tapi kalau kita memulainya dengan asumsi, kita selesai sampai disini.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nona Biru Laut melipat tangannya. Kali ini ia mengatupkan mulutnya, menunggu laki-laki yang duduk di sampingnya itu meneruskan curahan hatinya tentang asumsi.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Aku benci dengan asumsi. Asumsi bikin aku ditertawakan saat kuucapkan namaku. Persis seperti yang kau katakan. Seolah-olah warna merah jambu hanya untuk mereka yang memiliki vagina. Dan namamu, Biru Laut….”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“… bikin mereka mengernyitkan dahi untuk kemudian bertanya mengapa perempuan cantik sepertiku diberi nama Biru Laut. Bukankah biru hanya milik makhluk yang memproduksi sperma?”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Ternyata selain absurd, kau juga narsis.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Aku tidak narsis, aku hanya percaya diri. Aku percaya aku cantik. Apakah dengan begitu kau akan bilang aku arogan? Sombong? Tak tahu diri?”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Kau berasumsi lagi.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nona Biru Laut menggeleng. “Kali ini tidak. Sebab aku bertanya, agar aku tak berasumsi salah tentangmu. Aku sepakat denganmu bahwa asumsi hanya membawa kita pada kepuasan diri sendiri saja. Tidak peduli apakah asumsi itu benar atau salah. Apalagi jika kau bertemu dengan orang-orang yang kebetulan punya asumsi yang sama tentang sesuatu. Kau akan mulai berpikir bahwa asumsimu adalah sebuah kebenaran yang kau pegang erat-erat supaya tak bisa meletus seperti balon hijau pada lagu Balonku Ada Lima yang legendaris itu.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“'<i>When you’re surrounded by people who share the same set of assumptions as you, you start to think that’s reality</i>. Emily Levine, penulis, komedian, dan kata mereka, juga filsuf.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Ah, aku makin menyukaimu, Tuan Merah Jambu. Tapi mulai berpikir bahwa sebuah sesuatu adalah kebenaran tidak sama dengan kebenaran itu sendiri.”</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Tidak usah khawatir, Nona Biru Laut. Aku hanya mengutip, tanpa menyetujui. Asumsi hanyalah makanan orang yang sepertinya peduli padahal tidak. Orang yang sok tahu,” sahut Tuan Merah Jambu. Diambilnya kembali buku Little Women yang tadi ia letakkan di atas meja. </span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Kau tahu profesi apa yang bikin orang jadi sok tahu sedunia?” tanya Nona Biru Laut.</span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Apa?”</span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Pendeta. Tokoh agama. Dan sejenisnya.”</span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu tidak menyahut. Tidak jelas ia setuju atau tidak. Ia buka kembali buku yang ia bawa, sebab ia menganggap percakapannya dengan perempuan absurd tadi telah selesai. </span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Juga psikolog.”</span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu kembali mengeluh dalam hatinya. “Ya, kau sudah mengatakannya tadi. Dan aku belum terlalu pikun untuk melupakannya dalam beberapa menit saja.”</span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Politikus.”</span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu menatap Nona Biru Laut dengan putus asa. “Ada lagi?”</span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">“Netizen.”</span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nona Biru Laut mengedikkan bahunya sambil tersenyum menatap Tuan Merah Jambu. Kemudian tangannya meraih cangkir <i>espresso</i>-nya, menyesapnya dalam-dalam dan tiba-tiba menganggap laki-laki yang diajaknya bicara tadi tidak ada. </span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tuan Merah Jambu termangu-mangu sejenak, sebelum lantas tenggelam kembali dalam kisah putri-putri keluarga March. Di sebelahnya, duduk Nona Biru Laut. Menatap kembali gerimis yang masih turun di balik jendela. Menegak habis espressonya yang sudah mendingin. Hening menyeruak. </span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di salah satu sudut di negeri yang membosankan, café itu mulai ramai. Nona Biru Laut dan Tuan Merah Jambu membaur bersama Pak Kuning Neon, Ibu Hitam Pekat, Opa Merah Darah, Oma Hijau Daun dan lain-lainnya. Dari kejauhan café itu tak lagi suram. </span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dan Tuan Merah Jambu tidak tertarik untuk bercerita pada gadis absurd di sebelahnya kalau ia seorang pendeta yang tadinya lulusan Psikologi </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">yang punya beberapa akun aktif di media sosial</span> dan sedang ditawari masuk dalam sebuah partai politik. Saat ini, yang ia inginkan cuma menjadi dirinya sendiri. Kesoktahuan hanya pekerjaan.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Written on 3 March 2015</span></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4:12 pm</span></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">rewritten on 29 July 2015</span></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">9:18 pm</span></i></span><br />
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">PS : Gambar diambil dari <a href="https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiiusPfgonjAhVELY8KHUB1DfsQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Feu.clipdealer.com%2Fvector%2Fmedia%2FA%3A33972898&psig=AOvVaw3nIk_cta1lSSTxW7b0Gf7M&ust=1561702822008546">sini</a></span><i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> </span></i></span></div>
<div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-48070450458471416092015-06-10T18:38:00.004+07:002019-06-27T13:43:08.218+07:00menangis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkHKTajRPjwn9UcS5ExwO3Moo_E9Gd62U4dIatnsesPveNWPsnz622IyGqnqA4TC9z3YrepYTLjGkzv2rRaxQslJECC8UoburgPP46XleBm4_ISriegACAQC8y0jayMklXcbpO/s1600/crying+eyes.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="300" height="148" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkHKTajRPjwn9UcS5ExwO3Moo_E9Gd62U4dIatnsesPveNWPsnz622IyGqnqA4TC9z3YrepYTLjGkzv2rRaxQslJECC8UoburgPP46XleBm4_ISriegACAQC8y0jayMklXcbpO/s200/crying+eyes.png" width="200" /></a></div>
Hai.<br />
<br />
Saya sedang ingin menangis. Ingin sekali. Tapi semakin kuat keinginan saya untuk menangis, semakin tidak ada satu tetes air mata pun yang keluar. Saya jadi bertanya-tanya pada Tuhan. Saya ingin ini, tidak boleh. Saya ingin itu, jalan buntu. Saya ingin begini, tidak bisa. Saya ingin begitu, tidak diijinkan. Kali ini, bahkan saya cuma ingin menangis, masa masih juga tidak boleh? Jadi, apa yang boleh?<br />
<br />
Perkara menangis ini sebenarnya perkara mudah buat saya. Untuk setiap film yang pernah saya tonton, barangkali kecuali film-filmnya Dono Kasino Indro, minimal satu kali saya menangis. Berapa kali pun nonton Lion King, berapa kali itu pula saya menangisi kematian Mufasa. Lebih baik saya mendapatkan peran yang mengharuskan saya untuk menangis, daripada dapat peran yang mengharuskan saya ketawa terbahak-bahak. Akting menangis itu tidak terlalu sulit buat saya. Saya juga bisa meneteskan air mata kalau saya sangat marah dan saya harus menahan kemarahan saya.<br />
