Sunday, February 06, 2022

ketika yesus ngopi di rumah saya


Pernah suatu hari Yesus berkunjung ke rumah. Berkunjung saja. Saya kira Dia berkunjung karena mau menasehati saya yang sudah tidak pernah datang ke gereja. Tidak pernah pula ibadah online lewat Youtube atau Zoom seperti teman-teman saya lain. Saya kira Dia bakal mengacungkan telunjuknya ke saya sambIl bilang: “Hai, kamu, domba yang hilang, pulanglah dan kembalilah ke gereja!” Saya kira begitu. Tapi ternyata tidak.

Mas gondrong ini malah keliling-keliling rumah saya sambil melihat koleksi buku-buku saya di rak. Dia tanya-tanya kenapa saya bisa membaca buku Harry Potter berkali-kali sementara menyelesaikan buku The Casual Vacancy tidak berhasil padahal penulisnya sama. Kemudian Dia melihat bungkusan-bungkusan kopi saya hasil membeli dan diberi dan bertanya ini itu tentang kopi itu sama antusiasnya dengan ketika Dia menanyakan soal buku-buku saya.

Kemudian gerimis mulai datang dan saya mulai panik. Saya khawatir gerimisnya akan segera menjadi hujan deras sementara saya ingat saya belum sempat membetulkan atap rumah. Saya sibuk. Selama pandemi ini saya sibuk merawat mereka yang dinyatakan positif bervirus dan harus tinggal di rumah sakit. Saya mengutuk virus ini tapi saya juga mengutuk orang-orang yang abai dengan kesehatan mereka sendiri seperti tidak mengenakan masker, kumpul-kumpul nggak penting sambal cupika cupiki, ketawa-ketawa, tapi ketika mereka kena dan harus dirawat di RS, saya dan teman-teman saya di RS juga yang repot. Iya saya sesibuk itu sehingga saya lupa merawat rumah saya sendiri. Barangkali lupa juga bagaimana merawat diri sendiri.

Dan benarlah, tak lama hujan deras dan saya mulai mengomel dalam hati. Saya meninggalkan Yesus yang memutuskan membaca 1984-nya George Orwell sambil minum kopi yang saya bikin sebelumnya. Di beberapa tempat di rumah mulai terdengar tetesan air hujan masuk. Saya sibuk mondar-mandir mengambil ember atau apa pun yang bisa menampung tetesan-tetesan air itu sambil berharap-harap cemas supaya hujan tidak akan bertambah deras lagi. Apa daya, harapan tinggallah harapan. Hujan makin deras. Di ruang depan, air hujan merembes lewat dinding. Saya mulai mengeluarkan handuk-handuk untuk saya taruh di lantai agar air tidak banyak menggenang di lantai. Saya intip di ruang baca saya, Yesus masih santai membaca sambil menyeruput kopinya. Ada ketenangan di wajahnya yang tidak saya pahami dan bikin saya terganggu. Apa Dia tidak tahu kalau saya butuh bantuan? Kok Dia enak-enak baca sambil ngopi sementara saya kerepotan begini? Tapi saya cuma mengomel dalam hati saja karena saya enggan meminta tolong dan Dia adalah tamu kehormatan buat saya.

Hujan yang makin deras makin merepotkan saya, sementara genangan air mulai terlihat di sana sini. Barangkali karena kesal dan capek, saya masuk ke ruang baca dengan keadaan berantakan sambil setengah berteriak pada Yesus yang sedang duduk santai sambil membaca dan ngopi itu: “Mas Yesus, apa nggak lihat saya repot biar rumah nggak banjir? Bantu saya dong! Kalau rumah ini kebanjiran, Mas juga yang kena!”

Setelah semburan tidak sopan saya itu, saya menutup mulut saya sendiri dan menyesalinya. Kurang ajar sekali saya sama Tamu Kehormatan saya itu. Udah nggak pernah ke gereja, nyemprot Yang Empunya gereja lagi! Eh tapi ternyata Yesus langsung meletakkan bukunya dan menggulung lengan bajunya sambil berkata: “Lha kamu nggak bilang kalau butuh bantuan. Nggak percaya sama Saya atau nggak yakin Saya bersedia bantu kamu?”

Kemudian setelah menegak habis kopi bikinan saya, sambil bersiul-siul Dia mulai membersihkan genangan-genangan air yang sudah mulai muncul di ruang tengah. Di luar sana, hujan masih mengucur dengan deras, tapi melihatNya ikut membersihkan rumah saya yang tidak saya rawat dengan baik ini sambil bersiul-siul seperti itu, saya tidak sepanik dan sekhawatir tadi.

“Kopi kamu enak,” kataNya sambil memeras handuk yang Ia pakai di atas ember untuk membersihkan genangan tadi. “Gayo ya?”

 

Ditulis tahun 2021 menjelang serangan Delta
Diunggah tahun 2022 saat serangan Omicron dimulai

0 komentar ajah: