Oke, saya memang sudah sering mendengar hal yang baru saya dengar. Tapi itu tidak terjadi di sekitar saya. Atau paling nggak, saya sendiri dan orang-orang yang saya kenal tidak mengalaminya. Biasanya lebih sering saya baca di surat kabar atau dengar di televisi, baik melalui berita nasional maupun infotainment. Saya bicara tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT - Sumpah, ga ada hubungannya sama KD-Anang).
Perempuan ini cantik. Ia juga lulus dengna nilai diatas rata-rata. Dan pada waktu ia kuliah, ia punya pacar yang tampan. Orang tuanya juga tidak mengalami kesulitan yang berarti secara ekonomi. Maka tak heran jika semua mengira hidup perempuan ini bahagia.
Tapi ada yang orang-orang tidak tahu. Orang-orang tidak tahu bahwa sudah sejak berpacaran, kekasihnya yang tampan itu suka memukulnya jika ia marah. Yang tahu barangkali hanya sahabat dan orang tuanya. Dan mereka sudah memberikan nasehat dan saran berkali-kali untuk meninggalkan kekasihnya itu. Mereka memang pernah putus, tapi atas nama cinta mereka kembali menjalin hubungan sampai akhirnya memutuskan untuk menikah. Tidak sedikit yang urun pendapat untuk mempertimbangkan ulang keputusannya untuk menikahi lelaki itu. Tetapi, lagi-lagi atas nama cinta dan pengakuan lelaki itu untuk sebuah perubahan yang positif menyebabkan perempuan ini mengucapkan janji setia di depan altar bersama kekasihnya itu.
Beberapa tahun kemudian. Anaknya sudah dua. Yang kedua baru berumur beberapa bulan. Ia pulang ke rumah orang tuanya bersama kedua anaknya. Matanya sembab dan di beberapa tempat ada biru-biru lebam yang mencurigakan. Tapi setiap kali ditanya ia bilang ia hanya jatuh. Pernah juga ia menjawab tidak sengaja terkena seterika panas. Banyak yang tidak percaya tentu saja, tapi perempuan ini bersikeras bahwa itu semua hanya kecelakaan belaka. Beberapa waktu kemudian ia meninggal. Visum membuktikan bahwa luka-luka di sekujur tubuhnya bukan karena jatuh, bukan pula karena seterikaan panas yang 'tidak sengaja' mengenai tubuhnya. Dan saksi-saksi yang ada bilang bahwa ia disiksa oleh suaminya, tapi ia tidak punya keberanian untuk mengatakan pada orang-orang, bahkan kepada orang tuanya sendiri, karena ia hanya akan disiksa lebih keras. Lelaki tampan itu sekarang buron. Entah dimana dia sekarang.
Saya miris. Barangkali karena sebegitu dekatnya kisah itu nyata terjadi di dekat saya. Sepasang suami istri itu dulu mahasiswa di kampus tempat saya bekerja. Tapi barangkali yang menyebabkan lebih miris adalah ketidakberanian perempuan itu untuk melapor. Memang ada agama-agama yang melarang untuk bercerai, tapi untuk kasus seperti ini butuh terapi dan perhatian khusus. Jangan pernah meniru perempuan-perempuan lemah basuhan sinetron yang sering nongol di televisi. Yang bisanya hanya berdoa, menangis dan menanti uluran tangan saja - dengan dalih: pembalasan ada dalam tangan Tuhan. Berdoa tentu sah-sah saja. Oke-oke saja. Kita memang harus berdoa untuk tiap hal yang kita harapkan dan kerjakan. Tapi berdoa saja tidak cukup! Lakukan sesuatu! Perempuan diciptakan tidak dari tulang tumit laki-laki untuk diinjak-injak, tidak juga dari kepala laki-laki untuk menginjak-injak, tapi perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki karena di mata Sang Pencipta, yang menyebabkan laki-laki dan perempuan adalah SEPADAN.
Perempuan, hargailah dirimu sendiri. Setinggi apa kamu menghargai dirimu? Setinggi apa yang sudah kamu lakukan untukmu sendiri. Jangan pernah, jangan pernah biarkan siapapun termasuk suamimu, anak-anakmu, keluargamu, siapapun menginjak-injak martabatmu. Tidak menghargai keberadaanmu. Tapi juga jangan pernah kamu sendiri melecehkan dan bahkan tidak menghormati mereka.