<br />
Setelah saya ingat-ingat, saya menangis karena sedih mungkin cuma dua kali. Yang pertama saat mendengar tentang kematian papi saya, yang kedua tentang kematian mami saya. Yang sering, saya menangis karena harus menahan marah.<br />
<br />
Sedih ya. Ternyata saya nggak bisa segampang itu mengeluarkan air mata. Lebih sedih lagi karena tahu, kalau semuanya ini berhubungan dengan yang namanya ego.<br />
<br />
Iya. Ego.<br />
<br />
Saya kayaknya terlalu sombong buat menangis karena sedih. Ralat. Saya memang terlalu sombong buat menangis karena sedih. Mungkin karena saya selalu bilang pada diri sendiri, kesedihan cuma untuk mereka yang lemah. Dan saya tak sudi dicap sebagai makhluk lemah.<br />
<br />
Anjing.<br />
<br />
Ego saya ternyata lebih keras kepala daripada saya. Sudah lama saya ingin usir dia jauh-jauh, tapi dia makin betah ngendon dalam diri saya. Sepertinya karena saya tidak pernah sungguh-sungguh mengusirnya. Seperti sekarang ini. Betapa pun ingin saya menangis karena sedih.<br />
<br />
Mungkin nanti malam. Ego dan Tuhan akan membiarkan saya menangis sejadi-jadinya. Saat sunyinya malam datang. Saat hanya terdengar detak jarum jam.<br />
<br />
Dan saat saya menjadi satu-satunya makhluk di dalam rumah saya yang belum tidur.<br />
<br />
Mungkin.<br />
<br />
<br />
<i>Wednesday, 10 June 2015</i><br />
<i>6:26 pm </i><br />
<i>Life has been so cruel to me recently.</i><br />
<br />
#NulisRandom2015<br />
<div>
<br />
PS : Gambar diambil dari <a href="https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjlzb6gh4njAhWHQI8KHQ8dBG8QjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.nicepng.com%2Fs%2Fcrying-tears%2F&psig=AOvVaw1sYjl4idgczOxmRA9DdyN6&ust=1561704062909484">sini </a></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-18221846096031262112015-06-03T23:23:00.001+07:002019-06-27T13:58:43.835+07:00bu tono dan tuntutan tetangga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPUo62XfJhYgkb7UFMk8Bd-EkzHeL4b_4jzNRaqCokIJHJoJoWTme6QFqL4eOzmj-zuPgj9jHSJ4HDTMw2BFGmPvDrYl9cHCdJk2t3BHNIswMY8YaiTfyUxHhui17gcLFizA2z/s1600/crowd+talking.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPUo62XfJhYgkb7UFMk8Bd-EkzHeL4b_4jzNRaqCokIJHJoJoWTme6QFqL4eOzmj-zuPgj9jHSJ4HDTMw2BFGmPvDrYl9cHCdJk2t3BHNIswMY8YaiTfyUxHhui17gcLFizA2z/s320/crowd+talking.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Malam itu bu Tono termenung-menung. Wajahnya yang cantik kelihatan suntuk. Melihat istrinya tercinta melamun seperti itu, pak Tono menghampirinya dan mengelus-elus lengannya yang masih langsing. Bu Tono memang cantik dan badannya masih langsing. Kecantikan dan keelokannya menurun ke anaknya, si Tini.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Ada apa, Mam kok malam-malam melamun begini?” tanya pak Tono.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Nggak apa-apa.” Tapi wajahnya tetap kosong.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Walah, kalau nggak apa-apa kok melamunnya sampai sebegini malam. Ayo cerita ke Papa biar lega hatimu. Kalau hati sudah lega kan, kita bisa….” Mata pak Tono tiba-tiba berbinar-binar.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Bu Tono mencubit perut suaminya yang genit. “Papa genit ah. Itu lho, Pap, tadi siang ibu-ibu tetangga ramai-ramai ke rumah kita.”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Lho, kok tumben arisannya siang-siang? Biasanya kan malam hari?” tanya Pak Tono heran.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Nah itu dia. Mereka memang kemari bukan karena mau arisan, Pap. Mereka kemari karena mau demo. Mau menuntut kita. Tepatnya mau menuntut Tini, anak kita.”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Lho? Mau demo? Mau menuntut kita? Lha apa mereka pikir kita ini anggota DPR yang sampai sekarang nggak jelas juntrungannya itu? Lagian mau ngapain juga mereka menuntut Tini? Toh Tini nggak pernah mengganggu mereka?” Pak Tono tidak terima mendengar laporan istrinya. Apalagi ini perihal anak kesayangannya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Iya, Pa. Mereka datang kemari untuk menuntut kejelasan tentang Tini, anak kita itu.”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Lho kurang jelas apa si Tini itu? Dia cantik. Berprestasi. Baik. Suka menolong. Cuma kurang bisa menabung aja si Tini itu. Bawaannya belanja sendal jepit terus kalau punya duit. Ya memang aneh sih si Tini, koleksi kok malah sendal jepit begitu. Memang kurang elegan. Tapi masa gara-gara itu si Tini didemo sama tetangga?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Bukan, Pa. Ini bukan perkara sendal jepit koleksinya Tini. Mereka menuntut kejelasan tentang pacarnya si Tini.”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Pak Tono melongo. “Pacarnya si Tini? Memangnya Tini sudah punya pacar, Ma? Kok kamu nggak cerita ke papa? Ganteng nggak pacarnya? Kuliah dimana? Orang tuanya kerja apa?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Bu Tono mengibaskan tangannya menyuruh suaminya diam. “Ih, papa ini gimana sih. Tini itu belum punya pacar. Dia bilang masih mau fokus kuliah dulu.”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Lho, tapi kok tetangga menuntut kejelasan tentang pacarnya Tini?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Ya itu dia yang bikin mama melamun sampai malam begini. Jadi, ibu-ibu itu tadi siang kemari. Mereka bilang mereka sering melihat Tini itu pergi dan pulang diantar oleh laki-laki. Kalau laki-lakinya sama sih mereka nggak masalah. Lha ini yang anterin dan yang jemput bisa beda. Dalam satu hari bisa ada dua atau tiga laki-laki yang mengantar dan menjemput Tini. Mereka menuntut penjelasan. Sebenarnya pacarnya Tini itu yang mana sih?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Lha, mama kenal nggak dengan semua laki-laki yang mengantar dan menjemput Tini itu?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Ya mama sih tahu. Dan menurut Tini, mereka cuma berteman. Lagipula yang antar dan jemput Tini juga nggak selalu laki-laki kok. Pernah juga teman perempuannya menjemput. Mama juga bingung kenapa mereka harus dapat penjelasan tentang yang mana sesungguhnya pacar Tini. Masa Tini disuruh bohong supaya mereka puas?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Apa mama sudah bilang kalau anak laki-laki yang menjemput dan mengantar Tini itu cuma teman-temannya saja?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Sudah, tapi mereka tetap tidak percaya. Mereka tetap menuntut kejelasan tentang pacar anak kita. Sebuah nama. Kalau perlu sekaligus alamat, nama orang tua anak laki-laki itu, kuliah dimana, nanti mau kerja sebagai apa dan….”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Lho lho… itu kan harusnya hak papa untuk bertanya. Bukan mereka.” Pak Tono tidak terima mendengar cerita istrinya. “Terus apa yang mama jawab?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
“Mama tidak bisa menjawab. Dan mereka memberi waktu sampai besok untuk menjawab tuntutan mereka. Kalau memang Tini belum punya pacar, bagaimana Mama harus bertatap muka dengan ibu-ibu itu? Nanti siapa yang akan beli kue-kue bikinan kita kalau tuntutan mereka tidak bisa Mama jawab?”</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Pak Tono berpikir, kemudian membisikkan sesuatu di telinga istrinya. Seketika mata sang istri berbinar seolah baru tiba-tiba menemukan kebenaran.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Esok paginya, bu Tono menemui ibu-ibu yang menagih jawaban atas tuntutan mereka tentang pacar Tini. Dijawabnya bahwa nama pacar Tini itu Tony. Lengkapnya Antony Sitanggang. Baru-baru saja pacarannya. Antony Sitanggang ini kuliah di jurusan Manajemen Pemasaran, jadi sudah pasti cerah masa depannya. Orang tuanya cukup terpandang, tapi tidak tinggal di kota ini. Ibu-ibu tadi mengangguk-angguk puas mendengar jawaban bu Tono. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Bu Tono lega karena ia masih bisa ikut arisan bersama ibu-ibu tadi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tak sampai dua bulan, ibu-ibu tadi kembali demo di depan rumah bu Tono. Kali ini mereka menuntut penjelasan kapan Tini akan menikah dengan Tony.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i>Wednesday, 3 June 2015</i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i>10:59 pm</i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i>participating in #NulisRandom2015</i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
<i>PS: Thank you, MY for inspiring me to write this story</i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
Foto diambil dari <a href="http://www.masterfile.com/stock-photography/image/608-01090416/A-group-of-people-on-a-computer-strike">sini</a><i> </i></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-1388984779933619382015-05-30T23:35:00.001+07:002022-02-06T13:05:39.727+07:00perempuan, pelacur dan cita-citaDi kolong jembatan layang itu mereka bertemu. Hari hampir berganti meski mereka belum menunggu terbit matahari. Dan di situlah kaki-kaki jembatan layang menjadi saksi secuplik kisah mereka.<br />
<br />
Mereka berenam. Semuanya memakai rok, dan mengaku perempuan. Dari dandanan mereka, para lelaki hidung belang yang lewat barangkali akan segera mendekat, memilih-milih satu untuk kemudian bertanya: “Satu jamnya berapa?”<br />
<br />
Tapi malam itu malam sepi laki-laki hidung belang. Asal tahu saja, mereka berenam itu tadi jadi luntang-lantung tanpa tujuan seperti ini karena tempat kerja mereka yang lama dan sudah terkenal sampai ke luar negeri itu ditutup dengan paksa oleh walikota setempat. Kompensasi sih kompensasi, tapi bisa bertahan sampai kapan kalau cuma mengandalkan kompensasi tok?<br />
<br />
Salah satu dari mereka, namanya Susi, mengeluarkan rokok dari tasnya, menyalakan dan menghisapnya dalam-dalam. Yang lain, namanya Tasya, langsung menggerutu: “Ya makhluk kayak kamu ini, Sus, yang membunuh mimpi-mimpi perokok pasif seperti kami. Kamu pikir asap yang kamu hasilkan itu nggak beracun?”<br />
<br />
“Pelacur kok punya mimpi. Sejak kapan?” sahut yang lain sambil memonyongkan bibirnya yang bergincu merah muda. Namanya Renata. Menurutku ia yang paling cantik diantara semuanya. Ia juga yang paling pendiam.<br />
<br />
“Nggak ada asap ini juga kamu tiap hari menghirup racun dari jalanan,” kilah Susi tak peduli.<br />
<br />
“Lho, jadi pelacur nggak boleh punya mimpi?” tanya yang lain lagi. Namanya Yusi. Kalau Yusi ini menurutku yang paling montok diantara semua, tapi yang paling kritis. Memangnya cuma mahasiswa saja yang boleh kritis? Pelacur juga!<br />
<br />
“Boleh, boleh!”<br />
<br />
Tiba-tiba saja suasana jadi ramai. Memperdebatkan tentang apa boleh atau tidak pekerja seks komersil macam mereka punya mimpi dan cita-cita. Awalnya banyak yang tidak setuju dengan Yusi. Sebab mereka berpikir, percuma pelacur punya cita-cita. Toh selangkangan juga yang akan berbicara dan menentukan. Tapi berangsur-angsur mereka menyadari bahwa pelacur juga manusia yang bisa dan boleh punya mimpi dan cita-cita.<br />
<br />
Dari suasana yang ramai, sepi kemudian menyeruak. Hanya bunyi hisapan rokok Susi yang terdengar. Mereka mengenang-ngenang masa ketika masih mempunyai cita-cita.<br />
<br />
“Dulu waktu perayaan hari Kartini, aku selalu pakai pakaian dokter, Yus,” kata Adinda. Rambutnya cepak tapi wajahnya manis. “Tapi itu bukan karena aku kepengen jadi dokter.”<br />
<br />
“Lantas?” tanya Tasya.<br />
<br />
“Sebab pakaian dokter yang paling gampang dicari ibuku yang sibuk. Meskipun waktu itu aku bilang aku ingin pakai kostum pilot. Menurutku gagah betul kostum pilot itu.” Adinda bercerita dengan berapi-api. “Ibu menolak karena menurutnya pekerjaan pilot hanya untuk laki-laki!”<br />
<br />
“Bah!” semprot Hesti, salah satu perempuan yang paling kelihatan mencolok di situ. Bagaimana tidak mencolok kalau ia mengecat rambutnya dengan warna kuning menyala seperti itu. Dan jangan salah, boleh lah kau anggap rambutnya norak, tapi dia punya pelanggan yang setia dan selalu datang ke selang-, maksudku ke pelukannya - memberikan ia uang bulanan yang lumayan untuk menyekolahkan adik-adiknya di desa. Dia pula yang paling sensitif masalah beginian. “Masa mentang-mentang kita perempuan, kita tidak boleh punya cita-cita tinggi?”<br />
<br />
“Menurutmu menjadi pilot itu cita-cita yang tinggi?” Susi balik bertanya.<br />
<br />
“Iya dong,” jawab Adinda. “Gimana enggak tinggi kalau kerjaannya menerbangkan burung besi ke langit?”<br />
<br />
Semuanya tertawa mendengar jawaban Adinda yang seenaknya. Semuanya kecuali Hesti. “Ini bukan cuma perkara menjadi pilot. Ini tentang cita-cita. Yang dipertanyakan oleh Yusi tadi. Buat aku cita-cita itu hak semua manusia. Nah kita ini kan masih manusia tho? Berarti kita semua masih boleh punya cita-cita tho?”<br />
<br />
“Iya kita ini memang manusia, Hes. Tapi kita ini pelacur! Kalau pelacur kayak kita ini masih boleh punya cita-cita, nasib kita nggak berakhir di kolong jembatan layang seperti sekarang!” gerutu Susi sambil membuang puntung rokoknya dan mengambil rokok baru.<br />
<br />
Tasya langsung menyambar dan membuang rokok barunya Susi. “Justru supaya kita nggak terus-terusan berakhir di sini, kita harus punya cita-cita, Sus! Sekarang coba katakan padaku tentang mimpi-mimpimu! Cita-citamu waktu kecil, yang mungkin sampai sekarang masih ingin kamu perjuangkan!”<br />
<br />
Susi misuh. “Sudah kubilang aku tidak punya cita-cita! Kalau aku punya cita-cita, aku nggak akan berada di sini bersama pecundang macam kalian!”<br />
<br />
“Cita-citaku sederhana,” sahut Yusi. “Aku cuma ingin bertemu dengan laki-laki yang mencintai aku apa adanya, menikah dan punya anak.”<br />
<br />
Hanya bunyi klakson mobil dari kejauhan yang menyela. Teman-teman Yusi terdiam mendengar cita-cita Yusi. Hesti yang pertama kali berucap keras. “Menikah? Mana ada yang sederhana dari menikah dan beranak? Ujung-ujungnya kamu tetap berakhir di bawah ketiak laki-laki! Dan kamu dihujani lagi tuntutan-tuntutan lainnya! Pilihan-pilihan yang serba salah, seperti: menjadi ibu rumah tangga atau wanita karier? Terus apa kamu pikir keduanya sama enaknya? Enggak! Ibu rumah tangga akan diremehkan dan wanita karier akan dihujat. Anak nakal ibu disalahkan, anak pintar, ayah dipuji! Dari mana sederhananya cita-citamu itu, Yus?”<br />
<br />