Monday, 21 December 2009
6:34 pm
Perempuan ini cantik. Ia juga lulus dengna nilai diatas rata-rata. Dan pada waktu ia kuliah, ia punya pacar yang tampan. Orang tuanya juga tidak mengalami kesulitan yang berarti secara ekonomi. Maka tak heran jika semua mengira hidup perempuan ini bahagia.
Tapi ada yang orang-orang tidak tahu. Orang-orang tidak tahu bahwa sudah sejak berpacaran, kekasihnya yang tampan itu suka memukulnya jika ia marah. Yang tahu barangkali hanya sahabat dan orang tuanya. Dan mereka sudah memberikan nasehat dan saran berkali-kali untuk meninggalkan kekasihnya itu. Mereka memang pernah putus, tapi atas nama cinta mereka kembali menjalin hubungan sampai akhirnya memutuskan untuk menikah. Tidak sedikit yang urun pendapat untuk mempertimbangkan ulang keputusannya untuk menikahi lelaki itu. Tetapi, lagi-lagi atas nama cinta dan pengakuan lelaki itu untuk sebuah perubahan yang positif menyebabkan perempuan ini mengucapkan janji setia di depan altar bersama kekasihnya itu.
Beberapa tahun kemudian. Anaknya sudah dua. Yang kedua baru berumur beberapa bulan. Ia pulang ke rumah orang tuanya bersama kedua anaknya. Matanya sembab dan di beberapa tempat ada biru-biru lebam yang mencurigakan. Tapi setiap kali ditanya ia bilang ia hanya jatuh. Pernah juga ia menjawab tidak sengaja terkena seterika panas. Banyak yang tidak percaya tentu saja, tapi perempuan ini bersikeras bahwa itu semua hanya kecelakaan belaka. Beberapa waktu kemudian ia meninggal. Visum membuktikan bahwa luka-luka di sekujur tubuhnya bukan karena jatuh, bukan pula karena seterikaan panas yang 'tidak sengaja' mengenai tubuhnya. Dan saksi-saksi yang ada bilang bahwa ia disiksa oleh suaminya, tapi ia tidak punya keberanian untuk mengatakan pada orang-orang, bahkan kepada orang tuanya sendiri, karena ia hanya akan disiksa lebih keras. Lelaki tampan itu sekarang buron. Entah dimana dia sekarang.
Saya miris. Barangkali karena sebegitu dekatnya kisah itu nyata terjadi di dekat saya. Sepasang suami istri itu dulu mahasiswa di kampus tempat saya bekerja. Tapi barangkali yang menyebabkan lebih miris adalah ketidakberanian perempuan itu untuk melapor. Memang ada agama-agama yang melarang untuk bercerai, tapi untuk kasus seperti ini butuh terapi dan perhatian khusus. Jangan pernah meniru perempuan-perempuan lemah basuhan sinetron yang sering nongol di televisi. Yang bisanya hanya berdoa, menangis dan menanti uluran tangan saja - dengan dalih: pembalasan ada dalam tangan Tuhan. Berdoa tentu sah-sah saja. Oke-oke saja. Kita memang harus berdoa untuk tiap hal yang kita harapkan dan kerjakan. Tapi berdoa saja tidak cukup! Lakukan sesuatu! Perempuan diciptakan tidak dari tulang tumit laki-laki untuk diinjak-injak, tidak juga dari kepala laki-laki untuk menginjak-injak, tapi perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki karena di mata Sang Pencipta, yang menyebabkan laki-laki dan perempuan adalah SEPADAN.
Perempuan, hargailah dirimu sendiri. Setinggi apa kamu menghargai dirimu? Setinggi apa yang sudah kamu lakukan untukmu sendiri. Jangan pernah, jangan pernah biarkan siapapun termasuk suamimu, anak-anakmu, keluargamu, siapapun menginjak-injak martabatmu. Tidak menghargai keberadaanmu. Tapi juga jangan pernah kamu sendiri melecehkan dan bahkan tidak menghormati mereka.
Monday, 21 December 2009
6:34 pm