“Wah, kamu jangan cuma bisa menjelek-jelekkan mimpi kawan-kawanmu, Hes. Jangan-jangan kamu sendiri tidak punya cita-cita?” ucap Tasya panas.<br />
<br />
“Cita-citaku jadi politikus, Sya!” jawab Hesti cepat. “Terus aku akan maju jadi presiden! Coba bayangkan headline surat kabar ibukota kelak kalau aku naik jadi presiden: Mantan Pelacur Resmi Menjadi Presiden. Nah! Kurang keren apa kalau dibandingkan dengan cita-citamu tadi, Yus?”<br />
<br />
“Iya, terus habis jadi presiden, ternyata kamu ditangkap KPK gara-gara korupsi! Lebih keren lagi media cetak akan menulis: Presiden Hesti Ditahan KPK Terkait Masalah Moralitas. Jadi politikus kok dibilang keren. Manisnya itu di mulut doang, hatinya berlobang,” sahut Tasya pedas.<br />
<br />
“Kayak punya elu!” Adinda menyambar yang langsung disambut gelak tawa teman-temannya. “Cita-cita itu nggak usah yang tinggi-tinggi. Kalau ketinggian nanti jatuh. Cita-citaku lebih sederhana dari jeng Yusi. Aku cuma pengen sekolah lagi. Belajar bisnis, supaya enggak lagi-lagi menggantungkan nasib pada orang lain.”<br />
<br />
“Sekolah lagi, tapi nulis skripsinya dibantu joki ye, Din, biar cepet lulusnya,” sindir Susi. “Kalau kamu gimana, Ren? Dari tadi bengong aja kayak Bagong.”<br />
<br />
Renata menatap kawan-kawannya di balik bulu matanya yang lentik. “Aku pengen jadi laki-laki.”<br />
<br />
Jawaban Renata kali ini betulan disambut senyap seketika. Tidak ada cita-cita yang lebih ambisius ketimbang cita-cita Renata.<br />
<br />
“Aku bosan jadi perempuan. Capek jadi perempuan. Tuntutannya banyak. Penghakimannya sepanjang jaman. Jangankan punya cita-cita, tidak diremehkan sekali-sekali saja aku sudah bersyukur,” kata Renata. “Mana yang lebih ramai dihujat dan dimaki-maki oleh masyarakat saat seorang pekerja seks dengan tarif puluhan juta disorot oleh media? Sang mucikari? Si pekerja seks? Atau pelanggannya? Nggak lain nggak bukan ya si pekerja seksnya! Mucikari nomor dua! Lah pelanggannya ke mana? Melenggang kakung begitu saja, pokoknya nafsu mereka sudah terpuaskan dan sudah juga mengeluarkan kocek untuk itu. Aman. Asal ada duit, kamu nggak akan terusik. Nah, terus pansel KPK yang baru saja dibentuk itu. Yang isinya perempuan semua itu. Yang isinya nggak cuma perempuan-perempuan biasa, tapi perempuan-perempuan pintar dan berpendidikan. Tetap aja diremehkan oleh masyarakat. Sepintar apa pun perempuan, tetap aja dinilai nggak punya kompetensi dan kemampuan buat perkara-perkara yang membutuhkan otak untuk berpikir. Bahkan ada yang terang-terangan menulis di media cetak nasional, kalau pembentukan pansel yang isinya perempuan semua ini kemunduran besar buat negara. Status pemimpin tetap lebih layak dipegang makhluk-makhluk berpenis itu. Bagaimana aku tidak bosan jadi perempuan? Tidak capek jadi perempuan? Aku kepengen jadi laki-laki saja. Supaya tidak melulu diremehkan, dihujat dan dihakimi!”<br />
<br />
Teman-teman Renata melongo mendengar pidato sepanjang itu. Renata yang cantik dan pendiam, tiba-tiba menjadi corong yang mewakili suara hati mereka sebagai perempuan.<br />
<br />
“Aku mengundurkan diri jadi calon presiden, Ren,” kata Hesti akhirnya. “Kamu yang lebih pantas. Dan kalau kelak kamu jadi presiden, jangan lupa memperjuangkan nasib-nasib orang-orang pinggiran seperti kita. Kita bukan barang. Bukan obyek untuk seenaknya digunjingkan, dihakimi dan dicaci maki.”<br />
<br />
Waktu sudah di atas angka dua belas. Tengah malam sudah lewat. Betul-betul malam yang sepi laki-laki hidung belang, tapi ramai mimpi dan cita-cita. Sungguh magis apa yang bisa diubah sang waktu saat berganti hari. Seolah-olah dunia kemarin bisa sangat berbeda dengan dunia hari ini. Hari baru setiap pagi.<br />
<br />
Susi mengambil sebatang rokok dari kantungnya lagi. Tasya sudah hampir menyemprot Susi sampai ia berkata begini: “Ijinkan aku menyulut rokokku yang satu ini, Kawan. Sebab ini akan menjadi yang terakhir untukku. Ini cita-citaku sejak dulu.”<br />
<br />
Kawan-kawannya bersorak.<br />
<br />
Pagi-pagi, orang-orang ramai mengerubungi sudut kolong jembatan layang. Di situ tergeletak beberapa mayat yang selangkangannya berdarah-darah. Semuanya laki-laki. Ditengarai yang mati seorang pejabat setempat bersama para ajudannya.<br />
<br />
Seorang saksi bersumpah, pembunuhnya adalah para perempuan pekerja seks komersil yang biasa mangkal di situ. Motif mereka membunuh? Entahlah. Yang jelas pejabat itu memang sudah terkenal suka birahi tiba-tiba saat lewat tengah malam.<br />
<br />
Seharusnya pejabat itu tahu, jangan pernah main-main dengan para pelacur yang punya cita-cita.<br />
<br />
<br />
Saturday, 30 May 2015<br />
11.03 pm<br />
<br />
<i>Diinspirasi oleh enam perempuan jejadian yang saya temui di malam tanggal dua puluh enam bulan lima tahun dua ribu lima belas. :)</i><br />
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnmYlY0Y3bW7ATCP6dY7-44UrF_jF5fkXxvHWkd9UGn48cZvfB_VaMgP-OEjIWekB_jDgv0XcNSzmDru0_VS7gaNxYZP3rvZtDbI3e0PW5GkA3uOzFkFjdjtSl1Jv1dTkIonlT/s1600/IMG_1916.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="606" data-original-width="1054" height="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnmYlY0Y3bW7ATCP6dY7-44UrF_jF5fkXxvHWkd9UGn48cZvfB_VaMgP-OEjIWekB_jDgv0XcNSzmDru0_VS7gaNxYZP3rvZtDbI3e0PW5GkA3uOzFkFjdjtSl1Jv1dTkIonlT/s320/IMG_1916.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div>
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-31484140044334602382015-05-18T00:30:00.001+07:002019-06-27T14:19:40.577+07:00ironi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNm4zFsafil3N4AOZpu8bvlIsotIMl3QskB5-YMVz_VK_VOxlhRZRMRVQnwiu0hI-Qd2su0MzdAiY_rBv_EU6mM3eU7HwEonCNIqmR0hl19O2ZIHXlG-KLddDmuX1KHEVDsy2p/s1600/kafein.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1328" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNm4zFsafil3N4AOZpu8bvlIsotIMl3QskB5-YMVz_VK_VOxlhRZRMRVQnwiu0hI-Qd2su0MzdAiY_rBv_EU6mM3eU7HwEonCNIqmR0hl19O2ZIHXlG-KLddDmuX1KHEVDsy2p/s320/kafein.jpg" width="265" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
“Kamu tahu mengapa aku butuh kafein?”<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><br />
Tak ada hujan, tak ada angin, apalagi petir dan guntur. Tiba-tiba saja kawanku yang setengah sableng ini bertanya padaku. Padahal, sumprit, aku nggak kepengen tahu. Tapi aku kawan yang baik dan tidak sombong. Meski sableng, tetap kutanggapi pertanyaannya.<br />
<br />
“Memangnya mengapa?” tanyaku.<br />
<br />
“Sebab kafein selalu berhasil bikin aku kesurupan.”<br />
<br />
Benar kan kalau kubilang kawanku ini sableng?<br />
<br />
“Kenapa harus kesurupan?”<br />
<br />
Bodoh. Bodoh. Bodoh. Kenapa juga aku bertanya? Pasti ngocehnya bakal lebih nggak keruan!<br />
<br />
“Karena hanya dengan kesurupan aku bisa menulis – menjabarkan aksara yang wira-wiri di otakku ini menjadi sebuah kisah. Seperti sekarang!”<br />
<br />
“Sekarang kamu lagi butuh kafein?”<br />
<br />
Ia mengangguk.<br />
<br />
Sungguh rumit kawanku ini. Mau ngomong butuh kafein saja pakai bilang butuh kesurupan segala buat menulis.<br />
<br />
“Kamu mau nulis apa sih memangnya?” tanyaku lagi mencoba bersabar.<br />
<br />
“Banyak! Terlalu banyak sampai aku tak tahu harus mulai dari mana!”<br />
<br />
Ia kemudian menyodorkan surat kabar hari ini padaku.<br />
<br />
“Coba baca,” pintanya dengan nada memerintah.<br />
<br />
“Ogah!” jawabku judes. Asal tahu saja, aku paling malas membaca koran, sebab itu berarti aku membiarkan orang-orang yang tak kukenal – mereka yang mengaku-aku berprofesi sebagai jurnalis – meracuni isi otakku dengan berita sepihak yang mereka tulis. Tulisan jurnalis bikin orang-orang kecanduan berasumsi. Padahal asumsi belum tentu benar! Dan Surga tahu betapa bencinya aku pada manusia-manusia yang suka berasumsi.<br />
<br />
“Ayolah! Ini bukan soal politik yang kamu benci setengah mampus itu. Ini tentang nasionalisme!”<br />
<br />
Nasionalisme? Nah, ini baru menarik. Sebab aku juga sedang mempertanyakan nasionalisme-ku sendri. Siapa tahu bisa membuat aku segera memutuskan kemana akan kubawa nasionalisme-ku ini.<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><br />
Kubuka surat kabar itu, yang isinya foto-foto orang Indonesia yang tinggal di berbagai tempat di luar negeri dan usaha mereka untuk memperkenalkan budaya Indonesia di negeri orang. Mulai dari mengajari para bule maniak keju memasak makanan Indonesa yang penuh rempah itu sampai menarikan tari tradisional Indonesia di acara-acara kenegaraan pemerintah setempat. Misi mereka tak lain tak bukan menjadi jendela bagi orang-orang asing itu untuk mengintip dan mencicipi Indonesia tanpa perlu keluar dari negeri mereka.<br />
<br />
Selesai membaca aku malah termenung-menung, sambil menatap satu-satu foto-foto dalam surat kabar tersebut.<br />
<br />
“Bagaimana? Katakan padaku apa yang ada dalam batok kepalamu sekarang,” ucap kawanku sesaat setelah melihat aku termenung-menung selesai membaca surat kabar yang ia sodorkan padaku.<br />
<br />
“Apa aku harus hidup di luar negeri dulu supaya aku bisa lebih bangga dengan negeriku sendiri? Dengan budayaku sendiri?” tanyaku perlahan-lahan, seolah setiap katanya meluncur keluar dari mulutku tanpa komando dari kepala.<br />
<br />
“Pertanyaan-pertanyaan kece!” Kawanku makin bersemangat. “Apa lagi? Apa lagi?”<br />
<br />
“Apa itu berarti budaya kita akan jatuh di tangan orang asing lagi? Seperti dulu?” Entah setan apa yang merasuki diriku sampai aku mengajukan pertanyaan-pertanyaan goblok ini. Ah, aku kenal setannya. Ya kawanku ini. Tiada lain.<br />
<br />
“Makin kece!” Kawanku bertepuk tangan keras sekali. “Persis seperti itu yang berseliweran dalam kepalaku!”<br />
<br />
“Kalau begitu, aku sudah mulai sama sablengnya dengan kamu,” keluhku.<br />
<br />
“Ironi. Itu kata yang paling tepat, bukan?” tanyanya tanpa peduli bunyi keluhanku.<br />
<br />
“Nggak tahu!” Aku pura-pura kesal meski dalam hati aku setuju dengan yang ia katakan.<br />
<br />
“Ini jelas ironi!” tandasnya tak terima dengan jawabanku. “Coba bayangkan, bagaimana tidak ironi namanya kalau orang asing lebih tertarik dan lebih tahu tentang budaya Indonesia ketimbang orang-orang Indonesianya sendiri?”<br />
<br />
Kalau kawanku sudah mulai berapi-api begini, akan jauh lebih aman untukku jika kututup mulutku rapat-rapat.<br />
<br />
“Coba sekarang aku tanya, apa kamu kenal anak-anak yang dikirim orang tuanya belajar gamelan, tari tradisional atau anak-anak yang masih main congklak dan menyanyikan lagu-lagu tradisional macam cublak-cublak suweng, apuse, ampar-ampar pisang? Ada tidak? Ayo jawab!”<br />
<br />
“Nggak ada!” jawabku makin kesal. “Puas kamu?”<br />
<br />
“Aku ada,” sahutnya, “tapi nggak banyak. Ibaratnya seujung kelingkingku ini. Apalagi kalau kamu tinggal di pulau Jawa, yang anak-anak mudanya justru kerasukan budaya dari luar. Makanya aku setuju dengan apa kata Sujiwo Tejo: budaya luar membuat anak-anak bangsa kesurupan menjelma orang asing di negeri sendiri.” Ia menoleh padaku, menatap mataku dalam-dalam. “Bukankah itu ironi? Seperti kita?”<br />
<br />
Pelan-pelan aku mengangguk. Sebab aku melihat dengan kepalaku sendiri, anak-anak muda Indonesia yang begitu memuja seni dan budaya luar negeri tapi tak paham seni dan budaya negeri sendiri. Ketidakpahaman bukan sesuatu yang salah sampai ia berubah bentuk menjadi ketidakpedulian.<br />
<br />
Sama ironinya saat aku melihat kami berdua. Kawan karib, saling seloroh, saling memaki, apa adanya, saling memahami meski kami berbeda, saling mencintai tapi tak bisa bersatu. <br />
<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;">Hanya gara-gara</span> namaku Sinta dan nama kawanku itu Rahwana. <br />
<br />
Hidup di negeri ini memang ironi. Tapi entah mengapa, aku dan Rahwana tetap berkawan akrab dan mencintai negeri ini mati-matian. Cinta memang ironis.<br />
<br />
<br />
<i>Monday, 18 May 2015</i><br />
<i>12 : 09 am</i><br />
<div>
<br /></div>
<div>
PS : gambar diambil dari <a href="http://i2.cdn.turner.com/cnnnext/dam/assets/120511064149-couple-holding-hands-silhouette-story-top.jpg">sini</a> </div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-26654969906253228212015-05-03T17:43:00.002+07:002019-06-27T14:20:32.810+07:00dari balik jendela<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYQYfiv-wwUZqRZFrLM82Cn_H8hbiKGqXAC1k8fsgF5wUlKRE-2OR-PW3hzBsiMUe5ll3odfTlZILzK0CeZzkrm7Zg_ozYNLfMnNBUOxhEVmHu5cn-n3PBUMAn2sMuMWTkoiR8/s1600/15+-+1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="1152" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYQYfiv-wwUZqRZFrLM82Cn_H8hbiKGqXAC1k8fsgF5wUlKRE-2OR-PW3hzBsiMUe5ll3odfTlZILzK0CeZzkrm7Zg_ozYNLfMnNBUOxhEVmHu5cn-n3PBUMAn2sMuMWTkoiR8/s320/15+-+1" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Aku selalu terobsesi dengan jendela. Namun tak semua jendela menjadi obsesiku. Aku hanya terobsesi dengan jendela mobil, jendela bis dan jendela kereta api. Mereka membuatku merasa hangat dan lebih dekat dengan kehidupan manusia. Sungguh berbeda dengan jendela pesawat yang dingin dan angkuh. Jendela mobil, jendela bis, dan jendela kereta api selalu berhasil bikin aku merenung.<br />
<br />
Dari jendela mobil, aku selalu memperhatikan manusia-manusia. Semakin kuperhatikan, semakin kupahami bahwa sungguh picik pandangan orang yang hanya mendefinisikan manusia hanya berdasarkan dari alat kelamin mereka saja. Tiap manusia memang berbeda, itu saja. Apapun kelaminnya. Barangkali itu sebabnya aku benci seragam sekolah, aku benci seragam kantor. Seragam bikin aku berpikir perbedaan adalah kriminal.<br />
<br />
Dari jendela mobil, aku tak hanya makin memahami manusia, tapi aku juga makin memahami negeri ini. Tahukah kamu sebuah negeri dapat dikenal dari gaya hidup rakyatnya? Dan rakyat negeri ini terdiri dari manusia-manusia yang tangguh. Bagaimana aku bilang tidak tangguh kalau aku baru saja melihat dengan mata yang tertempel di kepalaku ini ada anak, kira-kira sebaya dengan keponakanku yang baru kelas lima SD, dengan kakinya yang belum panjang mengayuh becak sambil mengepulkan asap rokoknya? Bagaimana aku bilang tidak tangguh, kalau tak hanya sekali aku melihat satu keluarga yang terdiri atas bapak, ibu dan tiga anak-anaknya yang masih kecil berada di atas satu sepeda motor – melaju kencang diantara kendaraan-kendaraan besar lainnya? Itu belum termasuk para penjaja koran dan tahu goreng yang biasa berjibaku di perempatan lalu lintas jalan raya menghirup polusi, menjejak panasnya aspal tanpa bisa menghindari teriknya sinar matahari di ubun-ubun dan dinginnya malam tanpa bulan yang tambun.<br />
<br />
Karena itu aku tak percaya jika ada pengamat – baik dari dalam maupun luar negeri – mengatakan bahwa negeri ini tak ada harapan. Negeri ini sudah jatuh terlalu dalam, tak mungkin dapat bangkit lagi. Negeri ini cuma citra yang palsu dan tak ada yang bagus di negeri ini. Mereka keliru. Negeri ini memang dramatis, tapi negeri ini akan baik-baik saja. Meski banyak yang pesimis, tapi lebih banyak lagi yang optimis. Jalannya memang berbatu-batu, tapi negeri ini tetap melangkah maju. Ini negeri yang dipenuhi manusia-manusia tangguh, bung! Kalau kau tak percaya, tinggalkan sejenak ponsel pintar dan media sosialmu, lihatlah dari balik jendela mobilmu, jendela bis tempat kau menumpang atau jendela kereta api tempat kau menunggu sampai ke tujuanmu.<br />
<br />
Lihat saja dan kau akan percaya.<br />
<br />
<br />
<i>Sunday, 3 May 2015</i><br />
<i>3:43 pm</i><br />
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-88929229230076279312015-01-08T11:39:00.004+07:002022-02-06T12:46:32.907+07:00maria magdalena<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">
</span><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9WC8JtNBJoDiPqtk5XCQtwo9DlE8SJ8hsA_yvwYVnSbFMM4yol4IBW8QZQgcAZP9BDbtVrrVIihMrcmVvANlnIpG-Ly4_56yNIg_vTds2EicukIca8QGgU7jIxfvP8GXTWTw9/s1600/woman-in-church-300x199.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9WC8JtNBJoDiPqtk5XCQtwo9DlE8SJ8hsA_yvwYVnSbFMM4yol4IBW8QZQgcAZP9BDbtVrrVIihMrcmVvANlnIpG-Ly4_56yNIg_vTds2EicukIca8QGgU7jIxfvP8GXTWTw9/s1600/woman-in-church-300x199.jpg" /></a><span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Namanya Maria Magdalena. Ia sedang
merenung. Di tepi tempat tidur pada kamarnya yang sederhana ia duduk. Kemudian
ia bangkit dan membuka lemari pakaiannya. Satu per satu ia perhatikan dengan
seksama busana-busana yang ia miliki. Tidak ada yang istimewa. Sudah lama ia
tak membeli busana baru. Untuk apa? Toh klien-klien yang ia layani dalam
pekerjaannya selama ini lebih suka apabila ia tidak mengenakan busana. Dan uang
hasil pekerjaannya jarang ia gunakan untuk kepentingannya sendiri. Sebagian
besar ia kirimkan pada ibunya di kampung, untuk biaya pengobatan ayahnya dan
konsumsi mereka sehari-harinya. Busana yang biasa ia pakai pada waktu bekerja
juga biasanya dipinjami oleh “manajer”nya. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Tapi hari ini, ia tidak mau
berbusana biasa-biasa saja. Seharusnya hari ini hari yang istimewa. Hari di mana
ia memutuskan untuk “pulang”. Bukan. Bukan pulang kampung bertemu dengan ayah
dan ibunya. Pulang ke rumah tempat ia dicintai dengan amat sangat. Ke sebuah
tempat di mana Seseorang sudah dianiaya dan dibunuh untuknya. Rumah tempat ia
sudah dibeli lunas dengan darah. Ke sanalah ia ”pulang” setelah bertahun-tahun
hidup dalam penolakan diri. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Beberapa ketukan cepat di pintu
terdengar. Seorang perempuan lain masuk dengan wajah berbinar-binar. Kedua
tangannya berada di belakang punggungnya. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">“Aku punya kejutan untukmu!” kata
perempuan. Lantas tangannya menyerahkan bungkusan yang ia sembunyikan di
belakang punggungnya tadi padanya.</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">“Apa ini?” tanya Maria Magdalena
pada sahabatnya, perempuan yang baru masuk itu. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">“Untukmu, Maria,” jawab
sahabatnya lagi. “Kau bilang padaku kemarin kalau hari ini terlalu istimewa
untuk dilewatkan dengan pakaian yang biasa-biasa saja.”</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Ragu-ragu Maria Magdalena membuka
bungkusan yang baru diberikan oleh sahabatnya. Dan begitulah, sebuah gaun yang cantik
meluncur halus dari pegangan tangannya. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">“Gaun ini… untukku?” tanya Maria
Magdalena lagi tak percaya. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Sahabatnya mengangguk dengan
cepat. “Iya. Untukmu,” tegasnya.</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Maria Magdalena baru membuka mulutnya
untuk mengucapkan kata penolakan sebelum kemudian dipotong lagi oleh
sahabatnya. “Ini tidak baru. Betul. Aku pernah pakai ini sekali di pesta
perkawinan ibuku yang ketiga kalinya. Dan terus terang, aku tidak mau melihat
gaun ini lagi. Sungguh.”</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Ia tatap kembali gaun yang baru
saja diberikan untuknya, sambil berpikir-pikir apakah kisah di balik gaun yang
disampaikan sahabatnya itu benar adanya atau hanya supaya ia tidak menolak
pemberiannya. Sebab sahabatnya sangat tahu ia tidak pernah mau diberi sesuatu
dengan cuma-cuma. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">“Betul untukku?” tanya Maria
Magdalena lagi untuk yang ketiga kalinya.</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">“Ya besar! Tolong jangan tanya
lagi untuk yang ketiga kalinya, karena kau akan terlambat. Lebih baik kau
bersiap-siap sekarang. Kau tahu, mereka sangat tepat waktu,” kata sahabatnya. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Tak lama kemudian, Maria Magdalena
berada di depan gedung megah yang sederhana itu. Gedung yang oleh masyarakat
pada umumnya disebut dengan gereja. Dandanannya baru. Gaunnya baru. Sepatunya
juga masih bagus karena jarang ia pakai. Sahabatnya memaksa untuk memakai
asesoris miliknya dan menyemprot sedikit minyak wangi di daerah ketiak Maria
Magdalena. Ia masuk pelan-pelan dan duduk di bangku yang masih kosong. Ia
pejamkan mata dan ia berikan hatinya sungguh-sungguh untuk mengikuti
jalannya ibadah hari itu sambil mengucap syukur atas cinta tanpa syarat yang diberikan olehNya. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Usai ibadah, seorang ibu-ibu
cantik menghampirinya. Ibu-ibu itu menyalaminya sambil mengucapkan selamat
datang dan juga berkata: “ Anu, mohon maaf sebelumnya, tapi mungkin lain kali
kalau datang beribadah di gereja kami ini, minta tolong busananya yang
sederhana saja. Gereja kan bukan untuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fashion
show </i>ya. Apalagi gaun seperti yang kamu pakai ini kan kurang pas gitu untuk
dipakai di gereja. Sebagai perempuan kita memang harus lebih berhati-hati
dengan apa yang kita pakai. Betul kan ya? Jangan sampai jemaat lain memandang
kita itu seperti perempuan murahan, gitu lho. Apa lagi pakai parfum-parfum mahal seperti punya
kamu ini kan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nggak </i>perlu lah pamer
apa yang kita punya di gereja. Ah, saya <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>nggak </i>perlu panjang-panjang ngomongnya,
kamu pasti tahu maksud saya. Memang belum ada peraturan resmi yang tertulis dan dipublikasikan <i>sih</i>, tapi sedang kami godok kok di ruang rapat. Eh, tapi maksud saya, maksud kami ini baik lho, supaya kita
menjaga citra sebagai perempuan dengan cara berbusana kita. Betul kan ya? Ingat, gereja
bukan untuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fashion show </i>ya. Yuk ah,
saya harus berdoa dulu sambil menghitung persembahan di belakang ya. Sampai
ketemu minggu depan.”</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Dan ibu-ibu cantik itu berlalu
begitu saja meninggalkan Maria Magdalena yang tertegun-tegun.</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Tak lama, ada yang menyentuh bahu
Maria Magdalena. Seorang perempuan lain, lebih muda sedikit darinya,
menghampirinya. Ia mengenakan pakaian ketat, rok mini dan sepatu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">boot</i> keluaran terbaru. Bibirnya merah
menyolok, matanya lelah dan rambutnya sedikit berantakan. </span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Tanya perempuan itu pada Maria
Magdalena: “Aku baru lewat di depan gereja ini dan mendengarkan kalian menyanyi
selama ibadah. Jam berapa kah ibadah berikutnya? Aku juga ingin merasakan apa
yang kalian rasakan.”</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Maria Magdalena menghembuskan
nafasnya panjang. Ditatapnya kembali perempuan itu dari atas sampai bawah,
kemudian tersenyum.</span><br />
<br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">Ia tak bisa menjawab pertanyaan
yang diajukan perempuan itu. Betapa pun mudah jawabnya.</span><br />
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<br />
<br /></div>
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">
</span><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right; text-indent: 36pt;">
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Thursday, 8 January 2015<br />
11:46 am</i></span></div>
<span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif">
</span><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><span face=""Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif"><span class="fullpost">
</span></span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-71838836716115527142014-09-25T11:25:00.000+07:002019-06-27T14:22:10.633+07:00blah blah blah<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ8bulTSD2cpqnXj5dBW93nztw7DpHCRYYf73Q2tsezfB7iA8aXYGdbi64YyNFFEWR0dLZYICKkUdUQtySDhz5HbZtWMl7lQVSrK3h7LX-mtvfIjjxXZuaDp2txG7q56WCkwd_/s1600/Arrogant_girl.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="191" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ8bulTSD2cpqnXj5dBW93nztw7DpHCRYYf73Q2tsezfB7iA8aXYGdbi64YyNFFEWR0dLZYICKkUdUQtySDhz5HbZtWMl7lQVSrK3h7LX-mtvfIjjxXZuaDp2txG7q56WCkwd_/s1600/Arrogant_girl.png" width="200" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Awalnya cuma karena kepepet. Betul. Kepepet. Kalian tahu kan
teori <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the power of kepepet</i>? Teori ini
sungguh ada, nyata dan berkuasa. Dan konon, lebih <i style="mso-bidi-font-style: normal;">powerful</i> daripada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Wizard
of Oz </i>atau bahkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Voldemort himself.</i></span></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Pernah suatu hari ada yang bertanya pada saya, saya lupa
siapa. Begini dia tanya: “Bagaimana ceritanya kamu bisa bikin naskah panggung?”
Jawaban saya enteng: “Kepepet. Nggak ada orang lain yang mau repot-repot bikin.
Yang mau repot-repot bikin sudah minggat ke luar negeri.” Ini juga betulan,
nggak bohong, dan nggak bermaksud merendah. Saya sudah cukup rendah (baca:
pendek) tanpa perlu direndah-rendahkan. Waktu itu saya memang menulis karena
kepepet.</span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Karena itu lah, ketika naskah panggung yang dibikin dengan
menggunakan teori <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the power of kepepet</i>
ini dipentaskan, karakter-karakternya dihidupkan, dan para penonton
mengapresiasi apa yang terjadi diatas panggung berikut dialog-dialognya, rasa
bangga belum ada. Yang ada rasa senang sekaligus rasa haru. Biar saja orang
bilang saya sungguh India, karena harus merasa terharu hanya gara-gara naskah
bikinan hasil <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the power of kepepet</i>
tadi diproduksi. Memang itu kenyataannya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kata orang, jika ada yang pertama, maka ada yang kedua,
ketiga dan seterusnya. Itu pula yang terjadi pada saya. Saat naskah ketiga dan
seterusnya dipertunjukkan, rasa senang berangsur-angsur bersembunyi – diganti dengan
rasa bangga. Nah, seharusnya saya tahu, yang namanya rasa bangga alias
kebanggaan ini kalau dibiarkan terus tumbuh bisa menjadi rasa sombong alias
kesombongan. Bangga boleh, sombong tentu jangan. Kata nenek saya begitu sih. </span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Saya nggak ingat juga sejak kapan saya mulai dicari pada
saat orang-orang butuh naskah ‘<i style="mso-bidi-font-style: normal;">custom</i>’.
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Custom</i> disini maksudnya ‘minta’.
Minta naskah dengan tema ini. Minta naskah dengan jumlah pemain segini. Minta
naskah untuk pentas dua puluh menit atau satu jam atau dua jam. Minta naskah
kolosal, ada nyanyi-nyanyinya tapi jangan sulit-sulit, ada puisi-puisinya, ada
ayat-ayat Alkitabnya, dan sebagainya dan sebagainya. Awalnya saya setres. Lha,
dipikir mereka, saya ini super apa? Saya nggak nganggur, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">broow</i>. Tapi ya itu, diakui atau tidak diakui, disadari atau tidak
disadari, ternyata saya menikmati proses pembuatan naskah dan proses produksi
naskah tersebut. Jadi, biarpun sambil <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nggerundel
</i>dan nggak yakin, saya terima saja permintaan mereka. </span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Perhatikan ini: saya menulis tak lagi dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">the power of kepepet</i> , sudah ada reaksi
kimia disana. Semacam <b><i style="mso-bidi-font-style: normal;">phenylethylamine</i></b><b> </b><b><span style="font-weight: normal;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang entah sejak kapan tinggal di
dalem sini. Saya jatuh cinta dengan proses menulis. Jatuh cinta dengan proses berubahnya
naskah menjadi satu produksi yang hidup di atas panggung. Dan orang yang jatuh
cinta itu bermacam-macam bentuknya. Bentuk saya? Bergairah dan berusaha
merendah, tapi wujud yang keluar barangkali adalah kebanggaan yang terlalu
tinggi. Jauh lebih tinggi dari tinggi badan saya yang sebenarnya.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;"><br /></span></b></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;">Mau ngomong kalau saya sombong
aja kok susah amat ya. Iya, saya kok jadi sombong. Saya merasa pinter. Saya
merasa super. Saya merasa saya harus selalu didengerin kalau proses produksi
naskah saya sudah dimulai. Saya yang tadinya enggak pede ngomongin bagaimana
cara bikin naskah panggung, mendadak jadi merasa yang ahli. Padahal apalah saya
ini sih dibandingkan Arifin C. Noer, Nano Riantiarno, Agus Noor yang
kemampuannya jauuuuhhh diatas saya itu? Yang sudah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">go international</i> sejak lama. Diakui sana-sini sebagai<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>penulis. Lha saya? Yang mengakui saya penulis
itu ya saya sendiri, dan suami saya kayaknya. Itu pun karena saya yang paksa suami.
Suami bisa saya paksa dengan ancaman “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ntar
malem tidur sendiri loh!” </i>atau “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ntar
malem posisinya nggak macem-macem loh!”</i> atau… tuh kan saya jadi ngelantur.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;"><br /></span></b></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;">Jadi ceritanya saya ini lagi
berusaha keras. Gimana sih caranya supaya saya tetap serendah atau sependek
fisik saya? Kenapa sulit untuk tetap merasa jadi orang biasa? Sulit untuk
netral terhadap diri sendiri? Sulit untuk meletakkan ego, gengsi dan kebanggaan
berlebih itu di bawah pantat saya?</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;"><br /></span></b></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;">Saya jadi penasaran, gimana ya si
William Shakespeare kalau sekarang masih hidup dan melihat naskah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Twelfth Night</i> dipentaskan
berulang-ulang? Gimana ya rasanya si Victor Hugo melihat novel <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Les Miserable</i>-nya jadi pertunjukan musikal
panggung yang memenangkan 8 Tony Awards? Atau si Jonathan Larson yang nggak
sempat mengalami kesuksesan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rent</i>
hasil karyanya karena keburu mati sebelum sukses dipentaskan di panggung
Broadway?</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;"><br /></span></b></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;">Saya nggak mau ah mati dulu gara-gara
diduduki kesombongan saya sendiri <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sebelum
melihat hasil karya saya dipentaskan di panggung besar minimal di Taman Ismail
Marzuki. Tuh kan, sombong lagi. </span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;"><br /></span></b></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><span style="font-weight: normal;">Ah, susahnya untuk tidak
mengembangkempiskan hidung saat diapresiasi. Susahnya untuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">stay cool </i>saat dipuji. Susahnya untuk tidak sombong....</span></b></span></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br />
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><b><i><span style="font-weight: normal; line-height: 115%;">Curcol bla bla bla ini ditulis di sela-sela tugas revisi bikin SOP dan proposal
kegiatan di kantor<br />Kamis, 25 September 2014<br />11:27 am</span></i></b></span></span></div>
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span></span><br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span style="font-size: xx-small;"><b><i><span style="font-weight: normal; line-height: 115%;">PS: Hati, tolong jangan berharap ‘like’ atau pujian yah… Plisss….</span></i></b></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 115%;"></span></i></span></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">
</span><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><span class="fullpost">
</span></span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-15283153.post-58850317317446027082014-03-20T16:43:00.002+07:002015-06-04T12:52:51.104+07:00"Ada! Ibu rumah tangga!"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH_9AQ_17y3LAwmbJjfviMG4JdSTyXn_mVJh9LWBLphEdZeNp3tGHixD7v4ZrWx087Nn42OBn49_8K8Kpn4t3wiYl7o6815FDsAelf-kGd520PIMIuiSBA62HegSSi3itwwz3k/s1600/stay-at-home-mom.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="318" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH_9AQ_17y3LAwmbJjfviMG4JdSTyXn_mVJh9LWBLphEdZeNp3tGHixD7v4ZrWx087Nn42OBn49_8K8Kpn4t3wiYl7o6815FDsAelf-kGd520PIMIuiSBA62HegSSi3itwwz3k/s1600/stay-at-home-mom.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejak subuh tadi perempuan itu sibuk. Menjerang air.
Menyiapkan sarapan. Mencuci baju. Belanja sayuran di depan rumah. Supaya tiap
makhluk hidup yang tinggal serumah dengannya dapat memulai hari dengan tenang.
Tak berapa lama suaminya bangun. Seperti biasa, ritual yang dilakukan adalah
mandi, ganti baju kemudian sarapan. Setelah membaca surat kabar sebentar, sang
suami berangkat. Itu berarti tinggal makhluk hidup satu lagi dalam rumah itu yang
belum memulai harinya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Si perempuan membuka pintu kamar si makhluk hidup satunya,
yaitu anak laki-lakinya – seorang mahasiswa – dengan hati-hati. Sebab ia tahu semalam
anaknya tidur lewat jam dua belas karena mengerjakan tugas kuliah. Lewat pukul sembilan
pagi, setelah ia merapikan kamar tidurnya, dan anaknya belum juga bangun, ia
bangunkan anaknya pelan-pelan karena ia tahu pukul sepuluh anaknya harus
mengikuti kelas wajib. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sambil menggerutu sedikit, tanpa ganti baju si anak
mengambil sarapan paginya, membawanya ke ruang tengah dan makan sambil nonton
siaran pagi. Selesai sarapan, si perempuan, ibunya bilang air hangatnya sudah
siap di kamar mandi untuknya. Pukul sepuluh kurang sedikit, si anak sudah
sampai di kelasnya siap untuk mengikuti kuliah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Di rumah, ibunya menyiapkan makan siang untuk ia sendiri
lalu mulai menyeterika baju, menyapu dan mengepel lantai rumah. Menginjak sore,
sang ibu akhirnya punya waktu sejenak untuk diri sendiri. Diseduhnya teh dan
dibacanya novel yang minggu lalu ia beli. Tak lama, si suami pulang dan selesai
lah waktu untuk diri sendiri pada hari itu. Ia kembali menyiapkan air hangat
untuk mandi suaminya, lantas menyiapkan makan malam.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Si anak baru pulang ke rumah setelah makan malam – sambil mengomel
kanan kiri tentang dosen yang menyebalkan, tugas yang sulit, teman kuliah yang
cerewet dan juga pacar yang cemburuan. Didengarkannya curhatan si anak dengan sabar sambil menemaninya makan
malam. Perempuan itu mengerti bahwa malam itu akan dilewati lagi oleh anaknya
hingga larut untuk mengerjakan tugas kuliah yang belum rampung. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Esoknya, rutinitas sang ibu tetap sama, namun anaknya bangun
lebih pagi. Ia makan sarapannya dengan cepat dan buru-buru berangkat kuliah.
Pagi itu, si anak ada janji kerja kelompok bersama teman-teman sekelasnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Di kampus, selesai kerja kelompok, mereka ngobrol <i>ngalor ngidul</i> – mengeluhkan pekerjaan apa
yang akan dilakukan selepas lulus nanti. Ada yang bilang kalau ia pernah
ditawari kerja di bank, tapi ngeri dengan targetnya yang berbunyi satu setengah
em. Ada juga yang menyahut lebih ngeri lagi kalau dapat kerja yang waktunya <i>shift-shiftan - </i>kapan pacarannya coba? Lantas mereka berpikir: <i>Memang ada pekerjaan yang gampang? Yang nggak
pake target?</i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Si anak laki-laki tadi, sambil makan bekal yang disiapkan oleh ibunya, berucap dengan lantang: “Ada! Ibu
rumah tangga!”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sementara di rumahnya, sang ibu sedang memasak makanan kesukaan anaknya
untuk makan malamnya nanti karena ia tahu anaknya baru melewati dua malam yang
melelahkan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Thursday, 20 March
2014<br />
4:45 pm<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #660000; font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<span class="fullpost">
</span><div class="blogger-post-footer"><SCRIPT LANGUAGE="Javascript" TYPE="text/javascript" SRC="http://www.tag-board.com/tagboard.js?boardname=jcmonika"></SCRIPT>
<table width="200" cellpadding="2" cellspacing="0" border="0">
<tr>
<td width="200" height="200" valign=top>
<iframe src="http://www.tag-board.com/my.tag?name=jcmonika" name="tag" width="200" height="200"
marginwidth="0" marginheight="0"></iframe>
<script>netscape_support();</script>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<a href="http://www.tag-board.com/" target="_new">Powered by TagBoard Message Board</a>
</td>
</tr>
<tr>
<td>
<form action="http://www.tag-board.com/add.tag" method="post" name="tagform" target="tag">
<input type="hidden" name="name" value="jcmonika">
Name<br>
<input name="tagname" maxlength="20"><br>
URL or Email<br>
<input name="tagurl" maxlength="100"><br>
Messages(<a href="http://www.tag-board.com/smilies/smilies.htm" onClick="return pop_up_smilies();" target="_blank">smilies</a>)
<br>
<textarea cols="24" rows="3" name="message" wrap></textarea><br>
<input class=button type="submit" value="TAG" onclick="return Clear_Last_Message_on_Submit();">
</form>
<script>rememberme()</SCRIPT>
</td>
</tr>
</table></div>~ jessie ~http://www.blogger.com/profile/13035910343408259481noreply@blogger.com3